Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Literasi Orang Bahagia?
17 Februari 2025 18:29 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ngobrol bareng relawan taman bacaan, ada pertanyaan. Siapa itu orang bahagia?
ADVERTISEMENT
Secara sederhana, saya menjawab. Bahagia itu soal rasa personal dan sangat subjektif. Tidak ada kebahagiaan yang permanen, selalu pasang surut. Bila pertanyaannya, siapa orang yang bahagia? Maka kemungkinannya hanya dua, yaitu 1) orang yang pura-pura bahagia dan 2) orang yang benar-benar bahagia.
Tapi menariknya, kedua-duanya punya sisi gelap. Kalau yang pura-pura bahagia, pasti sudah banyak yang tahu kan. Berpura-pura bahagia agar dibilang bahagia, namun sejatinya gelisah dan bingung. Terlalu jauh antara harapan dan kenyataan. Dan akhirnya bertanya sendiri, siapa saya sebenarnya?
Sementara untuk yang benar-benar bahagia pun ada sisi gelapnya. Punya pengalaman buruk, dizolimi orang lain hingga diremehkan. Semuanya terasa menyakitkan, kadang mengerikan. Tapi di balik itu, dia belajar banyak, bertumbuh, dan terus ikhtiar mewujudkan cita-citanya. Sehingga akhirnya menjadi pribadi yang benar-benar bahagia.
ADVERTISEMENT
Tapi satu hal tidak boleh lupa. Bahwa tidak ada orang yang paham indahnya tawa tanpa pernah merasakan pedihnya luka. Bagaimana bisa tahu bahagia tanpa pernah mengalami tidak bahagia. Itulah pasang surutnya. Maka bahagia, memang harus diperjuangkan. Karena bahagia tidak akan datang dengan sendirinya. Sayangnya hari ini, tidak sedikit orang yang tidak mau berjuang untuk bahagia. Sudah tahu tidak bahagia tapi tetap dijalani dan dikerjakan. Begitulah adanya.
Bersikap tentang bahagia itu penting. Karana memang, kesedihan dan kebahagiaan itu tidak bisa dipisahkan. Sering bercampur baur hingga pemiliknya sering kehilangan hati nurani dan akal sehat. Tentu, bukan hanya kamu, bukan hanya saya, dan bukan cuma dia. Semua tahu dan pernah merasakannya.
Bahagia itu relatif. Maka jangan pernah merasa jadi korban apapun. Tetaplah berpikir positif dan terus berbenah di segala keadaan. Bila ada yang pernah jatuh, tidak apa-apa. Banyak orang yang sudah jatuh sebelum kita. Banyak yang sudah melewati masa-masa gelap. Mereka bisa dan mampu, kenapa kita tidak? Bertahan dan nikmati hati-hati yang ada. Teruslah maju dan keep fighting. Sederhana saja, jangan menyerah dan terus berjuang.
ADVERTISEMENT
Tetaplah positif dan nikmati yang dimiliki. Hingga kita bisa menemukan bahagia setelah tidak bahagia. Untuk menuju benar-benar bahagia, bukan pura-pura bahagia. Sambil menutup obrolan bersama relawan TBM Lentera Pustaka sore itu. Salam literasi!