Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Apa Saja Pengaruh Emosi Bagi Kualitas Interaksi?
2 Desember 2024 13:23 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari syarah aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Emosi adalah respon psikologis dan fisiologis yang muncul sebagai reaksi terhadap stimulus tertentu yang melibatkan berbagai perasaan subjektif seperti kegembiraan, kesedihan, kemarahan, rasa bersalah, takut, bahkan perasaan cinta. Biasanya emosi akan disertai dengan respon fisiologis seperti pernapasan yang cepat, peningkatan denyut jantung, atau perubahan lebar pupil mata. Secara sederhana, emosi dapat diartikan sebagai perasaan yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu yang ditampilkan sebagai reaksi terhadap kejadian yang dialami oleh individu dalam hubungannya dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Hubungan dengan orang lain atau biasa disebut juga dengan hubungan interpersonal merupakan hubungan interaksi antara 2 orang yang memiliki ketertarikan dan ketergantungan satu sama lain. Mencakup komunikasi langsung di mana informasi, perasaan, dan pandangan dipertukarkan yang melibatkan komunikasai verbal dan nonverbal. Dalam hubungan ini memerlukan rasa saling pengertian dan empati antara individu yang terlibat, biasanya terjalin dalam konteks keluarga, teman, atau rekan kerja.
Emosi memiliki pengaruh yang besar bagi keberlangsungan hubungan interpersonal yang dilakukan. Saat berinteraksi dengan orang lain, emosi yang dikeluarkan, baik itu emosi positif maupun emosi negatif akan berdampak bagi lawan bicara. Emosi yang tidak dikelola dengan baik dapat memperkeruh suasana sehingga dapat merenggangkan hubungan keduanya. Namun, apabila emosi yang ditampilkan adalah emosi yang baik maka dapat meningkatkan hubungan interaksi dan memperkuat hubungan antar individu. Untuk itu, kita memerlukan apa yang disebut dengan kecerdasan emosional.
ADVERTISEMENT
Kecerdasan emosional sangat penting bagi seseorang. Dalam mengendalikan emosinya, Kecerdasan Emosional diperoleh dari 5 aspek, yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain. Sebagaimana Goleman (2016) menjelaskan bahwa keselarasan suasana hati individu adalah inti dari hubungan sosial yang baik, Cherniss dan Goleman (2001) juga mengatakan bahwa kecerdasan emosional memengaruhi suatu kualitas hubungan pada individu. Semakin tinggi Tingkat kecerdasan emosional mereka, maka akan semakin tinggi juga kesempatan untuk berhasil dalam hubungan interpersonal.
Ketika berkomunikasi, kita akan menggunakan ekspresi dan mimik wajah sebagai salah satu pelengkap komunikasi yang baik. Ekspresi emosional, seperti senyuman atau ekspresi marah dapat memengaruhi susasana interaksi secara langsung. Apabila saat berinteraksi seseorang menampilkan ekspresi marah maka akan tercipta suasana tegang dan bermusuhan sehingga orang lain merasa terancam dan defensif. Sebaliknya, apabila ekspresi kebahagiaan yang ditampilkan saat berinteraksi, maka akan menciptakan suasana positif dan menyenangkan yang membuat orang lain merasa nyaman dan bersikap terbuka kepada interaksi.
ADVERTISEMENT
Dalam memberikan pesan kepada orang lain, kecerdasan emosional seseorang juga berperan penting atas tersampaikannya pesan tersebut dengan baik atau tidak. Ketika seseorang menyampaikan pesan dengan emosi positif, penerima pesan akan lebih mudah menerima dibandingkan saat disampaikan dengan emosi yang negatif. Hal tersebebut mampu untuk mencegah kemungkinan terjadinya mispersepsi sehingga komunikasi akan berjalan dengan lancar.
Bagi individu yang menerima pesan, emosi berperan dalam penafsiran pesan dalam berinteraksi. Saat individu memiliki kecerdasaan emosional yang baik, individu akan mampu mengelola emosi yang berada di dalam dirinya. Ketika individu berada dalam keadaan emosional yang positif, maka mereka cenderung lebih terbuka terhadap kritik dan saran, melihat kritik dan saran tersebut sebagai bahan untuk lebih baik lagi, bahkan merasa senang telah diberikan masukan. Namun, bagi individu yang menerima pesan dengan keadaan emosional negatif, seperti stress, individu mungkin akan lebih tertutup terhadap kritik, menjadi individu yang defensif, atau bahkan menyalahkan orang lain atas hal tersebut sehingga menyebabkan konflik dalam interaksi interpersonal yang dilakukan.
ADVERTISEMENT
Secara lebih jelasnya, pengaruh emosi terhadap kualitas interaksi dapat terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Pengaruh emosi positif terhadap kualitas interaksi
Sedikitnya, ada 2 pengaruh emosi positif terhadap kualitas interaksi interpersonal, diantaranya adalah,
a. Meningkatkan Keterbukaan dan Kepercayaan
Ketika seseorang berinteraksi menggunakan emosi yang positif, orang lain akan cenderung lebih nyaman sehingga mudah untuk terbuka terhadap dirinya. Individu dengan emosi positif juga cenderung lebih dipercaya dibandingkan Individu dengan emosi negatif.
b. Keterlibatan emosional yang kuat dalam suatu hubangan interpersonal mampu untuk memperkuat ikatan hubungan tersebut. Apabila individu melibatkan emosi dalam hubungannya, maka ia dapat merasakan perasaan yang sama dengan orang lain di dalam hubungan tersebut. Contohnya adalah Ketika berteman dengan seseorang lalu orang tersebut bercerita tentang kegembiraanya, maka kita akan ikut bahagia bersama orang tersebut.
ADVERTISEMENT
2. Pengaruh emosi negative terhadap Kualitas Interaksi
Pengaruh emosi negative terhadap Kualitas interaksi diantaranya adalah,
a. Mengganggu Komunikasi
Emosi negatif dapat menurunkan kemampuan individu dalam berkomunikasi secara efektif. Ketika Individu merasa marah ataupun cemas, mereka cenderung mengungkapkan perasaan tersebut menggunakan bahasa dan nada yang agresif sehingga menimbulkan konflik dalam hubungan interpersonal tersebut.
b. Mengurangi Empati
Individu yang berinteraksi dengan emosi yang negatif akan lebih sulit untuk berempati saat berinteraksi karena terjebak dengan perasaan negatif yang sedang dimiliki sehingga menghambat kemampuan untuk memberikan dukungan sosial yang diperlukan.
Jadi, emosi merupakan hal yang pasti dimiliki bagi setiap individu, tanpa disadari seluruh interaksi yang kita lakukan bergantung pada emosi yang ditampilkan. Maka dari itu, sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi, kita harus terus belajar bagaimana cara mengelola emosi dengan tepat, karena kualitas interaksi dalam hubungan interpersonal yang baik sangat tergantung dari seberapa baik pengelolaan emosi diri ketika berinterkasi.
ADVERTISEMENT