Hikmah Idul Adha, Berkorban atau Berqurban?

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
17 Juni 2024 10:37 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berkorban dengan ikhlas,itulah salah satu hikmah Idul Adha 1445 H yang patut direnungi. Berkorban untuk sesuatu yang baik dan bermanfaat. Ikhlas dalam menjalankan setiap perbuatan baik dan bermanfaat. Memang tidak mudah tapi harus terus digaungkan. Berkorban dengan ikhlas.
ADVERTISEMENT
Orang punya banyak uang, mungkin tidak sedikit. Orang mampu pun bisa jadi banyak. Tapi orang punya uang dan mampu, belum tentu mau berkorban. Jangankan seekor sapi atau kambing, berkorban waktu tenaga dan pikiran untuk sesuatu yang bersifat sosial saja belum tentu mau.
Berkorban dengan ikhlas, tentu tidak bisa ujug-ujug. Butuh proses dan pembiasaan. Seperti hewan qurban, sapi atau kambing, tidak mungkin layak potong bila belum tiba waktunya. Hewan qurban, pasti melewati proses dibesarkan dan dirawat hingga layak potong jadi hewan qurban. Lalu, kita layak apa? Sudahkah kita berani berkorban?
Hikmah Idul Adha, berkorban atau berqurban?
Melatih diri untuk ikhlas. Itulah praktik yang dibiasakan di TBM Lentera Pustaka. Untuk konsisten mau berkorban, untuk ikhlas dalam berbuat. Tanpa perlu pikir panjang, apalagi hitung-hitungan. Cukup salurkan energi untuk aktivitas yang baik dan bermanfaat walau sekadar nasihat. Karena baik itu dimulai dari diri sendiri dulu, baru dibagi ke orang lain.
ADVERTISEMENT
Berkorban memang berat. Ikhlas pun sulit. Tapi harus dilatih dan dibiasakan. Hingga kita bertemu dengan makna hakiki tentang pengorbanan dan keikhlasan dalam nyata. Bukan lagi kata-kata. Dan saat berkorban, jangan buang waktu untuk mikirin yang tidak perlu dipikirkan. Jangan bekerja terlalu keras, untuk hal yang tidak penting. Agar kita tahu diri bahwa setiap orang pun tidak akan melewati batas kemampuannya.
Apapun yang baik, lakukan saja dengan ikhlas. Korbankan yang bisa dikorbankan, sapi atau kambing hanya simbol. Agar siapapun berani berkorban, dan lebih peduli sosial sekaligus "memotong" ego diri sendiri. Begitulah hikmah Idul Adha di taman bacaan. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #HikmahIdulAdha #BacaBukanMaen