Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Jangan Lupa Ngopi di Kampus, Ngapain Belajar Melulu?
29 Mei 2023 14:28 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kadang orang bertanya, apa sih yang diobrolin saat ngopi di kampus? Ngopi di kampus ya sebagian orang sulit dilakukan, sebagian lagi gampang banget.
ADVERTISEMENT
Apalagi bila menyangkut dengan siapa ngopi dan ngobrolnya. Bila ngopi itu bermanfaat untuk kesehatan otak dan melepas penat. Maka ngobrol pun harus dipilih yang ada manfaatnya, bukan malah banyak mudaratnya. Iya, enggak?
Seperti siang siang ini, saat saya mengambil berkas di kampus. Kebetulan bertemu si D dan si J. Belasan tahun dulu, keduanya adalah mahasiswa saya di S1 Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unindra.
Tapi kini, keduanya sama-sama mengabdi sebagai dosen di Unindra. Sebutlah jadi kolega saya, karena sama-sama mengajar di kampus. Si D saat ini pun sedang menulis disertasi bareng saya di S3 Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak. Sementara di J, katanya Insyaallah tahun depan mulai menempuh S3 juga. Alhamdulillah ya.
ADVERTISEMENT
Tadi pas ketemu langsung sepakat untuk ngopi di depan kampus. Ngobrol sambil mengenang masa-masa saat si D dan si J kuliah bersama saya dulu. Tentang kuliah, tentang cara-cara saya mengajar di kelas.
Dan tentu, masih banyak lagi. Yang intinya, apa pun dari perjalanan hidup harus diambil hikmahnya. Untuk menjadikan kita lebih baik lagi esok. Lebih bermanfaat untuk orang lain. Maka itulah gunanya belajar terus-menerus.
Lalu kata mereka, "Ngobrol bareng Bapak begini ini yang bikin kangen. Sambil ngopi rileks tapi bisa dapat ilmu banyak. Anggap saja kuliah kehidupan yang tidak ada di ruang kelas."
Sambil rileks meneguk segelas kopi. Saya pun selalu memberi nasihat. Sekalipun sudah sama-sama jadi dosen, tapi wajib bagi saya untuk tetap memotivasi keduanya. Bahwa ilmu dan profesi mau setinggi apa pun harus dipraktikkan agar bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Bukan sebaliknya malah disombongkan untuk merendahkan orang lain. Apa pun profesi kita, jalani saja dengan baik tanpa perlu untuk dipuji orang lain. Apa adanya saja, tanpa rekayasa. Bila ilmu kita tinggi ya jangan dipakai untuk menghina orang lain. Tapi justru untuk menyelamatkan orang lain. Begitu hakikatnya.
Ngopi itu belajar untuk rileks. Jangan pernah berjuang untuk baik di mata orang lain. Jangan pernah pula meminta orang lain untuk berkata-kata baik tentang kita. Karena sama sekali kita tidak bisa mengontrol cara berpikir dan tuturan orang lain.
Biarkan saja, toh, hukum alam pasti dan berlaku kepada siapapun, Orang baik ya tetap baik, orang jahat ya tetap jahat. Apa yang kita tanam, maka itulah yang akan kita panen suatu saat nanti.
ADVERTISEMENT
Jadi, di mana pun. Apa adanya saja. Tidak usah merekayasa diri. Apalagi menjelek-jelekkan orang lain. Sama sekali tidak perlu, karena kita memang bukan apa-apa dan bukan pula siapa-siapa.
Jadi ilmu itu penting dipelajari terus-menerus. Agar mampu mengokohkan akhlak. Maka sampai kapanpun, adab atau akhlak tetap di atas ilmu.
Berdirilah tegak di antara akhlak dan ilmu sampai kapanpun. Karena akhlak dan ilmu itu pasti gagal jika jatuh di tangan dua orang, yaitu orang yang senang berpikir tapi tidak pernah mau bertindak dan orang yang bertindak tapi tidak pernah berpikir.
Ngopi saja dulu, agar lebih rileks. Tidak ada soal yang tidak bisa diselesaikan. Dna ketahuilah, jangan terlalu sering menengok masa lalu. Tapi tataplah masa depan agar bisa lebih baik, lebih bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Nikmati hidup apa adanya, bukan ada apanya. Tanpa perlu membanding-bandingkan apa pun dengan orang lain. Karena tidak akan pernah tertukar kok “mana loyang, mana emas”. Cukup perbaiki niat saja, baguskan ikhtiar dan perbanyak doa. Selebihnya biarkan allah SWT yang bekerja untuk kita.
Jangan lupa ngopi di kampus, untuk apa belajar melulu? Toh apa pun dan siapa pun tidak akan pernah tertukar. Dan esok bila ada yang bertanya tentang kita.
Katakan saja kita sudah ada di jalan yang benar. Kasih tahu saja, bahwa tiap orang berhak menikmati hidup dengan caranya sendiri. Begitulah makna ngobrol sambil ngopi di kampus. Berusaha untuk mencerahkan, bukan menggelisahkan. Salam literasi!