Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Terancam Luntur? Pancasila di Era Digital
20 November 2024 15:21 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Syaura Putri Mahendra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Era digital telah membawa perubahan besar yang berdampak pada nilai-nilai Pancasila. Penetrasi teknologi yang masif, dengan lebih dari 70% populasi aktif menggunakan internet dan media sosial, telah menciptakan tantangan baru dalam pengamalan nilai-nilai Pancasila.
ADVERTISEMENT
Fenomena lunturnya nilai Pancasila di era digital terlihat dari beberapa aspek. Media sosial yang seharusnya menjadi wadah interaksi positif justru sering menjadi arena pertentangan dan ujaran kebencian berbasis SARA. Generasi muda terpapar beragam ideologi asing melalui platform digital yang terkadang bertentangan dengan nilai Pancasila. Budaya musyawarah terdegradasi menjadi debat tidak substansial di ruang digital, sementara kesenjangan akses teknologi menciptakan ketimpangan baru yang bertentangan dengan prinsip keadilan sosial.
Kondisi ini menunjukkan pentingnya upaya revitalisasi dan adaptasi nilai-nilai Pancasila agar tetap relevan di era digital, sekaligus menjaga identitas dan persatuan bangsa Indonesia di tengah arus transformasi digital yang tak terbendung.
Di tengah derasnya arus globalisasi digital dan masuknya berbagai ideologi asing, mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa menjadi sebuah keharusan yang tidak bisa ditawar. Pancasila tidak hanya sekedar dasar negara, tetapi juga merupakan pemersatu bangsa yang telah terbukti mampu menjaga keberagaman Indonesia selama lebih dari tujuh dekade. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mencerminkan jati diri bangsa Indonesia dan menjadi panduan dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk di era digital saat ini.
ADVERTISEMENT
Terlebih lagi, Pancasila memiliki peran strategis sebagai filter terhadap pengaruh negatif globalisasi digital yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Ideologi ini menawarkan keseimbangan antara nilai-nilai religius, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial yang tetap relevan dalam konteks kekinian. Oleh karena itu, upaya mempertahankan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila menjadi kunci dalam menjaga kedaulatan ideologi bangsa di era disrupsi digital.
A. Pengaruh Globalisasi Digital
Media sosial dan internet telah membuka akses tak terbatas pada berbagai ideologi dan budaya asing yang terkadang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Fenomena ini ditandai dengan meningkatnya individualisme digital, dimana masyarakat lebih mementingkan eksistensi virtual dibanding interaksi sosial nyata. Konten-konten global yang viral kerap menggeser perhatian dari nilai-nilai lokal dan kearifan budaya Indonesia, menciptakan krisis identitas terutama di kalangan generasi muda.
ADVERTISEMENT
B. Fenomena Sosial Media
Platform media sosial telah menciptakan tantangan serius bagi implementasi Pancasila. Echo chamber dan algoritma media sosial cenderung mengelompokkan pengguna dalam bubble informasi yang sama, meningkatkan polarisasi dan menurunkan toleransi terhadap perbedaan. Penyebaran hoaks dan ujaran kebencian menjadi ancaman nyata bagi persatuan bangsa. Interaksi sosial yang semakin digital juga mengurangi kualitas hubungan antarmanusia, dimana komunikasi tatap muka yang mengandung nilai-nilai gotong royong dan musyawarah mulai tergantikan oleh interaksi virtual yang seringkali dangkal dan tidak substansial.
Kedua aspek ini menciptakan urgensi untuk merumuskan strategi adaptif dalam mempertahankan relevansi Pancasila di era digital, sambil tetap menjaga esensi nilai-nilainya sebagai pemersatu bangsa.
C. Dampak Era Digital terhadap sila Pancasila
Era digital membawa dampak yang kompleks terhadap sila-sila Pancasila. Akses informasi yang mudah dan cepat memungkinkan penyebaran ideologi alternatif yang dapat menggerus nilai-nilai Pancasila, seperti radikalisme dan konsumerisme. Interaksi di dunia maya yang intens juga berpotensi memicu konflik dan perpecahan, mengancam sila ketiga, Persatuan Indonesia. Di sisi lain, era digital juga membuka peluang untuk memperkuat Pancasila melalui edukasi online yang interaktif dan menarik bagi generasi muda. Namun, penting untuk meningkatkan literasi digital dan membangun ekosistem digital yang positif untuk mencegah penyebaran informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat merusak nilai-nilai Pancasila. Tantangan dan peluang era digital menuntut kita untuk terus menerus memikirkan cara agar Pancasila tetap relevan dan menjadi pedoman hidup bagi bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
D. Ancaman Luntur Pancasila di Era Digital
Beberapa ancaman luntur Pancasila di era digital antara lain:
- Propaganda dan Hoaks: Penyebaran informasi yang tidak benar (hoaks) dan propaganda yang bertujuan untuk memecah belah bangsa, dapat merusak nilai-nilai Pancasila, khususnya persatuan dan kesatuan.
- Radikalisme dan Ekstremisme: Pengaruh ideologi radikal dan ekstremis yang disebarkan melalui media sosial dapat mengancam nilai-nilai Pancasila, seperti toleransi, keadilan, dan kemanusiaan.
- Individualisme dan Konsumerisme: Budaya individualisme dan konsumerisme yang dipromosikan melalui media sosial dapat mengikis nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, persatuan, dan keadilan sosial.
- Budaya Populer dan Globalisasi: Pengaruh budaya populer dan globalisasi yang kuat dapat menggeser nilai-nilai Pancasila dengan nilai-nilai asing yang tidak sesuai dengan budaya dan karakter bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
E. Upaya Memperkuat Pancasila di Era Digital
Untuk menghadapi ancaman luntur Pancasila di era digital, beberapa upaya dapat dilakukan:
- Peningkatan Literasi Digital: Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengakses, memahami, dan mengolah informasi di dunia digital, sehingga dapat memilah informasi yang benar dan bermanfaat.
- Penguatan Pendidikan Karakter: Menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini melalui pendidikan karakter di sekolah dan keluarga, sehingga generasi muda memiliki pondasi moral yang kuat.
- Pengembangan Platform Digital Berbasis Pancasila: Membuat platform digital yang mempromosikan nilai-nilai Pancasila dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
- Peningkatan Peran Media Massa: Media massa memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi yang benar dan positif, serta mempromosikan nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
- Penguatan Peran Pemerintah: Pemerintah memiliki peran penting dalam mengatur dan mengawasi ruang digital, serta menciptakan kebijakan yang mendukung penguatan nilai-nilai Pancasila di era digital.
Pancasila tidak hanya sekedar dasar negara, tetapi juga merupakan pemersatu bangsa yang telah terbukti mampu menjaga keberagaman Indonesia selama lebih dari tujuh dekade. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mencerminkan jati diri bangsa Indonesia dan menjadi panduan dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk di era digital saat ini. Oleh karena itu, upaya mempertahankan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila menjadi kunci dalam menjaga kedaulatan ideologi bangsa di era disrupsi digital.
Opini ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Dosen Pengampu : Mawardi Nurullah