news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Nasihat Itu Ajaran Baik, Bukan Kata-kata Buruk

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
17 September 2020 11:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak yang sedang diberi nasihat oleh orang tuanya. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak yang sedang diberi nasihat oleh orang tuanya. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ada yang perlu diluruskan tentang “nasihat”.
Nasihat, bukan nasehat. Itu artinya “ajaran atau pelajaran baik”. Atau lainnya berarti “anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik”. Maka bagi siapa pun, menasihati atau menasihatkan pasti “pesannya baik, sesuatu yang positif”. Ada ajaran moral yang baik dari nasihat. Jadi sangat salah, bila ada orang menasihati sesuatu yang buruk, apalagi jahat.
ADVERTISEMENT
Contoh nasihat, “Nasihat pemerintah, semua orang wajib pakai masker”. Tapi sebaliknya “Gimana tidak sakit, sudah dinasihati tidak mau” adalah bukan nasihat.
Di tengah wabah COVID-19, nasihat baik itu penting. Bahkan di era media sosial seperti sekarang pun nasihat yang baik sangat penting. Karena selain sebagai koreksi, nasihat juga sebagai evaluasi atas apa yang pernah diucapkan dan dilakukan. Agar ke depan jadi lebih baik, bukan lebih buruk. Maka nasihat adalah sesuatu yang baik.
Maka nasihat, tidak tercermin dari kata-kata yang buruk. Tidak ada nasihat pada kata-kata yang jelek atau jahat. Berdalih nasihat. Tapi mencela, mencaci, menghujat, membenci, menyalahkan atau merendahkan orang lain. Sama sekali itu semua bukan nasihat. Berdebat yang tidak ada manfaatnya pun bukan nasihat. Coba cek di media sosial. Gayanya seperti bernasihat. Tapi nyatanya, kata-kata yang dipakai tidak baik, tidak pantas. Sekali lagi, itu bukan nasihat.
ADVERTISEMENT
Kenapa nasihat? Karena manusia itu makhluk yang labil. Pemilik salah dan khilaf. Kan tidak ada manusia yang sempurna. Namanya manusia. Satu waktu berbuat baik, di waktu lain berbuat buruk. Saat ingat baik, saat lupa jahat. Hari ini benar, bisa jadi besok salah. Atas dasar itu tiap manusia pasti butuh nasihat, antara dinasihati atau menasihati. Tujuannya, untuk mengingatkan. Agar jadi lebih baik, jadi lebih benar, jadi lebih ingat. Itulah nasihat.
Maka siapa pun, selagi masih jadi manusia. Jangan pernah merasa paling benar dan mengklaim tidak pernah salah. Manusia itu pasti ada salahnya. Dan orang yang antinasihat, kemungkinannya hanya dua: 1) sombong atau 2) bebal. Merasa diri paling benar, sementara yang lain salah.
Nasihat di Taman Bacaan Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak
Sejatinya, nasihat itu untuk memperbaiki diri. Nasihat pun boleh disebut sebuah “investasi” kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Karena tanpa nasihat, manusia akan sulit dikontrol. Bahkan bisa menabrak aturan apa pun. Menjadi liar dan tidak terkendala. Hingga akhirnya membuat kerusakan dan kerugian. Tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi juga orang lain.
ADVERTISEMENT
Maka di TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor. Saya pun membiasakan untuk memberi nasihat kepada anak-anak kampung usia sekolah dan masyarakat sekitar. Agar mereka lebih paham arti kehidupan dan mampu berdaya di tengah peradaban, bukan malah terlindas zaman. Taman bacaan bukan hanya jadi tempat baca. Tapi juga tempat bernasihat orang dewasa kepada anak-anak. Agar mereka tidak salah jalan. Agar hidup lebih bermanfaat untuk orang lain, bukan malah merusak orang lain.
Karena saya percaya. Nasihat itulah yang diperlukan banyak orang hari ini. Agar jadi lebih baik, lebih bijak, lebih rendah hati, dan lebih peduli. Karena “sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS 103:2-3).
ADVERTISEMENT
Mungkin karena nasihat, kesalahan dan kekurangan manusia bisa ditambal. Sebab pengetahuan manusia itu terbatas, tidak bisa menjangkau segala hal dalam kehidupan. Dan nasihat baik itu datangnya dari Allah, walau eksekusinya bisa saja melalui orang lain. Jadi, nasihat itu kebaikan bukan keburukan. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BudayaLiterasi #PegiatLiterasi