Konten dari Pengguna

Kenapa Tanya Kenapa?

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Edukator Dana Pensiun - LSP Dana Pensiun - Konsultan - Lulus S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
15 Februari 2025 19:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak semua hal harus ditanya “kenapa”? Bahkan tidak semua hal harus ditanyakan. Cukup jalani saja, apapun dan di manapun. Terkadang pikiran kita sering terjebak dalam pertanyaan ‘kenapa’? Kenapa begini, kenapa begitu? Padahal dalam hidup, tidak semua hal dapat ditanyakan. Maka tidak semua hal juga punya jawaban. Kita hanya diminta untuk menerima dan menjalaninya.
ADVERTISEMENT
Sebagain besar orang tidak damai, Tidka bahagia. Karena terlalu banyak bertanya ‘kenapa’ tentang apapun. Sebagai bentuk pelarian atas ketidak-mampuan menemukan kedamaian dalam dirinya sendiri. Ketiak berani bertanya ‘kenapa’, sejatinya jawabannya ada di dalam hati dan pikirannya sendiri.
Kita sering lupa. Sesuatu bisa terjadi ada yang direncanakan dan ada yang tidak direncanakan. Apapun, ada yang dipersiapkan ada yang tidak dipersiapkan. Tidak perlu bertanya ‘kenapa’? Tapi satu yang pasti, semuanya berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Semua ada jalannya, ada campur tangan-Nya. Maka tidak semua pula pertanyaan dalam hidup harus punya jawaban yang jelas. Tidak peduli seberapa banyak kita mencarinya. Entah, pikiran kita sering terpaku pada pertanyaan “kenapa”?
Sedih, putus asa, sakit, kehilangan hingga ketidak pastian selalu bisa terjadi pada siapapun dan kapanpun. Tanpa perlu ditanya ‘kenapa’? Dan tidak ada pula yang kebetulan. Karena kebetulan hanyalah cara manusia yang tidak mampu memahami kesengajaan Tuhan. Jangan lagi bertanya kenapa? Cukup pahami dengan cara sederhana. Bahwa sesuatu bisa terjadi tanpa penjelasan atau tanpa jawaban sekalipun.
Kenapa tanya kenapa?
Seperti saya berkiprah di taman bacaan? Sejak tahun 2017 mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Membimbing anak-anak yang membaca, menjadi driver motor baca keliling hingga kini, mengajar kaum buta aksara dan setiap akhir pekan pulang pergi Jakarta-Bogor hanya untuk taman bacaan. Saya tidak pernah bertanya kenapa? Tapi cukup saya lakukan hingga kini, dengan penuh komitmen dan konsistensi.
ADVERTISEMENT
Kenapa harus bertanya ‘kenapa’? Bila paham tidak semua hal dapat ditanyakan, dan tidak semua hal pula ada jawabannya. Tidak semua hal bisa diterima logika, ada sesuatu yang berjalan sebagai pelajaran kehidupan. Untuk mulai belajar melepaskan kebutuhan akan jawaban dan mulai merangkul misteri kehidupan.
Lagi-lagi, jangan terlalu banyak bertanya ‘kenapa’? Cukup diterima dengan besar hati dan mengambil hikmahnya, dari apapun yang terjadi. Karena faktanya, bahagia dan damai itu tidak selalu bergantung pada pemahaman (logika), tetapi pada penerimaan (hati). Sebab, apa yang sudah terjadi memang harus terjadi. Berdamailah dengan jalan hidup, dengan takdir tanpa perlu ditimbang dengan otak. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi