Setop Ekspor Bahan Mentah, Apakah Menguntungkan?

Syed Fauzan Abubakar
melanjutkan pendidikan di UNIVERSITAS AMIKOM PURWOKERTO fakultas bisnis dan ilmu sosial
Konten dari Pengguna
4 Januari 2023 6:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syed Fauzan Abubakar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/id-id/foto/mina-da-passagem-em-mariana-mg-14747539/ pict hanya pemanis
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/foto/mina-da-passagem-em-mariana-mg-14747539/ pict hanya pemanis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahukah kamu, bahwa sejak dari tahun 2020 yang lalu Presiden Jokowi telah memberlakukan kebijakan pemberhentian ekspor bahan mentah atau raw material secara bertahap di tiap tahun, Jokowi mengatakan bahwa indonesia tidak berani menghentikan ekspor bahan mentah sejak zaman VOC.
ADVERTISEMENT
Dan bahan mentah yang pertama kali diberhentikan ekspornya ialah bahan mentah nikel sejak 1 januari 2020.
"Pada 2020 saya sudah sampaikan untuk pemberhentian ekspor bahan mentah nikel, kiriman minimal harus setengah jadi, kemudian nanti bertahap barang jadi, sehingga diharapkan nilai tambah kita ada di sini," ujar Jokowi dalam sambutannya pad Rapim TNI-Polri 2022 yang digelar di Mabes TNI, Jakarta, Selasa (1/3/2022).
Dan memang terbukti benar bahwa kebijakan tersebut dapat memberikan keuntungan berkali kali lipat, nilai ekspor yang awalnya bernilai Rp16 triliun melonjak menjadi Rp300 triliun pada tahun 2021, dan juga peluang terbukanya lapangan kerja baru, maka dari itu pemerintah bakal meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal di sekitar wilayah industri Morowali, Sulawesi Tengah dengan mendirikan sejumlah instansi pendidikan.
ADVERTISEMENT
Sehingga presiden Jokowi rencananya akan memberlakukan kebijakan yang sama terhadap bahan mentah lainnya seperti bauksit, tembaga, timah dan lain sebagainya, Dan tentu saja ini akan memberikan berbagai risiko yang mungkin saja terjadi.
Kamu mungkin sudah tahu bahwa salah satu risiko dari kebijakan tersebut ialah memberikan dampak bagi negara maju sehingga indonesia digugat WTO yang tidak setuju terhadap kebijakan tersebut. Namun indonesia tidak takut menghadapi ancaman dari negara negara barat tersebut. Menurut Luhut Binsar Pandjaitan bahwa "tidak ada satupun negara maju yang mau negara berkembang menjadi negara maju."
Dan menurut saya kebijakan perdagangan internasional yang diambil Jokowi kali ini akan dapat memberikan peningkatan pendapatan yang diharapkan dapat menyehatkan perekonomian di indonesia. Sehingga nantinya Indonesia bukan lagi negara berkembang, melainkan negara maju yang bisa diandalkan.
ADVERTISEMENT
Jadi kesimpulannya, bahwa memang gagasan untuk berdiri sendiri sebagai bangsa yang berdaulat itu diperlukan sehingga nantinya kita semua sebagai rakyat bisa mengelola dan menggunakan sumber daya alam dan manusia kita sendiri.