Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.6
24 Ramadhan 1446 HSenin, 24 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kuliah Menulis Kreatif, Jangan Berhenti Berpikir
23 Maret 2025 5:43 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seusai kuliah Menulis Kreatif kemarin (22/3/2025), saya dan mahasiswa berfoto sambil membaca buku. Dan setiap kuliah saya, mahasiswa wajib membawa buku bacaan di tas. Agar buku bacaan "tidak kalah" dibandingkan tisu basah, aksesori kecantikan, atau kabel charger. Setuju nggak?
ADVERTISEMENT
Ya, mahasiswa wajib membawa buku bacaan. Karena buku adalah wadah bagi dunia ide, ruang tidak terbatas bagi pemikiran yang bebas. Ruang pemicu kreativitas. Di dalam pikiran, gagasan-gagasan bersemayam, tumbuh, dan berkembang dalam jiwa-jiwa yang kreatif dan terbiasa berpikir.
Namun, kebebasan berpikir tidak berdiri sendiri. Ia dipengaruhi oleh kultur, pergaulan, tradisi, dan kreativitas si manusianya. Sebab, sesuatu yang dianggap baik di suatu masa atau tempat, belum tentu tetap baik di masa dan tempat lain. Semuanya tergantung pengalaman, nilai, dan emosi yang menyertainya. Maka untuk menyeimbangkannya dibutuhkan kreativitas.
Zaman begini, opini bisa menggiring pikiran manusia. Bikin gaduh, berisik, dan saling berjuang untuk kebenaran versinya masing-masing. Karenanya diskusi, berbagi pengalaman, dan belajar ditambah kreativitas menjadi penting. Agar kita tidak salah jalan, tidak terbuai daya hidup dan hanya berjalan di tempat.
Buku dan kreativitas sama pentingnya. Karena sebagus apa pun sebuah buku, ia tetap benda mati. Seperti pedang, kertas, pulpen, atau uang. Buku baru bernyawa ketika ia bersinergi dengan kreativitas, intuisi, naluri, dan kesadaran yang hidup dalam sanubari manusia. Maka di situlah, ada proses berpikir dan memikirkan. Karenanya, kreativitas bisa hidup bila ditopang kemampuan berpikir kritis, kepekaan emosi, dan daya imajinasi.
ADVERTISEMENT
Memang, pikiran manusia sering kali tidak murni, masih diselimuti kepentingan materi - duniawi. Tapi dari buku, siapapun bisa mengendalikan pikirannya dan memacu kreativitasnya. Untuk berubah menjadi lebih baik, lebih bermanfaat. Maka, mari terus berpikir, terus kreatif, dan terus membaca buku. Karena dunia kreatif adalah dunia yang hidup, jika kita bersedia menyelaminya dengan kesadaran dan orisinalitas.
Ketahuilah, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga kaum itu yang mengubah keadaannya diri (Ar-Ra'd: 11). Itu berarti dibutuhkan ikhtiar dan perubahan positif dalam diri kita sendiri. Diantaranya melalui buku, belajar, dan kreativitas. Salam literasi!