Konten dari Pengguna

Lezat dan Filosofis: Menyelami Tradisi Kuliner Jepang

Syarla Marcelina
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Jepang Universitas Airlangga
23 September 2024 11:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarla Marcelina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang tidak mengenal negara dengan julukan negeri sakura, yang begitu istimewa dengan keindahan budaya dan alamnya, teknologi yang begitu maju dan memukau banyak manusia di penjuru negeri. Bahkan tak hanya itu saja, tetapi Jepang juga memiliki begitu banyak rahasia tentang banyaknya olahan makanan dan minumannya yang membuat masyarakatnya tetap sehat dan awet muda. Dapat diketahui bahwa Jepang memiliki banyak makanan dan minuman yang begitu beragam, keberagaman tersebut tak terlepas dari banyaknya keanekaragaman budaya yang ada di Jepang. Tradisi yang telah turun-temurun masih begitu kental dan terus dilakukan oleh masyarakat Jepang, hal ini membuat tradisi kuliner di Jepang saat ini begitu terkenal di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Perjalanan Kuliner Jepang
Dapat diketahui saat ini makanan pokok masyarakat Jepang sama dengan masyarakat Indonesia yaitu nasi. Memasuki abad ke-4 hingga masuk abad ke-8, mulai masuknya pengaruh dari kebudayaan Cina dan Korea ke Jepang. Hal tersebut mempengaruhi tradisi kuliner yang ada di Jepang, seperti penggunaan sumpit, teknik fermentasi makanan, serta bahan kedelai dan teh mulai diperkenalkan di daratan Asia. Tak hanya itu, di periode ini mishoshiru (sop miso) mulai berkembang melalui fermentasi dari kedelai.
Sop mishoshiru. Foto: freepik
Kemudian masuk pada abad ke-6 agama Buddha mulai masuk ke Jepang. Hal ini sangat berpengaruh, karena pantangan memakan daging mulai diterapkan, terutama di kalangan biksu. Sebagai akibatnya, makanan vegetarian seperti sayuran dan kedelai (yang diperkenalkan oleh Cina) menjadi bagian penting dalam diet. Dan ini juga mempengaruhi pengembangan makanan berbasis kedelai, seperti tofu dan natto. Namun di sisi lain, ikan tetap populer, karena larangan daging tidak berlaku untuk hasil laut.
ADVERTISEMENT
Periode Heian dan Kamakura (794-1333) chanoyu (upacara minum teh) yang dikenalkan oleh biksu Buddha mulai menjadi bagian yang penting dalam kebudayaan masyarakat Jepang yang saat ini masih terus dilakukan. Dan saat periode Kamakura, samurai mulai menjadi kelas dominan, dan pola makanan mereka menjadi begitu sederhana, berbasis beras, ikan, dan sayuran mencerminkan nilai kehidupan yang disiplin dan minim kemewahan.
Periode Edo (1603-1868) perubahan pertumbuhan kota Edo (Tokyo) sangat mempengaruhi pola makan masyarakat Jepang. Melahirkan makanan populer sushi, washoku (masakan tradisional Jepang) lebih sistematis dan formal untuk berbagai kelas sosial, serta sake, minuman beralkohol yang semakin populer di kalangan masyarakat. Kemudian pada Restorasi Meiji (1868-1912) Jepang mulai membuka diri kepada Barat. Dan pada akhirnya banyak pengaruh kuliner Barat yang masuk, seperti daging yang mulai diizinkan kembali untuk di konsumsi, serta masakan yang berbasis daging seperti yoshoku (makanan bergaya Barat seperti korokke, tonkatsu, dan kari Jepang).
ADVERTISEMENT
Kemudian masuk ke era Modern (Abad ke-20 hingga Sekarang) pada
zaman ini terjadi perubahan besar dalam pola makan Jepang. Roti, ramen instan, menjadi populer karena pengaruh Amerika dan modernisasi. Pada saat yang sama Jepang juga mulai mengeksplor kulinernya ke seluruh dunia. Washoku (makanan tradisional Jepang) diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda pada tahun 2013.(Rosliana, 2017)
Washoku Makanan Tradisional Khas Jepang. Foto: shutterstock
Saat ini, makanan Jepang dikenal di seluruh dunia karena keseimbangannya antara rasa, kesehatan, dan estetika. Makanan Jepang memadukan tradisi dengan pengaruh global, manghasilkan variasi kuliner yang terus berkembang. Sushi dan Ramen adalah beberapa contoh makanan Jepang yang saat ini begitu menjadi ikon Negara Jepang. Bahkan kita bisa mendapatkannya dengan mudah.
Makanan Jepang begitu terkenal dengan menggunakan bahan-bahan yang segar dan berkualitas tinggi. Hidangan seperti Sushi dan Sashimi menonjolkan rasa yang alami tanpa banyak bumbu yang mengganggu, serta estetika visual dalam penyajiannya yang begitu menarik. Jepang juga berusaha menjaga tradisi kuliner mereka melalui pendidikan dan program shokuiku, yang mengajarkan generasi muda tentang pentingnya menjaga makanan sehat dan tradisional. Hal ini menunjukkan Jepang untuk mewariskan kuliner mereka di tengah pengaruh budaya asing.(Putri & Amril, n.d.)
ADVERTISEMENT
Globalisasi telah membawa makanan Jepang ke seluruh dunia. Dengan banyaknya adaptasi makanan Jepang di negara lain sering kali melibatkan akulturasi di mana elemen-elemen lokal digabungkan dengan masakan Jepang. Makanan Jepang juga bukan hanya menggambarkan sekedar hidangan yang hanya bisa dimakan, melainkan juga bagian dari identitas budaya dan gaya hidup sehat yang dicerminkan melalui harmonisasi antara rasa, kesehatan, dan seni, menjadikannya salah satu tradisi kuliner yang paling dihargai di dunia.
Putri, U. A., & Amril, O. (n.d.). JEPANG DAN KULINER TRADISIONAL (WASHOKU): STUDI GASTRODIPLOMASI.
Rosliana, L. (2017). SHOKU BUNKA: WARNA BUDAYA DAN TRADISI DALAM MAKANAN JEPANG. 6(2).