Konten dari Pengguna

A Cup of Coffee di Akhir Tahun, Kawanan Kera yang Menyesal

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Edukator Dana Pensiun - LSP Dana Pensiun - Konsultan - Lulus S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
28 Desember 2024 8:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah dengar cerita ini? Ketika kawanan kera mendengar bahwa petani yang selalu mengusir mereka dari ladang jagung telah meninggal dunia. Mereka merayakannya dengan gembira, begitu senangnya. Namun di tahun berikutnya, tidak ada lagi jagung yang bisa mereka curi dan makan di ladang. Tidak ada lagi petani yang menanamnya. Saat itulah kawanan menyadari dengan pahit bahwa petani yang mereka anggap “musuh” sebenarnya adalah orang yang menanam makanan mereka. Orang yang berjasa untuk mereka.
ADVERTISEMENT
Kisah kawanan kera dan petani, bisa jadi pelajaran. Bahwa seseorang yang dianggap musuh pun sangat diperlukan. Sebaliknya, bisa saja orang mungkin tidak menghargai tindakan kita hari ini. Tapi mereka akan mengakui pentingnya kita ketika kita tidak ada lagi. Jadi, tetaplah berbuat baik dan tebarkan manfaat di manapun. Apapun persepsi orang lain, selagi baik dan manfaat pasti pasti ada gunanya. Bila tidak sekarang ya nanti, waktu yang akan membuktikannya.
Begitu pula, bila ada orang yang berkuasa bertindak angkuh bak pahlawan. Gemar merendahkan, bahkan menyalahkan orang yang pernah berjasa padanya. Memanipulasi informasi, terkadang ambisi menghancurkan reputasi orang lain. Hati-hati, begitulah perilaku destruktif akibat arogansi seseorang. Orang yang sok berkuasa dan tidak punya empati pada orang lain. Realitas itu ada di sekitar kita.
ADVERTISEMENT
Ketahuilah, kita hidup di dunia ini bukan untuk orang lain. Bukan pula ditugasi untuk membalas keburukan orang lain. Biarkan saja, kita cukup terus memperbaiki diri. Tanpa peduli pada orang-orang yang tidak ada pengaruhnya terhadap aktivitas yang kita jalankan.
A cup of coffee di akhir tahun
Kawanan kera itu menyesal karena tidak ada lagi petani yang menanam jagung. Akibatnya, tidak ada lagi makanan di ladang. Sering kali, ada orang menganggap kita musuhnya. Tapi berikutnya, mereka menyesal karena sikap arogansinya sendiri. Kebaikan petani yang menanam jagung untuknya, justru dipersepsi sebagai musuhnya. Begitulah realitas yang bisa terjadi pada siapapun.
A cup of coffee di akhir tahun, hanya mengingatkan selalu ada saja orang yang bertindak jahat di dekat kita. Karena kita memang tidak bisa mengontrol mereka. Biarkan mereka yang berpikir dan bertindak buruk, maka mereka pula yang akan menanggung akibatnya sendiri. Kita cukup diam dan bersikap tenang. Karena the show must go on.
ADVERTISEMENT
Jadi, apapun celotehan orang biarkan saja. Kita hidup bukan untuk orang lain. Tapi untuk Allah, untuk menggapai ridho-Nya. Kita dan mereka sama saja, sekarang berada di atas tanah dan tujuan masuk ke dalam tanah. Tapi yang membedakan hanya amalan antara kita dan mereka. Seberapa banyak perbuatan baik dan manfaat yang ditebarkan untuk orang lain.
A cup of coffee di akhir tahun mengingatkan. Jangan pernah larut dalam kesenangan dunia, apalagi kelakuan jahat orang lain. Jangan terlena dengan sanjungan dan akal bulus orang lain. Kita tidak tahu di belakangnya? Teruslah kita introspeksi diri di mana pun, hingga kapan pun. Selamat ngopi! #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi