Buku Atomic Habits, Bertahan dengan Kebiasaan Buruk tapi Mau Sukses?

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
12 Januari 2023 20:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahun boleh berubah tapi banyak orang belum atau tidak mau berubah. Kebiasaannya masih begini-begini saja. Tindakannya pun masih begitu-begitu saja. Levelnya masih sama, kualitasnya pun belum meningkat. Gagal membangun kebiasaan baik, sulit menghilangkan kebiasaan buruk. Hal-hal kecil dalam hidup sudah diabaikan, kurang respek, tidak empati, bahkan gemar bergosip.
ADVERTISEMENT
Seperti ada “tamparan keras” bila membaca buku “Atomic Habits” karya James Clear (Gramedia, 2022). Buku ini menyadarkan saya, pentingnya sikap konsisten dalam membangun kebiasaan baik dan menghilangkan kebiasaan buruk. Mulai dari hal yang kecil-kecil saja. Terbiasa membaca buku, tidak mengerjakan beberapa tugas dalam waktu yang bersamaan, berpikir positif, bahkan berbuat baik untuk orang lain. Bila hal kecil yang baik dibiasakan, maka hasilnya akan menjadi luar biasa. Ada perubahan yang signifikan dalam kehidupan.
James Clear, mengingatkan siapapun. Untuk menghentikan kebiasaan buruk dan mempertahankan kebiasaan baik. Setiap hari bikin saja 1% perubahan baik maka menjadi modal 100% masa depan yang lebih baik. Tahan diri untuk tidak melakukan kesalahan umum yang sering dilakukan banyak orang. Perbesar tekad dan kemauan untuk berubah setiap waktu. Tidak masalah bila orang lain hanya membicarakan “kita gila” bila mau berubah dan membangun kebiasaan baik. Pilih pergaulan yang “menjauh” dari pikiran kotor, kerjakan yang kecil tapi punya nilai kebaikan yang besar. Karena menurut James Clear, itulah “jalur sesungguhnya diri sendiri”, bukan jalur yang dibuat orang lain.
ADVERTISEMENT
Sukses itu, kata James Clear, produk kebiasaan sehari-hari. Bahagia itu soal habit yang diterapkan dalam kehidupan nyata. Karena hal-hal kecil yang baik, bila diakumulasikan pasti memberi hasil yang spektakuler nantinya. Jadi, kenapa tidak berpihak pada hal-hal kecil yang baik?
Atomic Habits, ingin sukses tapi bertahan pada kebiasaan buruk
Jujur, buku “Atomic Habits” karya James Clear ini makin menguatkan tekad saya untuk terus mengembangkan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Di taman bacaan ini, saya mengajak anak-anak membaca, mengajar ibu-ibu buta aksara, ada kelas prasekolah, ada anak yatim dan jompo yang dibina. Bahkan koperasi simpan pinjam untuk membebaskan ibu-ibu dari jeratan rentenir. Semua itu hal kecil yang bernilai dan bermanfaat untuk orang lain. Taman bacaan sebagai tempat untuk membangun kebiasaan baik dan menghilangkan kebiasaan buruk. Ada kepuasan batin, ada muamalah yang selalu ditaburkan di taman bacaan.
ADVERTISEMENT
Membaca buku, sering dianggap soal sepele. Dianggap remeh, makanya banyak orang tidak sempat membaca buku. Mengelola taman bacaan dianggap perbuatan sosial sehingga cara kelolanya sembarangan. Itu semua dimulai dari kebiasaan, dari pikiran orangnya. Untuk saya, membaca buku itu penting. Taman bacaan pun besar. Hanya sudut pandang di antara kita yang membedakan.
Jadi, di suasana tahun baru cukup dengan berniat membangun kebiasaan baik menjadi aksi nyata. Banyak orang gagal menghargai dirinya karena gagal membangun hal-hal kecil yang baik. Sering mengabaikan sesuatu yang dianggap kecil dan ringan. Malah mudah terpengaruh dengan orang lain. Terlalu sibuk menilai orang lain tanpa mau berubah yang baik untuk diri sendiri.
Bangun kebiasaan baik, buang kebiasaan buruk. Karena ada hal kecil di dunia tapi besar di akhirat. Itulah motivasi sekaligus renungan dari buku “Atomic Habits”. Salam literasi #TamanBacaan #KataBuku #TBMLenteraPustaka
ADVERTISEMENT