Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Paparan Polusi Udara dapat Merusak Kekebalan Imun Tubuh
19 Juni 2024 18:18 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Syarifah Fadlun Hasan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Polusi udara menjadi salah satu masalah lingkungan yang semakin mendesak dan berdampak luas pada kesehatan manusia. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa paparan polusi udara tidak hanya mempengaruhi saluran pernapasan dan sistem kardiovaskular, tetapi juga memiliki dampak signifikan pada sistem kekebalan tubuh.
ADVERTISEMENT
Sistem kekebalan tubuh, yang bertugas melindungi tubuh dari berbagai patogen dan menjaga homeostasis, dapat melemah akibat paparan polusi udara berkepanjangan. Zat-zat polutan seperti partikel halus (PM2.5), nitrogen dioksida (NO2), dan ozon (O3) dapat memicu peradangan kronis dan mengganggu fungsi normal sel-sel imun. Kondisi ini meningkatkan kerentanan tubuh terhadap infeksi dan penyakit lainnya, serta berpotensi memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, memahami mekanisme bagaimana polusi udara merusak sistem kekebalan tubuh menjadi penting untuk mengembangkan strategi pencegahan dan mitigasi yang efektif.
Sistem kekebalan tubuh kita dirancang untuk melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit. Namun, paparan terus-menerus terhadap polutan udara dapat melemahkan fungsi sistem ini. Polutan-polutan tersebut dapat menyebabkan peradangan kronis pada saluran pernapasan dan jaringan tubuh lainnya. Peradangan ini, bila berlangsung dalam jangka panjang, dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk melawan patogen berbahaya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, polusi udara dapat mempengaruhi sel-sel imun secara langsung. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa polutan udara dapat merusak sel-sel darah putih, yang merupakan komponen penting dalam sistem kekebalan tubuh. Kerusakan ini mengurangi efektivitas tubuh dalam merespons infeksi bakteri dan virus, serta dalam menghancurkan sel-sel kanker. Anak-anak dan lansia merupakan kelompok yang paling rentan terhadap dampak buruk polusi udara. Sistem kekebalan tubuh anak-anak belum sepenuhnya berkembang, sehingga mereka lebih mudah terkena infeksi. Sementara itu, pada lansia, sistem kekebalan tubuh sudah mulai melemah secara alami, dan paparan polusi udara memperburuk kondisi ini.
Paparan polusi udara tidak hanya menyebabkan penyakit pernapasan seperti asma dan bronkitis, tetapi juga dapat memperburuk kondisi kesehatan lainnya seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker. Semua kondisi ini berhubungan erat dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah beberapa organ tubuh manusia yang terdampak polusi:
1. Paru-paru: Partikel-partikel halus dan gas-gas berbahaya seperti ozon, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida dapat menyebabkan peradangan, asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Paparan polusi jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.
2. Jantung: Polusi udara, khususnya partikel halus dan gas beracun, dapat masuk ke aliran darah melalui paru-paru, menyebabkan peradangan dan kerusakan pembuluh darah, serta meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan hipertensi.
3. Otak: Partikel halus dapat menembus sawar darah otak, menyebabkan peradangan dan stres oksidatif di otak. Ini juga meningkatkan risiko gangguan neurodegeneratif serta gangguan kognitif dan perkembangan otak pada anak-anak.
selain itu, orag lain terdampak termasuk ginjal, hati, kulit dan sistem reproduksi reproduksi.
ADVERTISEMENT
Untuk melindungi diri dari bahaya polusi udara, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan seperti menggunakan masker saat berada di luar ruangan, terutama di daerah dengan tingkat polusi tinggi, serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Mendukung kebijakan pemerintah yang bertujuan mengurangi emisi polutan dan meningkatkan kualitas udara juga sangat penting.