Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Cinta Hakiki: Cinta yang Tidak Akan Pernah Habis
11 Juni 2024 13:20 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Muhammad Syawaludin Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cinta merupakan sesuatu yang alamiah yang dimiliki oleh semua insan. Dengan cinta, manusia dapat menikmati setiap momen kehidupan. Dengan cinta pula dapat tumbuh segala harapan. Dengan segala keindahannya, cinta memberikan cahaya sekaligus juga bisa memberikan kegelapan.
ADVERTISEMENT
Berarti bahwa cinta itu sesuatu yang harus dikendalikan agar rasa cinta itu menjadi sinar yang menyinari hati, bukan justru malah meredupkan. Al Habib Abdallah bin Ja'far Assegaf dalam acara miladnya ke-43 tahun di Lapangan Kecamatan Ciputat mengusung tema yang menarik, yaitu bertemakan "Gak Akan Abis Cintanya". Acara yang dihadiri banyak ulama dan ribuan jamaah itu sarat akan pesan yang penting bahwa cinta yang abadi, yang tidak akan mengecewakan, dan tidak akan pernah habis adalah ketika mencintai Allah, Rasul-Nya, dan apa-apa yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.
Mahbubul mahbub, mahbub, orang yang mencintai apa yang dicintai oleh orang yang dicinta, maka akan dicintai kembali. Ketika kita mencintai segala hal yang dicintai oleh Allah dan Rasul-nya, maka kita akan mendapatkan kecintaan-Nya pula. Ketika kita sudah mendapatkan kecintaan-Nya, maka niscaya kehidupan dunia ini penuh dengan keindahan dan kebahagiaan bak sinar yang menyinari ruang-ruang di hati.
ADVERTISEMENT
Lain halnya jika kita penuhi cinta dengan nafsu duniawi. Jauh dari cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka yang kita dapati hanyalah kesengsaraan abadi yang penuh keputusasaan dan kekecewaan. Rasa cinta itu justru memadamkan hati yang sebelumnya memiliki sinar cahaya. Sehingga bukan "Gak Akan Abis Cintanya" yang dirasakan, melainkan justru "Gak Akan Abis Penyesalannya".
Seperti itulah cinta. Ia bagaikan pisau yang digunakan pemiliknya. Apabila benar penggunaannya, maka akan sangat bermanfaat. Akan tetapi jika salah penggunaannya, maka bisa mencelakakan diri dan orang lain. Semoga, jalan yang kita pilih saat ini tidak salah arah, Semoga, cinta yang kita rasakan saat ini, tidak salah cinta.