Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
62,5% Pekerja Milenial Mau Beli Dana Pensiun secara Online
21 Februari 2025 11:19 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akibat gaya hidup, ada yang berpendapat pekerja milenial tidak ingin memiliki program pensiun seperti DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Katanya, pekerja milenial dianggap kalangan “dompet tipis” disebabkan gampang terbuai oleh gaya hidup dan perilaku konsumtif, termasuk hobi nongkrong di warung kopi. Apa benar begitu?
ADVERTISEMENT
Survei edukator dana pensiun LSP Dana Pensiun (Desember 2024) terhadap 100 pekerja milenial, ternyata menyebutkan 100 persen pekerja milenial menganggap penting program pensiun sebagai persiapan untuk hari tua, saat tidak bekerja lagi. Hanya saja, hasil survei menyebutkan pula 62,5 persen pekerja milenial berminat membeli DPLK atau program pensiun secara online, bukan datang ke pemasaran atau melaui tenaga pemasar. Hal ini menunjukkan pentingnya akses digital yang gampang agar pekerja milenial dan publik bisa memiliki program pensiun.
Saat ditanya lebih lanjut, survei dana pensiun yang dilakukan Syarifudin Yunus ini, menyebutkan 61 persen pekerja milenial sama sekali tidak tahu tentang DPLK. Bahkan 86 persen responden menyatakan tidak punya dana pensiun atau DPLK untuk hari tuanya. Pesan inti dari kondisi ini, dana pensiun atau DPLK memang harus melakukan edukasi secara massif dan berkelanjutan. Karena faktanya, banyak pekerja milenial yang tidak tahu dana pensiun, apalagi Gen Z.
ADVERTISEMENT
“Survei dana pensiun di pekerja milenial ini menegaskan dana pensiun atau DPLK di Indonesia dapat tumbuh signifikan apabila focus pada edukasi dan akses digital. Tanpa dukungan kedua hal tersebut, dana pensiun sulit untuk bisa diminati publik. Mau sebagus apapun, bila pekerja tidak tahu manfaatnya, mau gimana?” ujar Syarifudin Yunus, edukator dana pensiun LSP Dana Pensiun hari ini.
Edukasi dana pensiun menjadi penting, agar pekerja milenial dapat memahami apa manfaat dana pensiun sebagai kesinambungan penghasilan di hari tua, di saat tidak bekerja lagi. Oleh karena itu, seharusnya edukasi dana pensiun menjadi agenda besar untuk dikampanyekan ke pekerja milenial. Di sisi lain, akses digital atau difgitalisasi pensiun sulit dihindari di era teknologi modern. Karena semuanya serba digital, maka dana pensiun pun harus menyediakan layanan digital khususnya untuk 1) pendaftaran menjadi peserta dana pensiun, 2) perubahan arahan investasi, dan 3) pencairan manfaat pensiun bila jatuh tempo. Selain itu, akses digital pun penting untuk meningkatkan edukasi-komunikasi dan pelayanan kepada peserta dana pensiun.
ADVERTISEMENT
Survei dana pensiun di kalangan pekerja milenial juga memberikan masukan yang positif, seperti perlunya dana pensiun promosi yang keren, memberi tahu peserta secara rutin, jangan dipersulit saat mencairkan manfaat pensiun, dipermudah untuk menjadi peserta dana pensiun, hasil investasinya harus bagus, dan yang penting akses digital. Karena bila sudha paham dana pensiun, terus mau beli ke mana? Pekerja milenial mengharapkan dapat membeli secara digital.
Terbukti, bahwa untuk meningkatkan kepesertaan dana pensiun dan asset kelolaan maka dibutuhkan edukasi dan akses digital. Agar pekerja milenial bisa memiliki akses ke dana pensiun. Karena pensiun, bukan soal waktu tapi soal keadaan. Mau seperti apa di hari tua? Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #EdukatorDanaPensiun