Belajar Ilmu Aktuaria bersama Steven Tanner

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
24 Juli 2019 8:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap gerak langkah bisnis apapun, selalu memiliki konsekuensi finansial yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Nah, itulah yang menjadi fokus utama pekerjaan aktuaria. Maka tidak banyak orang yang mau menggeluti ilmu aktuaria. Bidang ilmu yang mensyaratkan “jago” hitung-hitungan angka matematika dan statistika. Sebut saja, bisnis asuransi, dana pensiun, jasa keuangan lainnya pasti membutuhkan aktuaria.
ADVERTISEMENT
Belajar aktuaria memang tidak mudah. Tapi ilmu aktuaria sangat dibutuhkan, di samping tergolong langka. Berdalih pentingnya belajar ilmu aktuaria, kemarin (23/7) saya mengantar anak (Farid Nabil Elsyarif) yang baru saja diterima di program studi Statistika (peminatan Aktuaria) Universitas Brawijaya Malang tahun akademik 2019/2020 berkunjung ke seorang aktuaris ternama; Steven Tanner, FSAI. Untuk diketahui, PT. Dayamandiri Dharmakonsolindo yang diarsiteki Steven Tanner merupakan perusahaan konsultan aktuaria nasional yang memberikan jasa konsultasi aktuaria dan employee benefit secara profesional dan berkualitas yang bermarkas di Jakarta. Dari pukul 14.00-16.00, momen ini bolehlah disebut “Dua Jam Bergelut Ilmu Aktuaria bersama Steven Tanner”.
Entah secara kebetulan atau tidak, siang itu, setidaknya ada 4 mahasiswa dari AS, Inggris, dan Indonesia yang sedang “magang” belajar aktuaria bersama Steven Tanner. Anak-anak muda yang diberikan pencerahan tentang prinsip dasar ilmu aktuaria. Yakni berusaha memperoleh wawasan dan proyeksi tentang kemungkinan masa depan yang berdasar pada pengamatan dan pengalaman sebelumnya. Tentu dengan memperhitungkan konsekuensi finansial yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Di situlah pronsip aktuaria, kemudian untuk membangun, memvalidasi, dan menerapkan model akturia yang paling pas.
ADVERTISEMENT
Di industri asuransi atau dana pensiun misalnya. Bila ada agen yang mampu menjual produk asuransi dengan tingkat premi tertentu atau memproyeksi seorang pensiunan memperoleh manfaat pensiun secara berkala, suka tidak suka, itulah realisasi pekerjaan aktuaria. Karena memang akturia tidak hanya bertugas meracik formula produk yang mumpuni. Tapi juga punya tanggung jawab menyelaraskan kondisi keuangan dalam jangka panjang, termasuk menghitung risiko berbanding beragam rasio keuangan untuk menjamin janji pembayaran klaim dan pemberian manfaat kepada nasabah bisa terpenuhi.
Dua jam bergelut ilmu aktuaria bersama Steven Tanner.
Obrolan pun berlanjut akan pentingnya industri asuransi dan dana pensiun “memainkan” data science. Karena dengan data science ini dapat menjadi dasar membuat asumsi dan mencari kebenaran berbasis data untuk mengekstrak pengetahuan dan wawasan demi kemajuan industri ke depannya.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya, industri asuransi dan dana pensiun perlu optimalkan data science masing-masing perusahaan. Karena dari situ bisa diperoleh profiling nasabah, kesesuaian produk, segmen market, tingkat rata-rata premi atau iuran dan sebagainya. Sehingga bisa menjadi dasar untuk menentukan target produk dan bisnis secara lebih akurat” ujar Steven Tanner dalam obrolan sambil ngopi di kantornya.
Belajar ilmu aktuaria yang langka bersama Steven Tanner, aktuaris papan atas di Indonesia
Pentingnya data science memang tidak dipungkiri. Karena dengan data science yang akurat, setidaknya pelakau industri asuransi dan dana pensiun dapat mengumpulkan dan mempelajari pola perilaku nasabah. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas produk berdasarkan data yang diolah menjadi informasi sehingga bisa membuat inovasi. Karena secara prinsip, data science sangat berguna untuk 1) membantu menentukan produk atau fitur apa yang dibutuhkan oleh publik, 2) membantu mengevaluasi bisnis, dan menciptakan target serta strategi ke depan, dan 3) memprediksi tren di masa mendatang serta perilaku nasabah terkait dengan produk yang ditawarkan.
ADVERTISEMENT
“Bila kita lihat di lapangan, banyak pelaku bisnis seringkali terjebak pada satu dua langkah di depan saja; menjual ke prospek dan memelihara nasabah. Tapi kemudian tidak memanfaatkan potensi penuh data science sehingga sulit mengoptimalkan potensi market dan menambah size bisnis itu sendiri. Pesatnya bisnis start-up sekarang itu karena mereka hebat memanfaatkan data science” tambah Steven Tanner.
Maka, menciptakan model aktuaria dan eksplorasi data science pastinya menjadi tantangan tersendiri bagi ilmu akturia di Indonesia ke depannya. Para aktuaris atau konsultan aktuaria yang relatif masih langka di Indonesia sangat perlu untuk “mendidik” calon-calon aktuaris handal. Anak-anak muda yang khusus belajar aktuaria agar lebih mumpuni dan makin profesional.
Karena model aktuaria hanya bisa dibangun dari kejadian, waktu, data, atau pengamatan atas pengalama yang telah terjadi. Agar dapat memprediksi dan menilai konsekuensi keuangan dan ekonomi yang diharapkan. Karena ilmu aktuaria sangat membutuhkan 1) pemahaman kondisi dan proses berdasar pengamatan terakhir, 2) antisipasi perubahan kondisi yang dapat mempengaruhi masa depan, 3) evaluasi terhadap kualitas data yang ada, 4) membuat keputusan sesuai proses pemodelan, 5) validasi keadaan sekarang, dan 6) prediksi ketidakpastian yang ada ke dalam pemodelan aktuaria itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Dua jam bergelut ilmu aktuaria bersama Steven Tanner.
Ada sinyal kuat untuk memahami hal sederhana. Bahwa data itu hanya fakta mentah yang belum diolah dan belum mempunyai arti. Sedangkan informasi menjadi data yang sudah diolah dan sudah mempunyai arti. Sehingga kita tinggal memilih, untuk mengambil keputusan berdasarkan data atau informasi …. #IlmuAktuaria #StevenTanner