Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten dari Pengguna
Penelitian tentang Persepsi Generasi Milenial terhadap DPLK, Seperti Apa?
26 Februari 2025 5:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Upaya mengoptimalkan kepesertaan dana pensiun di kalangan generasi milenial harus ditingkatkan. Karena salah satu manfaat utama dari dana pensiun adalah memberikan kemandirian finansial saat pensiun. Dengan adanya dana pensiun yang cukup, generasi milenial dapat memastikan keberlanjutan penghasilan di hari tua. Saat tidak bekerja lagi dan tidak punya gaji lagi, maka dana pensiun bisa jadi sumber penghasilan utama.
ADVERTISEMENT
Tapi masalahnya, bagaimana kecenderungan generasi milenial dalam mempersipakan masa pensiun tidak ada yang tahu. Untuk itu, informasi dan survei terkait persepsi dan kepemilikan dana pensiun khususnya Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) di generasi milenial menjadi penting dilakukan. Persepsi berkaitan erat dengan pemahaman terhadap dana pensiun yang bisa memengaruhi perilaku generasi milenial tentang dana pensiun. Atas latar belakang di atas, dibutuhkan informasi dan analisis lebih mendalam tentang persepsi dan kepemilikan generasi milenial terhadap Dana Pensiun Lembaga Keunagan (DPLK) untuk kesejahteraan hari tua. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui cara pandang generasi milenial terhadap DPLK dan Tingkat kepesertaannya sebagai upaya memetakan pentingnya edukasi dan kemudahan akses dana pensiun pada generasi milenial di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Penelitian deskriptif tentang persepsi dan kepemilikan generasi milenial terhadap Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dilakukan Syarifudin Yunus, seorang edukator dana pensiun dan Asesor LSP Dana Pensiun. Dengan menggunakan metode survei dan studi literatur serta melibatkan 80 generasi milenial yang bekerja dengan rentang usia 25-40 tahun di Jakarta pada Desember 2024. Karakteristik utama generasi milenial yang menjadi responden adalah pekerja yang menerima upah atas hasil pekerjaannya, baik di sektor formal maupun informal. Pengumpulan data dilakukan dengan google-form yang disampaikan kepada responden untuk menjawab pertanyaan, di samping peneliti melakukan analisis terhadap gejala yang disajikan secara kualitatif.
Hasil penelitian menyebutkan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) di Indonsia dihadapkan pada tantangan yang besar untuk terus bertumbuh dan mampu meningkatkan kepesertaaanya. Salah satunya terkait persepsi dan kepemilikian generasi milenial erhadap DPLK sebagai sarana mempersiapkan kesejahteraan di hari tua. Generasi milenial, yang lahir pada kisaran tahun 1980 hingga 2000-an ternyata belum memahami DPLK. Sekalipun bersikap lebih idealis, ambisius, dan punya obsesi bisnis yang tinggi, generasi milenial terbukti belum mempersiapkan dana pensiun secara optimal.
Penelitian ini menyebutkan dengan tegas 1) generasi milenial punya “minat” terhadap DPLK sebagai solusi perencanaan masa pensiun dan 2) generasi milenial memiliki konsen soal edukasi dan akses membeli DPLK secara online. Edukasi DPLK sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman generasi milenial tentang dana pensiun. Generasi milenial pun mau membeli DPLK secara individual melalui akses digital. Dengan demikian, tingkat literasi akan berbandung lurus dengan tingkat inklusi DPLK di kalangan generasi milenial. Hasil penelitian lengkap dapat disimak pada:
ADVERTISEMENT
https://jurnal.aksaraglobal.co.id/index.php/jkpim/article/view/605
Simpulan penelitian ini menegaskan bahwa persepsi generasi milenial terkait DPLK masih tergolong rendah, karena 61% milenial tidak tahu tentang DPLK. Akibatnya, 86% generasi milenial yang bekerja belum memiliki program DPLK. Tingkat kepemilikian atau kepesertaan DPLK dari generasi milenial masih tergolong sangat rendah. Hanya 1 dari 10 generasi milenial yang memiliki program DPLK. Sebagai perencanaan hari tua, 78,5% generasi milenial mau membeli program DPLK secara individual, bukan diikutkan kantornya. Persepsi dan kepemilikan generasi milenial terhadap DPLK sangat dipengaruhi oleh 1) ketidak-tahuan manfaat DPLK, 2) kurangnya edukasi DPLK kepada generasi milenial, dan 3) tidak tersedianya akses membeli DPLK yang mudah. Agar generasi milenial tetap sejahtera di hari tuanya.