Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Jangan Terlibat Pinjol di Hari Tua, Gimana Caranya?
27 Maret 2025 7:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang menyangka, OJK mencatat kalangan usia lanjut (di atas 54 tahun) merupakan segmen peminjam pinjaman online (pinjol) dengan lonjakan kredit macet paling besar pada periode 2024, yakni naik 104% YoY menjadi Rp94,87 miliar. Tadinya, kita mengira pinjol hanya didominasi oleh kelompok milenial di usia 19-34 tahun dan pekerja produktif di usia 35-54 tahun. Ternyata, pensiunan di atas 54 tahun pun terlibat pinjol. Reaitas ini tentu harus jadi perhatian. Karena kalangan pensiunan masih mengandalkan pinjol sebagai sumber pendanaan untuk memenuhi kebutuahn hidupnya sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Terus terus, sangat memprihatinkan bila pensiunan terlibat pinjol. Karena pensiunan sudah tidak punya gaji lagi, lalu dari mana uang untuk membayar pinjaman online? Di sisi lain, inisiatif pensiunan memilih pinjol menjadi bukti bahwa uang pensiun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di hari tua. Bahkan dapat dikatakann pensiunan yang terjebak pinjol memang tidak punya dana pensiun saat masih bekerja. Tidak ada perencanaan masa pensiun. Sehingga pinjol dijadikan pilihan untuk mengatasi masalah keuangan atau finansial di hari tuanya. Ini berarti, dana pensiun bagi pekerja sangat penting disiapkan dari sejak dini, dari saat meulai bekerja.
Di sisi lain, mungkin tadinya pensiunan berpikir, anak-anaknya dapat membantu masalah keuangannya. Tapi akibat beban biaya hidup yang kian membengkan, akhirnya anak-anaknya tidak dapat membantu orang tuanya. Anak-anaknya tidak lagi bisa membantu sepenuhnya kebutuhan orang tua, hanya alakadarnya. Kondisi ini mengkonfirmasi survei yang ada di mana 1 dari 2 pensiunan sangat menggantungkan transferan dari anaknya untuk biaya hidup sehari-hari (ADB, 2024). Konsekuensinya, pensiunan jadi terlibat pinjol dan berpotensi menimbulkan kredit macet alias tidak mampu bayar.
ADVERTISEMENT
Pinjol jadi pilihan pensiunan dikarenakan fasilitas pinjaman uang yang bersifat daring. Selain tidak membutuhkan agunan, pinjol juga menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam pengajuan dan pencairan dana. Sehingga menarik bagi pensiunan ang membutuhkan dana mendesak. Cuma masalahnya, dari mana pensiun bisa membayar cicilannya?
Belajar dari kredit macet pinjol di pensiunan, mau tidak mau, harus jadi perhatian para pekerja produktif. Siapapun yang masih bekerja harus mempersiapkan masa pensiunnya sendiri. Karena itu, edukasi dan kemudahan akses tentang pentingnya dana pensiun harus selalu disuarakan. Agar nantinya, para pekerja tidak mengalami masalah keuangan di hari tua. Agar tidak terlibat pinjol di masa pensiun. Karena bila di masa pensiun terlibat pinjol, pasti akan menimbulkan “masalah baru” khususnya psikologis dan ekonomi di hari tua. Di masa pensiun bukannya menikmati hari tua, justru punya masalah urusan pinjol.
ADVERTISEMENT
Harus diakui, hingga kapanpun, pensiunan akan semakin sulit untuk bisa menjalani masa pensiun dengan nyaman. Beberapa sebab yang mendasarinya adlah 1) masih adanya beban tanggungan atau utang di masa pensiun, 2) tidak punya dana pensiun saat masih bekerja, 3) pengelolaan keuangan yang belum optimal, 4) literasi keuangan yang rendah, 5) inflasi yang tergolong tinggi, dan 6) gaya hidup yang konsumtif atau berlebihan.
Atas dasar itu, edukasi pentingnya dana pensiun harus terus digalakkan ke semua kalanganpekerja. Agar terhindar dari jeratan pinjol di hari tua sekaligus “memaksa diri’ menyisihkan uang untuk hari tua, untuk masa pensiun. Patut diingat, masa pensiun di Indonesia saat ini tergolong Panjang maka membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi kondisi ekonomi yang tidak pasti dan memperhitungkan daya beli yang semakin menurun di masa pensiun. Maka, dana pensiun penting dipersiapkan sejak dini. Agar “kerja yes, pensiun oke”. Salam #YukSiapkanPensiun
ADVERTISEMENT