Konten dari Pengguna

Penyesuaian Bandara Internasional dan Harga Tiket Pesawat yang Mahal

25 Oktober 2024 11:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif iskandar Khusain tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
gambar ini di dapat dari penelusuran ai
zoom-in-whitePerbesar
gambar ini di dapat dari penelusuran ai
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa waktu terakhir, isu mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia telah menarik perhatian berbagai pihak, termasuk Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Persoalan ini menjadi semakin hangat setelah ditemukan adanya dugaan kartel tiket pesawat oleh beberapa maskapai. Putusan KPPU yang diperkuat oleh Mahkamah Agung mewajibkan para maskapai terlapor untuk melaporkan setiap perubahan kebijakan terkait persaingan usaha kepada KPPU. Langkah ini diambil sebagai bentuk pengawasan guna mencegah praktik anti-persaingan yang bisa merugikan konsumen.
ADVERTISEMENT
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, juga memberikan perhatian serius terhadap masalah ini. Ia menyampaikan bahwa pemerintah sedang merancang kebijakan dalam empat tahap yang diharapkan bisa menurunkan harga tiket pesawat menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk menciptakan keseimbangan antara kualitas layanan bandara internasional dan harga tiket yang kompetitif.
Namun, persoalan ini tidak hanya berkaitan dengan kebijakan maskapai dan pengawasan dari KPPU. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, membantah klaim bahwa harga avtur di Indonesia merupakan yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Pernyataan ini ditegaskan oleh PT Pertamina Patra Niaga, yang memastikan bahwa harga avtur di Indonesia cukup kompetitif dan bahkan lebih rendah dibandingkan beberapa negara tetangga dengan lanskap geografis yang serupa, seperti Singapura. Pada bulan September 2023, harga avtur di Indonesia berada di kisaran Rp 13.211/liter, sementara di Singapura mencapai Rp 23.212/liter.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, harga avtur bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan mahalnya tiket pesawat. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menekankan bahwa ada berbagai faktor lain yang juga memengaruhi kenaikan harga tiket. Oleh karena itu, pemerintah telah membentuk Komite Supervisi Harga Tiket Angkutan Penerbangan Nasional, yang bertugas untuk mengevaluasi komponen biaya tiket pesawat secara lebih menyeluruh.
Luhut memastikan bahwa upaya penurunan harga tiket pesawat masih berjalan, dan pemerintah akan terus berupaya agar harga tiket bisa lebih terjangkau. Namun, di sisi lain, penyesuaian bandara internasional yang lebih modern dan sesuai standar global juga memerlukan biaya tambahan. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri, karena pemerintah harus menemukan keseimbangan antara meningkatkan kualitas infrastruktur penerbangan dan menjaga harga tiket agar tetap ramah bagi konsumen.
ADVERTISEMENT

Kebijakan yang Ditunggu atau Beban Baru Bagi Masyarakat?

Ilustrasi Pesawat Jet Pribadi G650. Foto: Shutterstock
Dari satu sisi, penyesuaian bandara internasional memang sangat penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global. Bandara yang lebih modern dengan layanan yang lebih baik akan membuat Indonesia lebih kompetitif di sektor pariwisata dan bisnis internasional. Namun, jika kebijakan ini tidak disertai dengan pengelolaan harga tiket yang bijaksana, masyarakat akan merasakan beban yang semakin berat. Penumpang kelas menengah yang menjadi tulang punggung penumpang domestik akan semakin sulit mengakses penerbangan murah, yang berimbas pada mobilitas masyarakat secara umum.
Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang menyeluruh dan transparan dalam hal penetapan harga tiket pesawat. Meskipun pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk menurunkan harga tiket, transparansi dalam proses tersebut sangat penting untuk memastikan bahwa kepentingan masyarakat luas tetap terjaga. Evaluasi terhadap komponen biaya, termasuk avtur dan kebijakan maskapai, harus terus dilakukan secara berkala.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup, kebijakan penyesuaian bandara internasional dan mahalnya harga tiket pesawat harus dilihat secara komprehensif. Pemerintah harus memastikan bahwa peningkatan kualitas bandara dan layanan penerbangan tidak malah membebani masyarakat. Sebaliknya, kebijakan ini harus menjadi solusi jangka panjang yang tidak hanya mendukung sektor penerbangan, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi konsumen, terutama dalam hal aksesibilitas dan keterjangkauan tiket pesawat.

Pertanyaan yang Muncul

Apakah kebijakan ini akan berhasil menurunkan harga tiket dan tetap menjaga kualitas layanan? Atau justru akan menambah beban masyarakat dalam jangka panjang? Hanya waktu yang bisa menjawab, namun dengan pengawasan dan pelaksanaan yang tepat, semoga kebijakan ini bisa memberikan solusi yang diharapkan.