Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mencari Bahagia Kok di Tempat Jauh?
25 April 2025 6:37 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak orang mencari kebahagiaan di orang lain. Tidak sedikit pula yang mencari bahagia di tempat lain, di kafe-kafe di objek wisata, bahkan di obrolan bersama orang lain. Itu semua contoh salah mencari kebahagiaan. Bahagia kok di orang lain?
ADVERTISEMENT
Kita sering lupa, bahagia itu ada di diri sendiri. Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang harus dicari di masa depan atau di tempat yang jauh. Walt Whitman, seorang penyair AS asal Belanda mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati ada di sini dan sekarang. Bahagia ada di momen yang sedang kita jalani hari ini, bukan di saat yang akan datang atau dalam impian yang belum terjadi. Bahagia tidak akan pernah ada di orang lain, apalagi di tempat-tempat yang semu.
Sering kali kita menunda rasa bahagia dengan berpikir, “Aku akan bahagia kalau sudah berhasil,” atau “Nanti, setelah ini selesai, baru aku bisa tenang.” Cara berpikir bahagia seperti itu salah semua. Bahagia tidak pernah menunggu momen sempurna. Ia hadir dalam hal-hal sederhana: dalam nafas pagi, pada secangkir kopi, dalam tawa kecil, pada pengabdian di taman bacaan, bahkan dalam syukur atas apa yang ada sekarang. Ada dalam hati dan jiwa yang selalu bersikap realistis dan menerima apa adanya dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Bahagia yang sejati, justru terletak pada cara kita menghargai diri sendiri, di kala menghargai waktu saat ini, bukan besok atau akan datang. Karena kalau kita terus menunda kebahagiaan, kita akan terus mengejar bayangan. Tapi jika kita membuka mata dan hati sekarang juga, kita mungkin sadar bahwa kebahagiaan sebenarnya sudah ada, di dalam diri, di tempat ini, di jam ini saat kita menyadarinya.
Bagi saya, bahagia pun ada di taman bacaan. Saat menghadirkan senyum pada anak-anak bisa memegang buku bacaan. Saat bernasihat pentingnya membaca buku, bisa sediakan akses bacaan. Saat mengerjakan apapun yang kita senangi, yang baik dan bermanfaat bagi sesama. Itu semua wujud bahagia yang tidak dimiliki banyak orang.
Jadi, kenapa harus menunda untuk bahagia? Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi
ADVERTISEMENT