Konten dari Pengguna

5 Poin Penting Dongkrak Dana Pensiun di Indonesia

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Edukator Dana Pensiun - LSP Dana Pensiun - Konsultan - Lulus S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
23 Desember 2024 11:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 menyebut tingkat inklusi keuangan dana pensiun di Indonesia hanya 5,42%. Angka tersebut menurun dari tahun 2021 yang sebesar 6,18%. Sedangkan Tingkat literasi dana pensiun di Indonesia pada tahun 2022 adalah 30,5%. Dokumen lain menyebut pangsa asset dana pensiun berbanding PDB (Produk Domestik Bruto) baru mencapai 7,18% dengan persentase peserta per Angkatan Kerja hanya 18,87% dari total angkatan kerja di Indonesia 152 juta (Agustus 2024).
ADVERTISEMENT
Pasar Angkatan kerja sangat besar, namun kepesertaan dana pensiun relatif kecil. Apalagi dana pensiun yang dikelola swasta (dana pensiun sukarela) relatif sangat kecil. Sejak ada di tahun 1992, kepesertaannya mencapai 3,8 juta orang dengan asset kelolaan mencapai 380 triliun. Bonus demografi yang sering didengungkan pun belum mampu mengangkat kepesertaan dan aset kelolaan dana pensiun. Sementera bonus demografi akan berakhir pada tahun 2038. Dan pada tahun 2045 struktur demografi akan bergeser, di mana jumlah penduduk non-produktif (usia 64 tahun) akan meningkat secara signifikan. Sehingga beban pembiayaan aging-population akan semakin membesar.
Data lain menyebut, pada tahun 2021, secara keseluruhan, jika aset BPJS TK, Taspen, Asabri, dan dana pensiun pihak swasta digabungkan maka cakupan dana pensiun di Indonesia secara keseluruhan mencapai 6,88% dari total PDB (https://ifgprogress.id/wp-content/uploads/2021/12/Econ.-Bulletin-Issue-2-Dana-Pensiun-23-Nov-2021-Final.pdf). Kondisi ini mengeaskan tingkat penetrasi dana pensiun di Indonesia memang tergolong sangat rendah.
ADVERTISEMENT
Penyebab rendahnya, tentu akibat masih sedikitnya partisipasi tenaga kerja di Indonesia pada program dana pensiun. Dari total angkatan kerja di Indonesia yang 152 juta (Agustus 2024) hanya 18,87% yang sudah memiliki program pensiun. Bandingkan dengan Malaysia yang sudah 61,42% dari PDB.
Kepesertaan dana pensiun di Indonsia masih rendah, kenapa?
Jadi mau tidak mau, penetrasi dana pensiun di Indonesia memnag harus ditingkatkan. Konsentrasi harus diarahkan pada upaya meningkatkan kepesertaan dana pensiun dari seluruh pekerja di Indoneisa, baik sektor formal maupun informal. Karena itu, titik perhatian dalam upaya pengembangan pasar dana pensiun menjadi penting diprioritaskan, antara lain:
1. Edukasi pentingnya dana pensiun secara berkelanjutan
2. Kemudahan akses untuk memiliki dana pensiun, utamanya bagi pekerja sektor informal.
3. Meningkatkan kualitas produk atau layanan dana pensiun yang ada
ADVERTISEMENT
4. Memperluas jangkauan pemasaran melalui kolaborasi dengan jasa keuangan lainnya
5. Menyajikan cara baru dalam mempromosikan dana pensiun ke publik.
Sangat penting public mengetahui lebih dalam tentang apa itu dana pensiun? Agar mengenal, mengetahui, dan menyadari pentingnya mempersiapkan hari tua atau masa pensiun sejak dini. Tentu saja, pengetahun public harus didukung oleh produk dana pensiun yang sesuai dengan kebutuhannya, di samping kemudahan akses membeli dana pensiun melalui digitalisasi. Agar tingkat penetrasi dana pensiun di Indonesia bisa tumbuh lebih signifikan. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #DanaPensiun