Konten dari Pengguna

Anak Rajin Baca Buku, Apa Masalahnya?

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
29 September 2024 9:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ini sekadar info, tentang kebiasaan membaca anak-anak usia sekolah sudah terbentuk di suatu daerah. Tentang peran taman bacaan masyarakat yang sudah bergemuruh, dan akses bacaan sudah dimanfaat anak-anak yang selama ini tidak tahu ke mana harus membaca buku?
ADVERTISEMENT
Tiap hari Minggu, aktivitas “Lab. Baca” di TBM Lentera Pustaka, sejatinya dimulai pukul 10.00 WIB. Dari total 200 anak hadir (140 anak TBM dan 60 anak Kelas Prasekolah), setiap Minggu selalu ada anak-anak sudah datang dan berada di TBM Lentera Pustaka sejak pukul 08.00 WIB. Lebih cepat ,5-2 jam sebelumnya sudah di TBM. Mereka datang memberi salam, cium tangan ke Pendiri TBM Lentera Pustaka. Setelah itu, memilih buku-buku di rak, lalu duduk di ruang baca utama. Satu anak yang "datang kecepatan" di TBM bisa mengambil 3-4 buku yang siap dibaca. Begitu nafsu untuk memilih dan membaca buku, mungkin karena masih sepi. Hebatnya, mereka datang dari kampung lain yang butuh 5-10 menit untuk berjalan kaki ke TBM Lentera Pustaka.
ADVERTISEMENT
Anak-anak yang “datang kecepatan” ke TBM. Sudah jadi tradisi beberapa anak di TBM Lentera Pustaka, lebih cepat lebih akrab dengan buku-buku. Fenomena itu jadi bukti, bahwa kebiasaan membaca sudah jadi habit, jadi kebiasaan. Bila sudah waktunya ke TBM, energi mereka begitu menggebu. Semangat membaca bukunya sudah hampir tidak bisa dibendung. Salut dan bersyukur banget, anak-anak yang tadinya tidak punya akses bacaan. Kini berubah jadi anak-anak yang dekat dengan buku, selalu semangat datang ke TBM Lentera Pustaka. Dan patut diingat, mereka membaca buku bukan pengen jadi kutu buku. Tapi mereka sadar baca buku itu penting. Katanya, jangan buang-buang waktu untuk hal yang tidak bermanfaat dan sia-sia.
Begitulah, bila taman bacaan sudah jadi “ekosistem”. Tidak ada lagi orang penting di taman bacaan. Semmua proses dan aktivitas sudah berjalan secara alami. Mau ada atau tidakwali baca, relawan atau Pendiri TBM Lentera Pustaka, anak-anak itu sudah pasti datang dan membaca buku. Bahkan sebentar lagi, ibu-ibu yang mengantar anaknya ke TBM dengan mengendarai motor berdatangan. Ditambah pedagang kampung keliling sudah siap mangkal. TBM Lentera Pustaka hari ini sudah jadi ekosistem, sudah berjalann secara alamiah. Masalahnya, tinggal pengelola-nya mau melayani atau tidak? Begitulah yang terjadi di TBM Lentera Pustaka.
Anak-anak yang rajin membaca buku di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor
Sekadar napak tilas. Setelah 7 tahun beroperasi, TBM Lentera Pustaka saat ini menjalankan 15 program literasi, mulai dari 1) TABA (TAman BAcaan) dengan 140 anak pembaca aktif dari 4 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya, Sukajadi), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 60 anak usia prasekolah, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 30 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat, 11) LITFIN (LITerasi FINansial), 12) LIDAB (LIterasi ADAb), 13) MOBAKE (MOtor BAca KEliling), 14) Rooftop Baca, dan 15) Kopi Lentera, kafenya literasi tempat ngopi sambil baca. Beroperasi 6 hari dalam seminggu (kecuali Senin), TBM Lentera Pustaka didukung oleh 6 wali baca dan 12 relawan dengan koleksi lebih dari 10.000 buku bacaan. Tidak kurang 200 orang tercatat sebagai pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya.
ADVERTISEMENT
Datang kecepatan ke taman bacana, apa masalah? Sama sekali tidak, itu tanda kebiasaan membaca sudah berlangsung di suatu daerah. Ketika kaki anak-anak begitu mudah melangkah ke taman bacaan, di situlah membaca jadi kegiatan yang asyik dan menyenangkan. Lanjutkan Nak, tidak masalah datang kecepatan ke TBM karena itu perilaku baik dan bermanfaat.
Jadi publik di luar sana, bisa masih bertanya. Ngapain di taman bacaan? Tolong kasih tahu saja, siapapun yang ada dan berada di taman bacaan berarti sudah berada di jalan yang benar. Sudah baca belum hari ini? Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka