Konten dari Pengguna

Taman Bacaan Latih Budaya Antre, Agar Tidak Serobot Hak Orang Lain

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) - Konsultan - Mhs S3 MP Unpak - Pendiri TBM Lentera Pustaka
7 April 2024 8:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Budaya antre atau menunggu giliran mungkin dianggap soal sepele. Tapi tidak begitu di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Seperti yang terjadi pada 80-an pengguna layanan (anak-anak dan ibu-ibu) saat antre pembagian takjil setelah khataman Al Quran ke-4 kemarin di Bogor ((6/4/2024). Setelah menutup kegiatan “Ngabubu Read Ramadan Ceria di TBM”, seluruh pengguna layanan antre takjil yang dibagikan wali baca dan relawan TBM Lentera Pustaka disaksikan Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka. Setelah antre, anak-anak pun membagikan membagikan takjil di jalanan dekat taman bacaan.
ADVERTISEMENT
Di era sekarang, budaya antre tidak lagi masalah sederhana. Tapi harus dilatih dan ditanamkan kepada anak-anak dan warga sejak dini. Karena antre sulit dilaksanakan tanpa ada komitmen dan contoh praktik baik. Melatih anak untuk terbiasa antre tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu waktu dan pembiasaan serta keteladanan dari orang dewasa seperti yang dilakukan secara rurin di TBM Lentera Pustaka. Mulai dari jajanan gratis, mengambil buku bacaan, dan pembagian takjil. Agar tidak berebut dan lebih tertib.
Mengapa budaya antre perlu dilatih? Tentu, agar terbiasa dan menjadi prinsip etika yang dijunjung tinggi di mana pun dan kapan pun. Untuk kemaslahatan semua orang, di samping memperkokoh etika baik di Masyarakat. Budaya antre mengandung pelajaran mulia berupa etika dan akhlak. Melalui antre, anak-anak akan terbiasa 1) mengatur waktunya dengan efektif, 2) akan belajar bersabar menunggu gilirannya, 3) akan menjadi orang yang mampu menghargai hak orang lain, 4) akan belajar tentang kedisiplinan dan rasa malu jika merebut hak orang lain, dan 5) akan membentuk akhlak baik anak.
ADVERTISEMENT
Antre pembagian takjil di Taman Bacaan Lentera Pustaka Bogor
“Kami di TBM Lentera Pustaka, selalu mengajarkan budaya antre kepada anak-anak dan warga sebagai pengguna layanan taman bacaan. Tujuannya sederhana, membiasakan antre saja. Belajar menunggu giliran dan menghargai hak orang lain. Antre itu soal membentuk etika dan akhlak anak-anak” ujar Syarifudin Yunus di TBM Lentera Pustaka di Bogor.
Kebiasaan antre, sejatinya juga dapat membentuk pribadi anak lebih kreatif. Karena melalui antre, si anak memikirkan hal-hal kecil untuk mengisi waktu sembari menunggu giliran. Banyak orang menganggap anter soal kecil. Tapi antre justru menjadi pelajaran berharga tentang etika dan cara bersosialisasi dengan orang lain yang baik.
Maka TBM Lentera Pustaka memandang cara yang efektif untuk membentuk karakter disiplin anak adalah dengan membiasakan antre. Antre sebagai budaya untuk tertib. Pembiasaan ini dinilai sangat efektif dalam menerapkan karakter disiplin anak sejak usia dini. Berawal dari kebiasaan-kebiasaan baik yang dilakukan sehari-hari sehingga budaya antre jadi tertanam dalam diri anak. Memang, kegiatan antre bukan hal yang baru bagi anak. Tapi anak-anak bisa menemukan budaya antre ketika berada di lingkungan rumah, di sekolah atau di mana pun. Antrelah agar tidak menyerobot hak orang lain. Salam literasi #NgabubuRead #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
ADVERTISEMENT