Orang-orang Sibuk Urusan Gak Penting

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
Konten dari Pengguna
7 Oktober 2019 15:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tiap awal pekan, banyak orang ingin sibuk sesibuk-sibuknya. Atau memang sibuk beneran. Ada yang sibuk demo, ada yang sibuk komentar. Sibuk ngurusin buzzer. Atau sibuk makan, sibuk kerja, dan sibuk tidur. Bahkan ada yang sibuk ngomongin negara atau ngomongin orang lain. Tiap hari sibuk banget.
ADVERTISEMENT
Sibuk itu pasti. Karena banyak yang dikerjakan. Sibuk juga berarti giat dan rajin walau kadang gak tahu apa yang dirajinkan. Bahkan kata kawan saya, sibuk itu penuh dengan kegiatan. Persis seperti orang yang lalu-lalang atau mobil-mobil bersimpang-siur di jalanan. Pokoknya sibuk banget deh.
Tapi sayang, gak sedikit pula. Orang-orang yang terlalu sibuk memikirkan kesulitan negaranya bahkan hidupnya sendiri. Hingga lupa dan gak punya waktu untuk mensyukuri rahmat Allah SWT yang begitu melimpah. Maka jangan terlalu sibuk urusan dunia. Karena semua sudah ada dalam skenario-Nya. Rileks saja.
Saking gandrungnya pada kesibukan. Kita hampir lupa. Sibuknya positif atau negatif. Sibuknya bermanfaat atau tidak bermanfaat. Itulah sebab, sibuk yang tidak produktif. Sepertinya, kita sudah berbuat banyak. Tapi sepertinya tidak ada apa-apanya. Terlalu sibuk itu kadang tidak baik. Sebab "membunuh" kesadaran untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Bukan memperbaiki orang lain.
ADVERTISEMENT
Jangan sibuk untuk membenci. Karena sesuatu yang kita benci bukan untuk di-ekspos atau dijelaskan. Tapi sibuklah untuk mencintai, untuk menebar kebaikan kepada orang lain. Karena sesibuk-sibuknya manusia, pada akhirnya dimintai pertanggungjawaban. Sibuk kok urusan yang gak penting?
Banyak orang sibuku urusan yang gak penting, mengapa bisa?
Patut diingat, sibuk pun sah-sah saja. Dan sibuk itu bukan soal berpikir dan bertindak untuk membalas kebencian dengan lebih pedih. Tapi soal cara berbuat yang lebih baik ke depan. Karena di dunia yang sementara ini, kita tidak sedang berjuang untuk menjadi yang terbaik. Tapi cukup, memulai dan mengakhiri segala sesuatu dengan baik.
Sibuklah dalam kebaikan. Bukan sebaliknya. Karena tidak akan pernah ada pohon yang berbuah lebat atau bibit tanaman yang bisa tumbuh. Bila hati dan pikiran kita bak "gunung berapi" yang hendak meletus?
ADVERTISEMENT
Sibuk itu gak sepenuhnya baik. Maka berhati-hatilah. Karena zaman now, banyak orang sibuk memperdebatkan ibadah, hingga tak sempat ibadah. Banyak orang sibuk berdebat soal agama, hingga lupa menjalankan agamanya. Hati-hati, sibuk yang tidak baik.
Maka, sibuk pun harus digeser. Ke arah yang lebih positif, yang lebih bermanfaat. Kesibukan yang maslahat. Sibukkanlah diri dalam kebaikan. Hingga kebencian dan keburukan lelah mengikuti kita.
Sibuk pun menjadi indah pada waktunya. Ketika kita gak punya waktu untuk membenci orang yang membenci kita. Karena kita terlalu sibuk mencintai mereka yang mencintai kita dalam kebaikan.... ciamikk #TGS #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen