news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Meneladani Filosofi Pohon Pisang

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
18 Desember 2019 6:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pisang mentah Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pisang mentah Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
"Mas kalau kepenginn hidup tenang, hiduplah seperti pohon pisang”. Mas nek pengen uripmu trentrem, urip po koyok wet gedang. Begitu kata seorang tua di sebuah kebun.
ADVERTISEMENT
Lho, kenapa hidup tenang harus seperti pohon pisang?
Iya itu hanya nasehat. Bisa diterima bisa juga tidak. Tapi bila mau direnungkan sejenak, mungkin ada benarnya nasehat itu. Hidup seperti pohon pisang. Sebut saja, filosofi pohon pisang.
Pohon pisang itu, sama sekali tidak butuh tempat khusus untuk tumbuh. Maka pohon pisang bisa tumbuh dimana pun. Di tempat gersang, di tempat dingin bahkan di tempat yang hambar sekalipun pohon pisang tetap bisa tumbuh. Pohon pisang selalu survive di mana pun, berusaha tetap hidup dan tidak menyerah dalam segala keadaan. Lalu manusia, kenapa harus cengeng di saat punya masalah?
Hebatnya lagi. Pohon pisang itu tidak mau mati sebelum berbuah. Ia ingin kehadirannya di dunia ini bisa memberi manfaat sebelum ajal menjemputnya. Semasa hidupnya, pohon pisang harus terus berkarya, menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Tidak peduli dalam keadaan apa pun. Pohon pisang hanya berjuang untuk berbuah walau ia tidak akan menikmati hasil perjuangannya. Maka begitu pun manusia seharusnya, jangan pernah meninggalkan suatu tempat tanpa meninggalkan karya yang baik. Berbuat baik di mana pun. Karena sewaktu-waktu, tiap manusia bisa saja “terpaksa” meninggalkan suatu tempat secara tiba-tiba dan tidak bisa ditunda lagi.
ADVERTISEMENT
Filosofi pohon pisang, selalu memberi manfaat kepada siapapun
Pohon pisang itu keren, Karena seluruh bagian tubuhnya punya manfaat. Mulai dari akar, batang, daun, pelepah daun, apalagi buahnya. Bahkan ketika buah masih mentah pun bisa dibuat keripik. Manusia pun begitu, ada dan hidup untuk memberi manfaat kepada orang lain. Selagi mampu, selagi bisa berbuatlah untuk menebar manfaat kebaikan kepada siapa pun.
Tidak sekedar itu, pohon pisang pun selalu mampu mempersiapkan generasi penerus. Sebelum ia ditebas mati. Selalu ada tunas baru yang siap tumbuh di sampingnya. Tunas-tunas muda yang akan meneruskan tugasnya memberi manfaat kebaikan pada siapapun. Maka hikmahnya, manusia yang katanya punya akal pikiran harusnya bisa berbuat dan bermanfaat yang tak lekang oleh waktu. Hidup bukan hanya untuk cari makan. Tapi hidup pun perlu memberi manfaat.
ADVERTISEMENT
Ada sifat baik yang bisa dipetik dari pohon pisang. Pohon pisang tidak pernah mewariskan dendam kepada anak-anaknya. Sekalipun ia harus ditebas saat diambil buahnya. Pohon pisang tidak dendam saat disakiti. Hidup itu bisa manis bisa pahit. Apapun keadaanya, jangan mewariskan dendam untuk siapapun dan kepada siapapun. Karena pohon pisang, selalu mewariskan kebaikan karena buahnya manis. Bukan mewariskan keburukan.
Terserah. Siapapun boleh gemar pisang ambon, pisang tanduk, pisang kapok, pisang emas, pisang raja, pisang susu, pisang hijau atau pisang-pisang lainnya. Bahkan untuk menikmatinya, boleh menanam sendiri atau hanya membeli pisangnya. Asal jangan lupa, filosofi pohon pisang. Untuk tetap berjuang memberi kebaikan atau manfaat dan jangan pernah berputus asa dalam keadaan apapun. Berjuanglah secara mastatho’tum; ikhtiar penuh kesungguhan, sekuat tenaga yang kita miliki sampai Allah SWT yang menghentikan kita. Bukan karena kita yang ingin berhenti.
ADVERTISEMENT
Seperti pohon pisang.
Tidak ada orang yang tidak berguna di dunia ini, selama ia mau berperan meringankan beban hidup sesamanya. Karena tiap kehadiran kita harusnya memberi arti dan manfaat bagi orang lain. Tengoklah pohon pisang, yang selalu rela memberi banyak manfaat. Bahkan sampai ia akan mati sekalipun. Filosofi pohon pisang; “makin sedikit tersisa bagi dirimu, makin banyak sinar terpancar melaluimu”… #TGS #BudayaLiterasi #PegiatLiterasi