Apa Ada Sukses Besar Tanpa Dimulai Dari Kebaikan Kecil?

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
14 Desember 2021 11:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa sih yang kamu dambakan dalam hidup?
Kata banyak orang, yang paling didambakan adalah harta, pangkat, dan jabatan. Bila perlu bisnis yang lancar, ketenaran, dan kepandaian. Itulah yang disebut “hal besar” dalam hidup. Tidak dapat dipungkiri, memang begitu realitasnya. Makanya, hal-hal besar seperti harta, pangkat, dan jabatan dering dikejar banyak orang.
ADVERTISEMENT
Tapi berbeda halnya dengan taman bacaan. Di taman bacaan, pegiat literasi dan relawan hanya memulai apapun dari hal-hal kecil. Masih diberi sehat, masih bisa tidur nyenyak, dan masih bisa makan itu hal-hal kecil yang patut disyukuri. Ya, hal-hal kecil yang sering dilupakan orang. Karena terasa “kecil”, hal-hal kecil memang sering diabaikan dan dilupakan. Sekalipun memberi keberkahan dan hidup yang lebih bermakna.
Memulai hal-hal kecil di taman bacaan. Dari menemani anak-anak yang membaca, mengajar buta huruf, membuatkan kopi tamu, bertepuk tangan untuk anak-anak yang main angklung, hingga menandatangani kartu baca. Itu semua hal-hal kecil. Taman bacaan itu bukan untuk “menyingkirkan” era digital atau bermain gawai. Tapi untuk menyeimbangkan aktivitas keseharian anak-anak dengan membaca buku. Terselip kebiasaan membaca buku di keseharian, itu sudah cukup.
ADVERTISEMENT
Jadi, hidup itu tidak melulu mendambakan hal-hal yang besar. Tapi cukup dengan hal-hal yang kecil. Asal memberi manfaat positif untuk orang lain. Menebar kebaikan kepada sesame. Selagi bisa selagi mampu. Karena hidup tidak selalu dinilai dari “untung-rugi”. Tapi dinilai dari “seberapa manfaat untuk orang lain”.
Seperti anak kecil yang baru memulai belajar. Mereka tidak bisa dipaksakan untuk belajar yang besar-besar. Apalagi yang sulit. Cukup belajar dari hal-hal kecil dan sederhana. Memberi salam, cium tangan, antre. Kapan harus main, kapan harus membaca buku. Itu semua hal kecil kok. Tapi harus ada yang mau mengajarkan, bukan hanya bisa menyalahkan. Bukan saat berani menyalahkan harus mampu memberi contoh yang benar?
Jadi, dambakanlah hal-hal kecil. Sebelum mendambakan hal-hal besar. Seperti di taman bacaan, semuanya dimulai dari yang kecil. Datang ke taman bacaan, memilih buku, membaca, dan lapor bila sudah dibaca untuk ditandatangani wali baca. Mulailah membaca dari yang kecil-kecil. Karena anak-anak di taman bacaan, hanya butuh memulai dari yang kecil, sederhana, dan dilakukan berulang-ulang.
mengajar kaum buta huruf itu soal kecil, bukan hal yang besar
Lalu, bagaimana bisa mengejar hal-hal besar. Tapi megabaikan hal-hal yang kecil. Berharap bisa meraih sukses, meraih keberuntungan dan keberkahan. Tapi sayang, tidak mau memberi manfaat kepada orang lain. Tidak mau berbagi dan berbakti di taman bacaan.
ADVERTISEMENT
Memulai dari hal yang kecil, itulah yang dilakukan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Sejak berdiri tahun 2017, TBM Lentera Pustaka awalnya hanya memiliki 14 anak dan menjalankan program taman bacaan saja. Tapi kini, TBM Lentera Pustaka terus berkembang dan beragam program literasi seperti: 1) TABA (Taman BAcaan) dengan 160 anak yang rajin membaca seminggu 3 kali (Rabu-Jumat-Minggu) dan berasal dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar buta huruf, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia prasekolah, 4) TBM Ramah Difabel dengan 3 anak difabel, 5) KOPERASI LENTERA dengan 31 ibu-ibu anggota koperasi simpan pinjam, 6) YAtim BInaan (YABI) dengan 14 anak yatim, dan 7) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 8 kaum jompo yang dibina. Tidak kurang dari 250 orang menjadi penerima layanan literasi TBM Lentera Pustaka setiap minggunya.
ADVERTISEMENT
Bahkan di tahun 2021 ini, TBM Lentera Pustaka pun terpilih 1 dari 30 TBM di Indonesia yang menggelar program “Kampung Literasi Sukaluyu” yang diinisiasi Direktorat PMPK Kemdikbudristek RI dan Forum TBM. Hal ini menyusul prestasi Pendiri TBM Lentera Pustaka yang meraih penghargaan "31 Wonderful People tahun 2021" kategori pegiat literasi dan pendiri taman bacaan dari Guardian Indonesia (September 2021) dan “Ramadhan Heroes” dari Tonight Show NET TV (Mei 2021), di samping menjadi sosok inspiratif dalam “Spiritual Journey” salah satu BUMN di Indonesia pada Oktober 2021 lalu.
Banyak orang mendambakan hal-hal besar. Tapi enggan melakukan hal-hal kecil. Bukankah hal yang besar itu dimulai dari yang kecil. Jangan lupa, berkah yang besar-besar itu ada pada kebaikan yang kecil-kecil yang kita perbuat.
ADVERTISEMENT
Bila ingin sehat, mulai dari yang kecil. Bila ingin berkah pun mulai dari yang kecil. Seperti yang dilakukan di taman bacaan. Agar lebih sehat dan lebih berkah. Karena di taman bacaan, siapa pun bergerak dengan hari, berbuat dengan aksi.
Mulailah dari hal-hal kecil sebelum mendambakan hal-hal kecil. Asal sepenuh hati, didasari komitmen dan konsisten. Karena baik itu harus dilakukan, bukan diomongkan. Kecil dan sederhana kan? #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen