Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Lirerasi Cinta
18 Februari 2025 9:55 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cinta Itu Cara Hidup Bukan Merenggut Hidup.
Saking cintanya, ada wanita yang berdandan untuk lelaki kekasihnya. Karena cinta pula, ada yang berjuang menambah atau mengurangi berat badan agar ideal. Bahkan karena cinta, skincare ratusan ribu pun tidak seberapa. Apa iya, cinta seperti itu?
ADVERTISEMENT
Ada lagi soal cinta. Terjebak dalam cinta yang menyakiti. Jauh bilangnya kangen, begitu dekat selalu berseteru. Cinta yang tidak lagi menyehatkan, lebih banyak menodai. Cinta yang sering menanamkan harapan berlebihan, impian memabukkan. Katanya cinta, tapi ada yang menyakiti ada yang tersakiti. Lagi-lagi, apa iya cinta begitu?
Berjuang untuk cinta. Ingin tampil cantik, ingin terlihat ganteng. Semuanya dikorbankan karena sedang mabuk cinta. Kita sering lupa, siapa yang paling cantik dan ganteng? Itulah mereka yang selalu mencintai diri sendiri apa adanya. Bukan cinta yang bikin orang berubah untuk orang lain. Cinta yang berani menerima diri kita apa adanya. Mau menghargai ketidak-sempurnaan sekaligus menghormati jati dirinya sendiri.
Banyak orang percaya. Katanya cinta itu butuh pengertian. Mencintai berarti memahami. Mencintai berarti menghargai. Mencintai berarti peduli. Mencintai berarti merasakan. Mencintai berarti menerima apa adanya. Tapi di saat yang sama, kenapa mencintai selalu rela melepaskan kebahagiaan demi orang yang dicintai. Cinta yang salah kaprah!
ADVERTISEMENT
Cinta itu yang dicintai perbedaannya, yang dicintai kelebihan dan kekurangannya. Selalu mengharap rindu untuk saling membantu. Selalu mengharap senyum untuk saling terkagum. Tapi, mencintai bukan menguasai. Dan mencintai tidak harus mengubah diri.
Cinta sering salah jalan. Karena mengejar kesempurnaan tapi mengabaikan kemanusiaan. Mengejar keindahan tapi lupa kesederhanaan. Ingin bahagia tapi caranya tidak bahagia. Ingin bersama tapi caranya memecah-belah. Cinta sering lupa, bukan kemewahan yang dituju. Tapi sikap sederhana dan rasa syukur yang diberikan. Karena di mana pun, tidak akan pernah ada cinta yang sempurna.
Bagaimana dengan cinta sejati? Sederhananya, cinta sejati tidak boleh mengkhianati. Cinta yang tidak pernah takut kehilangan. Karena saat kehilangan baginya adalah merasakan kekuatan cinta yang sebenarnya. Karena di dalam birahi cinta, selalu ada saat-saat terperdaya dan terluka. Di balik cinta, selalu ada senang dan sedih silih berganti.
ADVERTISEMENT
Cinta, bukanlah menangis saat matahari belum terbit dan bulan belum muncul. Tapi cinta, mengajarkan kemampuan melihat keindahan di balik kekurangan. Ketika mampu mengubah semua kesulitan menjadi sederhana. Untuk selalu merangkul dalam kebaikan. Dan tetap bersama dalam suka dan duka.
Literasi cinta itu mengajarkan cara hidup, bukan merenggut hidup. Cara berjuang untuk tetap bahagia sekalipun di jalan kesesatan. Selamat bercinta!