Konten dari Pengguna

Disertasi Soal Taman Bacaan Diteliti Mahasiswa S3 Unpak

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
22 Oktober 2024 11:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Insya Allah, hari ini Selasa 22 Oktober 2024 pukul 15.00 WIB di Pascasarjana Unpak, saya akan mempertanggungjawabkan penelitian disertasi tentang "Efektivitas Tata Kelola Taman Bacaan pada TBM di Kabupaten Bogor" pada Ujian Tertutup di hadapan 5 orang Penguji, Promotor, Kopromotor dan Penguji Eksternal yang kebetulan Rektor Universitas Indraprasta PGRI tempat saya mengabdi selama 30 tahun ini.
ADVERTISEMENT
Kenapa meneliti taman bacaan? Buku "Evaluation Theory, Models, and Application" karya Daniel Stufflebeam dan Chris Coryn yang menjadi landasan ilmiah untuk menggunakan Model CIPP (Context-Input-Process-Product) sebagai pendekatan evaluasi yang bersifat kualitatif untuk mengukur efektivitas tata kelola taman bacaan. Di samping, saya ingin berkontribusi terhadap dunia taman bacaan dan literasi yang sudah saya geluti selama 7 tahun terakhir ini. Karena selama ini belum ada model atau unit analisis terkait efektivitas tata kelola taman bacaan. Gimana cara mengukur taman bacaan itu efektif dan tidak efektif?
Bagi saya, Model CIPP merupakan salah satu pendekatan evaluasi yang pas untuk aktivitas sosial seperti taman bacaan. Untuk mengukur serangkaian aktivitas yang saling terkait dan berfungsi bersama untuk memenuhi misi dan mencapai tujuannya. Di taman bacaan, masih ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Soal mengukur efektif atau tidak efektifnya taman bacaan. Soal gimana meningkatkan minat dan kegemaran membaca masyarakat. Bahkan soal apa saja faktor yang harus diperhatikan dalam mengelola taman bacaan. Maka dalam pandangan teori inilah, evaluasi model CIPP sangat tepat untuk mendorong dan membantu taman bacaan mencapai tujuannya, tentu dengan perbaikan program yang berkelanjutan.
Sudah 7 tahun saya belajar. Gimana cara mengukur efektif atau tidaknya suatu program, aktivitas, kebijakan, layanan, atau dampak dari taman bacaan? Acuannya tidak ada, metode atau unit analisis yang diukur pun tidak ada. Semuanya tergantung praktik baik, sementara tiap wilayah dan daerah tentu praktik baiknya tidak sama. Pasti punya keunikan dan karakter sendiri. Maka di situlah, model evaluasi diperlukan untuk taman bacaan. Setidaknya untuk mengetahui alat ukur efektivitas tata kelola taman bacaan. Melalui interview regulator, observasi ke taman bacaan, focus group discussion, dan kuesioner bersama pengelola taman bacaan di Kabupaten Bogor, maka saya memformulasikan indikator-indikator yang relevan untuk efektivitas tata kelola taman bacaan.
ADVERTISEMENT
Alhasil setelah diteliti, tata kelola taman bacaan tergolong cukup (antara belum baik dan baik). Ada 3 elemen penting di taman bacaan agar bisa dikelola dengan efektif, yaitu ada anak yang membaca, ada koleksi buku yang memadai, dan ada komitmen sepenuh hati dari pengelola taman bacaan. Efektif atau tidak efektif tata kelola taman bacaan, setidaknya disertasi saya menyebut ada 13 faktor baru untuk mengukur efektivitas tata kelola taman bacaan. Semuanya sudah saya tuangkan di hasil penelitian disertasi yang akan saya pertanggungjawabkan secara ilmiah di hadapan penguji saat ujian tertutup disertasi. insya Allah, ini menjadi disertasi untuk gerakan literasi sekaligus saya menjadi doktor manajemen pendidikan bidang taman bacaan.
Dan penting dipahami, evaluasi taman bacaan dan evaluasi program di mana pun, harus dipahami bukan untuk pembuktian atau menemukan masalah. Tapi untuk meningkatkan dampak positif yang lebih besar di masa mendatang. Insya Allah, taman bacaan makin bersinar ... #DisertasiTamanBacaan #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan
ADVERTISEMENT