Jenuh Pada Nasib, Ngopi Dulu Aja

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
13 Mei 2024 19:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mungkin, tidak sedikit orang di sekitar kita gampang mengeluh tentang keadaan hidupnya. Pemicunya, bisa jadi soal keadaan ekonomi, soal pekerjaan, jodoh, rumah tangga, lingkungan, dan berbagai masalah lainnya. Mengeluh, seolah-olah nasibnya jelek. Merasa bahwa keberuntungan tidak berpihak kepadanya. Hari ini pun masih mengeluh.
ADVERTISEMENT
Bila dipikir lebih mendalam, semestinya tidak ada istilah nasib buruk dan nasib baik. Sebab nasib sangat tergantung dari diri kita sendiri. Nasib tidak terjadi tanpa sebab. Tapi nasib, pasti erat hubungannya dengan ikhtiar yang kita lakukan. Nasib itu akibat dari apa yang kita kerjakan.
Tentu saja, nasib tiap orang berbeda. Karena niat dan ikhtiarnya pun berbeda. Tapi apapun nasibnya, perlu sikap yang bijak dalam menghadapi keadaan, baik atau buruk sekalipun. Agar tidak melulu mengeluh, tanpa berjuang untuk sabar dan bersyukur. Berpikir positif saja, agar tetap mau ikhtiar yang baik. Karena terlalu percaya pada nasib pun akan membuat seseorang menjadi pasif dan makin banyak mengeluh. Akibat harapan tidak sesuai dengan kenyataan.
ADVERTISEMENT
Allah SWT menegaskan, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka" (QS. Ar-Ra'd : 11). Maka jelas, nasib sangat bergantung pada ikhtiar kita sendiri. Ubahlah cara pandang tentang nasib. Nasib hanya soal mind set.
Jenuh pada nasibm ngopi dulu aja
Lalu, bagaimana cara mengubah nasib kita? Mungkin banyak literatur yang membahas itu. Tapi cara yang paling sederhana adalah "memperbanyak berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama" seperti yang saya lakukan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Bogor. Berkiprah secara sosial untuk membantu banyak orang walau hanya melalui buku-buku bacaan. Agar anak-anak kampung terbebas dari putus sekolah atau pernikahan dini. Setelah ikhtiar baik, tentu yang tidak kalah penting meningkatkan sikap sabar dan syukur dalam segala keadaan. Karena apapun yang kita alami dan miliki, semuanya memang sudah pantas untuk kita.
ADVERTISEMENT
Dan seringkali, hidup kita makin berat, dada terasa sempit, bahkan masalah tidak kunjung selesai. Karena kita sering kali tidak melibatkan Allah SWT dalam urusan kita. Maka libatkan Allah dalam soal apapun. Minta petunjuk-Nya. Bila niat dan ikhtiar sudah baik, maka serahkan selebihnya kepada Allah. Mau sulit, mau masalah libatkan Allah. Karena hanya karena pertolongan Allah, kita akan lebih baik dan lebih baik lagi.
Jadi, berhentilah mengeluh soal keadaan apapun. Karena apa yang terjadi hari ini, bisa jadi cara Allah untuk "menaikkan kelas" kita di esok hari. Atau minimal, apa yang dialami kita hari ini ternyata justru didambakan orang lain. Bersyukurlah lebih banyak. Agar keluhan itu pergi dan berganti berkah-Nya.
Tapi bila masih jenuh pada nasib, ngopi dulu saja di Kopi Lentera, tempat ngopi sambil baca buku di TBM Lentera Pustaka. Salam literasi #KopiLentera #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan
ADVERTISEMENT