news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Katakan 'Aku Tidak Lebih Baik dari Dia'

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
18 Januari 2020 7:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi saling berbicara. Foto: rawpixel/pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi saling berbicara. Foto: rawpixel/pixabay
ADVERTISEMENT
Aku tidak lebih baik dari dia.
Itu sebuah kalimat pengakuan, atau bisa dibilang kalimat reflektif untuk menyatakan bahwa aku tidak lebih baik dari orang lain. Karena aku, bukan siapa-siapa pun bukan apa-apa.
ADVERTISEMENT
Aku tidak lebih baik dari dia.
Sebuah pengakuan untuk siapa pun, agar aku berhenti untuk menyalahkan orang lain. Apalagi menghakimi dan memvonis tanpa pengetahuan yang cukup. Bila aku benar, apa orang lain harus salah? Tidak sama sekali. Karena aku tidak lebih baik dari dia.
Kadang, ngeri-ngeri sedap hari ini. Karena semakin banyak orang yang begitu peduli dan perhatian terhadap urusan orang lain. Tiba-tiba, merasa paham segalanya. Paham politik, paham agama, paham keadilan, paham pemimpin, dan paham semuanya. Cuma sayang, fokusnya justru pada ketidak-baikan. Peduli pada keburukan orang lain, mengintip laju orang lain. Hingga memaki dan membenci. Melulu dan melulu.
Perhatian itu bagus, peduli itu keren, asal fokusnya pada kebaikan, pada kemaslahatan bersama. Bukan pada kepentingan sesaat, bukan pada sekelompok golongan. Apalagi perhatian lagi peduli pada keburukan orang lain. Untuk apa perhatian tapi untuk mengorek aib orang lain. Untuk apa peduli untuk menebar kebencian? Katakanlah, aku tidak lebih baik dari dia.
ADVERTISEMENT
Aku tidak lebih baik dari dia.
Tiap orang pasti punya kekurangan, pasti punya kelebihan. Tiap orang pasti bisa menang, pasti bisa kalah. Tiap orang pasti bisa benar, pasti bisa salah. Tiap orang pun, boleh ganteng boleh jelek. Asal tetap mampu menyelaraskan, menjaga harmoni.
Aku tidak lebih baik dari dia
Entah kenapa, kita sering kali tidak rela untuk berpikir positif kepada orang lain. Apalagi saat berada di lingkaran komunitas yang sepaham. Sulit untuk objektif. Hingga lebih suka menyalahkan orang lain. Sekali lagi katakan, aku tidak lebih baik dari dia.
Bila kita benar, apakah orang lain salah? Atau sebaliknya bila orang lain benar, apakah kita salah? Belum tentu, semua tergantung pada cara menyikapinya. Karena fakta tidak lebih penting dari sikap.
ADVERTISEMENT
"Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk. Karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara." begitu nasihat Nabi Muhammad SAW.
Apa pun keadaannya apa pun kondisinya.
Itulah realitas yang bukan hanya harus dihadapi. Tapi disikapi. Agar menjadi ladang amal buat kita. Karena sungguh, apa pun yang diberikan Tuhan hari ini adalah jalan terbaik yang pantas kita nikmati dan syukuri.
Karena hari ini, tidak ada yang lebih romantis dari sujudnya seorang hamba kepada Tuhannya. Maka aku katakan tidak lebih baik dari dia. Untuk selalu bertanya, "Apa yang salah dengan aku? Bukan apa yang salah dengan dia?" #BudayaLiterasi #AkuTidakLebihBaikDariDia
ADVERTISEMENT