Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kenapa Jiwamu Gampang Lelah?
14 Desember 2019 19:41 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Zaman boleh maju. Tapi justru banyak orang yang hidupnya gampang lelah. Kenapa? Ayo kenapa? Ini bukan soal tubuh yang mudah lelah atau fisik yang kedodoran. Hidup lelah itu karena pikiran, karena jiwanya. Lelah akibat stress, karena tegang. Wajar lelah, lelah banget.
ADVERTISEMENT
Lelah itu biasa bila kecapaian. Tapi lelah pikiran lelah jiwa itu harus hati-hati.
Karena sekarang banyak orang gampang lelah. Akibat terlalu banyak 'mengintip' laju orang lain. Atau bisa jadi, terlalu banyak membandingkan dirinya dengan orang lain. Sibuk bukan sama urusan sendiri, malah sibuk urusan orang lain. Enggak produktif itu emang bikin lelah. Gimana enggak lelah coba, kalau cuma ngurusin orang lain?
Kenapa bisa? Kalau kata teman-teman yang sering lelah jiwanya, setidaknya ada empat sebab orang gampang lelah:
1. Karena enggak bisa terima kenyataan. Hidupnya jadi enggak realistis. Mereka yang memimpikan kehidupan yang berbeda dengan nyatanya. Apalagi membandingkan diri dengan orang lain. Masa lalu sulit dilupakan, sementara masa depan pun ditakutin. Pikirannya hanya ingin “lari dari kenyataan”, pasti lelah jiwanya.
ADVERTISEMENT
2. Karena emosinya labil alias berubah-ubah. Hidupnya jadi plin-plan, enggak menentu arah. Hidup yang enggak apa adanya, terlalu banyak yang dirasa enggak puas. Maka wajar, ujungnya gampang marah, mudah tersinggung, bahkan kadang pengin nangis atau ketawa tanpa alasan yang jelas. Emosi labil bikin pikiran enggak stabil, pasti gampang lelah.
3. Karena sering pura-pura. Hidupnya terlalu kamuflastis alias suka berpura-pura. Enggak punya duit tapi gayanya seperti berduit. Enggak mampu mengerjakan tapi sepertinya bisa. Terlalu sering pura-pura, jadinya gampang lelah. Emang makin banyak, orang yang sudi membohongi dirinya sendiri. Wajar, luarnya kelihatan oke tapi dalamnya remuk. Masalah bukannya diselesaikan tapi di-pura-pura-in doing. Banyak orang lupa, pura-pura itu menguras energi. Hidup dalam ilusi, sungguh bikin gampang lelah.
ADVERTISEMENT
4. Karena sering “bersembunyi’ dari orang lain. Hidupnya menjauh dari realitas. Sehingga jadi pengin sembunyi dari orang lain. Pengin ramai dalam kesepian. Pengin santai dalam kegundahan. Hidup di-setting sebagai tempat bersembunyi, pasti melelahkan.
Tubuh bila lelah gampang cari obatnya, kasih vitamin beres. Tapi jiwa yang lelah atau pikiran lelah, itu susah obatnya. Karena obatnya ada pada dirinya sendiri. Sementara orang lain gak tahu apa-apa, jadi gimana cari obatnya?
Terus gimana biar hidup enggak gampang lelah?
Ahh, biar enggak lelah dalam hidup itu relatif. Tergantung pada tiap orang masing-masing. Tapi sebenarnya hidup itu sederhana. Asal mau apa adanya, ikhlas, dan enggak usah punya gaya hidup yang berlebihan. Alias mampu mengendalikan diri itu sudah cukup. Jiwa yang lelah, pikiran yang lelah itu sebabnya sederhana. Karena antara “harapan dan kenyataan” terlalu jauh kesenjangannya. Maunya mereka itu “harapan sama dengan kenyataan”. Bila gak sama, wajar jadi gampang lelah.
ADVERTISEMENT
Tapi sejatinya, hidup itu enggak gampang lelah. Bila paham sebenarnya kita ini siapa? Dan untuk apa hidup? Kalau semua orang hidup bakal mati. Maka, jangan biarkan hidup “diatur” pengin seperti orang lain. Apalagi hidup yang di-setting hanya untuk kelihatan keren di dunia doing.
Apalagi hidup kesannya asal-asalan, hidup yang sembarangan seenak yang dipikirkannya sendiri. Hingga lupa, bahwa manusia itu hidup “dari mana dan mau ke mana?” Dunia itu “jalan” untuk bersiap ke akhirat. Jadi, bila enggak mau lelah dalam hidup, kerjakan saja yang diperintah-Nya. Jangan sampai “salah jalan” hidup di dunia, apalagi di akhirat nanti?
Buat orang yang gampang lelah, hidup itu kesannya sulit?
Agak aneh sih. Kok bisa bilang hidup sulit. Emangnya “sulit” dibandingkan dengan apa? Siapa yang bikin sulit, lo sendiri atau orang lain? Terus, lebih sulit mana antara hidup itu sendiri atau diri lo sendiri?
ADVERTISEMENT
Pantas saja. Hidup jadi sulit. Karena lo kerjanya mengintip laju orang lain. Atau gemar membandingkan diri dengan yang lain. Enggak bisa terima kenyataan, emosi labil, doyan pura-pura, dan jadi pengin bersembunyi dalam kegundahan. Nah kalau begitu, bisa jadi, hidup elo memang sulit. Karena gak apa adanya.
Hidup lo itu gampang lelah. Karena sulit terima kenyataan. Makin enggak realistis dan ego pun maunya “di atas” terus. Jiwa lelah, pikiran lelah. Karena merasa “benar sendiri” sementara semua orang lain salah. Bahkan hebatnya, apa pun di luar diri elo dianggap musuh. Segala rupa mau diurusin, segala rupa mau dikomenin. Lalu, kapan istirahatnya? Pantas gampang lelah.
Siapapun, manusia itu sering lupa.
Bahwa Tuhan itu memberikan hidup, bukan karena kita butuh. Tapi karena banyak orang di sekitar kita yang butuh kita. Maka berbuatlah dan bertindaklah. Hidup itu harus dijalani dengan sungguh-sungguh. Agar cukup bekal sebelum pergi ke akhirat. Mumpung masih dikasih waktu, mumpung masih punya umur. Biar enggak menyesal nanti, karena tiada guna.
ADVERTISEMENT
Jadi, biar hidup enggak gampang lelah. Sederhana.
Jadikan dunia untuk mengumpulkan modal, sebelum berangkat ke akhirat. Enggak perlu membandingkan kekurangan diri sendiri dengan kelebihan orang lain. Karena apa yag dimiliki itu sudah pantas ada pada diri kita, sesuai kehendak-Nya. Apa yang kita miliki itu anugerah-Nya, bukan malah jadi beban.
Ketahuilah, sukses hidup di dunia itu sama sekali enggak ada artinya bila akhirnya gagal di akhirat. Harta, jabatan, pangkat atau apa pun namanya gak berguna kalo gak dijadikan nilai ibadah. Maka biar enggak lelah, jangan sibuk untuk mencari lalu cepat lupa bersyukur. Syukuri saja atas apa yang ada, karena itu semua sudah cukup dan pantas buat kita.
Salam ciamikk #TGS #HidupEloLelah
ADVERTISEMENT