Konten dari Pengguna

The Untold Story Bacaan di Hari Lebaran

Syarif Yunus
Dosen Unindra - Edukator Dana Pensiun - LSP Dana Pensiun - Konsultan - Dr. Manajemen Pendidikan - Pendiri TBM Lentera Pustaka - Penulis 54 buku
1 April 2025 9:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarif Yunus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat momong cucu di libur lebaran, saya menyempatkan waktu membaca kisah tentang Imam Bukhari, seorang pelopor pengumpul hadits shahih dalam satu kitab. Selama 16 tahun, Imam Bukhari berhasil meramu sekitar 7.500 hadits shahih yang dipilih dari sekitar 600.000 hadits yang dihafalnya. Kitab bertajuk “Shahih Bukhari”, sebuah karya paling monumental.
ADVERTISEMENT
Di balik kehebatannya sebagai ulama yang cerdas dan jujur serat senang menghafal hadist Nabi, ternyata imam Bukhrai pernah difitnah sampai-sampai dipenjara. Penguasa negeri dan para pendukungnya merekayasa fitnah atasnya, hingga mengadili dan memenjarakan Imam Bukhari. Kenapa begitu? Karena Imam Bukhari dianggap selalu menjadi penghalang penguasa. Akibat fitnah itulah, Imam Bukhari dijatuhi hukuman mati oleh penguasa. Dipermalukan di depan khalayak.
Terus, gimana selanjutnya? Dikisahkan, pada malam hari sebelum eksekusi, Imam Bukhari berdoa kepada Allah dan bershalawat kepada Nabi. Sepenuh hati, ia mengenang perjuangan para pahlawan perang Badar. Dalam kesyahduan doanya, sampai akhirnya Imam Bukhari tertidur hingga bermimpi didatangi Nabi bersama 313 sahabat dengan menunggang kuda. Salah satu dari mereka berkata; Wahai putraku Bukhari, kami akan membantu masalahmu. Jangankan seluruh syuhada Badar yang kau lihat ini, satu orang saja diantara kami sudah bisa menghabisi mereka"
ADVERTISEMENT
Lalu, apa yang terjadi? Keesokan harinya, hakim yang memutuskan perkara sang Imam Bukhari mati mendadak. Fitnah terhadap beliau pun terbongkar, akhirnya Imam Bukhari dibebaskan dari penjara. Tidak cukup sampai di situ, penguasa negeri Bukhara yang bernama Khalid As-Sadusi di akhir umurnya mati dalam keadaan hina dan seluruh pendukungnya yang ikut membuat dan menyebarkan fitnah itu dibalas satu demi satu oleh Allah di dunia. Sungguh luar biasa, terbukti Allah pasti menolong orang baik dan membalas orang jahat ya kan?
Membaca di hari lebaran, the untold story
Mungkin, apa yang terjadi pada Imam Bukhari pernah terjadi di masa kini. Ada banyak cerita, orang yang tidak bersalah dibenci, dimusuhi bahkan difitnah. Entah apa sebabnya, intinya banyak orang-orang di sekitar kita memiliki karakter yang kesannya baik tapi nyatanya jahat walau hanya sebatas pikiran. Terlalu gampang tidak suka kepada orang lain, apalagi pada musuhnya. Bahkan orang banyak hari ini begitu toleran terhadap prasangka buruk dan pikiran kotor. Rasa benci, iri, dan dendam yang merasuki pikirannya sendiri. Sebuah untold story, kisah yang tidak terungkap di batin melebih dari apa yang tersajikan di wajah dan fisiknya.
ADVERTISEMENT
Pada untold story batiniah, selalu ada orang-orang yang tidak selayaknya membenci namun memusuhi. Tidak pantas menuntut namun berharap lebih. Tidak berbuat apa-apa namun kerjanya meremehkan orang lain. Tidak pernah membantu tapi seolah-olah berkontribusi para orang lain. Orang-orang yang senang melihat keberhasilan orang lain tapi bukan pada orang yang dianggap musuhnya. Sebuah untold story yang makin nyata ada dan berulang hingga kini.
Kisah yang tidak terungkap dari Imam Bukhari, seorang ulama yang bernama asli Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah al-Ju`fi al-Bukhari memberi Pelajaran sederhana. Bahwa kalau ada seseorang yang dilanda fitnah, kita jangan sampai sampai ikut-ikutan menyebarkannya. Bila ada aib orang lain, jangan kita justru membiacarakannya. Bahkan kita dan siapapun, sangat tidak pantas membenci dan iri hati pada orang lain atas sebab apapun.
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya, tidak ada yang membenci kecuali orang yang iri. Jadi rileks saja dan jangan pernah merasa diri kecil di sisi orang lain kecuali di sisi Allah SWT. Dan yang penting, tidak semua hal yang menjadi ketetapan Allah harus dimengerti asal-usulnya. Biarlah terjadi bila sudah kehendak-Nya, karena itu pasti baik. Salam literasi!