news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Rindu tentang Buku

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
17 Mei 2019 10:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi buku Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buku Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Dulu, kata banyak orang, buku selalu dirindu. Tapi, kini buku tak lebih dari sebuah harapan palsu. Buku selalu dipisahkan oleh jarak dan waktu, sehingga orang yang berkata “rindu buku” pun akhirnya menjauh dari buku. Orang-orang itu, kini memutuskan pergi meninggalkan buku, tanpa alasan, tanpa omongan.
ADVERTISEMENT
Semua pergi ke dunia digital. Katanya, buku membosankan. Hingga kini, tanpa sepatah kata pun, mereka terus pergi meninggalkan buku. Buku pun menyendiri dan hanya bisa diam menggugu di panggung beku, sambil membawa setumpuk pilu. Itulah kisah sepenggal buku di bumi Indonesia hari ini.
Maka di Hari Buku Nasional hari ini, 17 Mei 2019, marilah kita bertanya pada diri sendiri. Masihkah kita mau memikirkan dan membaca buku? Atau kalian telah menghapus semua kisah tentang buku dari ingatanmu?
Buku makin diam membisu di tengah jutaan manusia di bumi ini. Bukan hanya minat membaca buku yang rendah, tapi tingkat literasi pun kian payah. Kita lebih mudah percaya pada berita yang palsu. Hidup dalam angan-angan pikiran dan mimpi kekuasaan dunia. Maka wajar, hari ini tidak ada lagi rindu tentang buku.
ADVERTISEMENT
Buku tidak lagi bisa bercerita tentang kamu, tentang kita. Tidak ada lagi orang-orang yang mau membaca. Bahkan sekarang, hanya sedikit dari kita yang mau menulis tentang masa depan melalui buku. Kini, buku tidak lagi jadi ruang ekspresi tentang harapan dan kenyataan.
Kamu lebih senang berkata-kata tentang rasa bahagia, sedihnya kehilangan, bahkan tentang pahitnya kegagalan. Buku tidak lagi jadi tempat untuk bertutur akan pentingnya perubahan, kekhawatiran, bahkan masih adanya harapan.
Buku memang banyak dinanti, tapi saat yang sama buku pun dijauhi. Kita tidak lagi gemar antre di toko buku, tapi lebih senang nongkrong di kafe-kafe. Terdiam sendiri dengan gadget yang penuh mimpi. Tersenyum sendiri walau tiada arti.
Banyak orang kini sudah lupa, bahwa buku harusnya dijadikan kapak untuk mencairkan lautan kebekuan dalam setiap diri. Membaca buku dianggap sudah tidak bisa dinikmati, bahkan tidak lagi bisa memperkaya diri. Itulah sebab di negeri ini, minat baca rendah dan tingkat literasi payah. Maka di Hari Buku Nasional hari ini, kembalikanlah buku di tengah diri.
Kisah tentang buku di Hari Buku Nasional. Dok. Pribadi.
Berangkat dari rindu kepada buku. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka yang terletak di Desa Sukaluyu, Kaki Gunung Salak, Bogor, bertekad untuk tetap menghadirkan buku sebagai bahan bacaan bermutu. Melalui konsep TBM-edutainment, kini terbukti ada 60 anak pembaca aktif usia sekolah, yang masih mampu membaca rata-rata 5-10 buku per minggu. Dengan koleksi lebih dari 3.000 buku, TBM Lentera Pustaka ingin mengubah mind set agar anak-anak tetap mau membaca. Sehingga anak-anak pun bertambah pengetahuan dan wawasannya, agar tidak dangkal pikiran dan tidak ada lagi anak yang putus sekolah.
ADVERTISEMENT
"Di Hari Buku Nasional 17 Mei ini, TBM Lentera Pustaka terus menggalakkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak di kampung, agar ada harapan baik di masa depan anak-anak kita. Membaca harus dikembalikan jadi gaya hidup kita" ujar Syarifudin Yunus, Kepala Program TBM Lentera Pustaka, yang berprofesi sebagai Dosen Unindra dan tengah menempuh S3 Manajemen Pendidikan di Unpak Bogor.
Ketahuilah, hanya dengan membaca, kita dapat ikut serta menyelamatkan masa depan anak-anak. Maka, semua pihak harus ikut peduli dan berkontribusi, demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi anak-anak.
Jangan bilang kita cinta anak, bila tidak ada aksi nyata. Karena cinta bukan hanya serpihan ludah yang terpancar dari lisan semata, tapi cinta merupakan pengabdian dan kepedulian, yang tertumpahkan tanpa henti sepanjang masa. Ubah niat baik menjadi aksi nyata.
ADVERTISEMENT
Tetaplah berpihak untuk mendekatkan anak-anak dengan buku, dan jadikanlah membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan. Salam literasi dan Selamat Hari Buku Nasional. #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #BudayaLiterasi #TamanBacaan