Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Belajar Mengabaikan Perkataan Orang Lain?
6 Januari 2025 9:32 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ini sekadar resep kehidupan. Literasi kehidupan yang perlu diterapkan, mumpung tahun baru 2025. Agar kita bisa fokus menjalankan aktivitas dan pekerjaan. Di samping menjaga hidup yang nyaman. Seimbang antara lahir dan batin, seimbang antara harapan dan kenyataan.
ADVERTISEMENT
Adalah belajar menghiraukan orang lain. Latihan untuk tidak peduli apa kata orang lain. Acuh terhadap perhatian orang lain. Karena bisa jadi, orang yang peduli kepada kita hanya sekadar basa-basi atau kepo. Jadi, belajarlah menghiraukan orang lain.
Terkadang, kita harus belajar untuk tidak terlalu memperhatikan opini orang lain. Abaikan apa kata orang lain. Karena bisa jadi, mereka punya strategi atau iktikad yang tidak baik. Apalagi bila kita maju, nyaman, dan punya aktivitas yang bikin dirinya iri. Kadang, mereka sengaja mencoba memancing emosi kita atas dasar rasa tidak suka. Saat kita fokus pada apa yang dikatakan orang lain, tentu risikonya terjebak dalam permainan mereka. Dan akhirnya, kita kehilangan kontrol atas diri kita sendiri. Belajar hiraukan apa akta orang lain.
ADVERTISEMENT
Seperti berkiprah di taman bacaan. Pasti ada saja orang yang bicara sinis atau berpandangan buruk. Beginilah begitulah, semua karena rasa tidak suka. Maka jangan peduli, tetaplah fokus pada perbuatan baik dan menebar manfaat sekalipun hanya aktif di taman bacaan. Toh, mereka yang banyak bicara tidak membiayai atau menopang apapun di taman bacaan. Begitulah prinsip para relawan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Demi tegaknya kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat. Tetap komitmen dan konsisten berkiprah di taman bacaan, sudah 7 tahun belakangan ini.
Belajar menghiraukan perkataan orang lain. Karena kita tidak tahu niat atau motifnya. Bila omongannya buruk, upayakan kita tidak terbawa emosi. Tenang saja dan bersikap yang tegas tanpa perlu emosi. Bila perlu, muali jaga jarak dan tetapkan batasan kepadanya. Agar kita tidak diremehkan atau tidak terganggu atas omongannya.
Orang lain itu, kalau sudah bicara kadang seenaknya. Hampir mendekati sok tahu. Maka apapaun omongannya, jangan terlalu dipikirkan. Tetaplah fokus pada tujuan dan ikhtiar kita. Karena biasanya, orang yang pandai bicara tidak pernah melakukannya. Justru, jadikan omongan orang lain sebagai energi kita untuk berbuat lebih baik, bermanfaat lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, kita tidak pernah bisa mengontrol orang lain. Kita tidak tahu, kapan orang lain itu suka dan tidak suka? Maka kita hanya bisa mengontrol diri sendiri. Salah satunya, belajarlah untuk menghiraukan apa yang dikatakan orang lain. Belahar tidak peduli pada orang yang tidak berpengaruh dalam hidup kita.
Maka di mana pun, jadilah diri sendiri. Kerjakan apapun yang kita senangi, lakukan yang baik dan bermanfaat. Seperti berkiprah di taman bacaan. Jadilah diri sendiri dan jangan biarkan orang lain membentuk kita menjadi seseorang yang bukan diri kita sendiri. Dan saat bertemu dengannya, katakan saja “siapa elo? “. Salam literasi #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan