Konten dari Pengguna

Jin Pencuri Janin

Syifa Aimbine
Penulis, kreator dan moms
10 Oktober 2022 19:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syifa Aimbine tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mungkin dari kalian pernah mendengar kasus hilangnya bayi dalam kandungan, atau gangguan jin yang dialami ibu hamil seperti mendapat gangguan dari makhluk halus yang membuat janin di dalam kandungan hilang atau meninggal. Sebagai orang yang pernah berkutat di dunia medis, aku tentu saja tidak percaya hal mistik semacam itu. Saat praktik semasa pendidikan sebagai bidan pun, aku tak pernah menyaksikan langsung ibu hamil yang mengalami hal itu secara langsung. Semua hanya berdasarkan cerita dari mulut ke mulut. Tidak ada pembuktian secara jelas. Dan secara medis pun ada penjelasan masuk akal untuk kasus hilangnya janin yang dirasakan ibu. Jadi, boleh dibilang, aku dulu tidak percaya. Sampai aku mengalaminya sendiri, dan mungkin saja hampir kehilangan janinku.
ADVERTISEMENT
Ini adalah kejadian mistis yang kualami sendiri saat hamil anak pertama. Kehamilan pertama tentu saja rasanya luar biasa bagiku. Memamerkan pada khalayak ramai melalui media sosial tentu acap kali kulakukan. Tidak ada pantangan atau mitos apapun yang menghalangiku dalam menjalani kehamilan. Selain keluhan normal layaknya ibu hamil lainnya. Sejak menikah aku memang ikut dengan suamiku untuk menetap di salah satu kota di Jabodetabek. Kami menempati sebuah rumah kontrakan yang seadanya. Selama tinggal pun tidak ada hal aneh yang aku temui selama tinggal di rumah itu.
Suatu sore, aku dan suami baru pulang dari rumah temannya. Teman suamiku itu istrinya juga baru melahirkan, dan hari itu diadakan acara akikahan untuk menyambut bayinya yang baru lahir. Karena jarang berkumpul, suamiku sangat senang bertemu teman-temannya semasa kuliah dulu sehingga kami berada di sana cukup lama. Tanpa terasa, hari sudah menjelang gelap. Sebenarnya saat itu suamiku ingin menunggu magrib usai baru kami pulang. Namun, karena pinggangku yang sudah sangat pegal membuat aku ingin lekas pulang agar bisa lekas beristirahat. Kami pun pulang saat itu juga. Jarak rumah teman suamiku memang lumayan jauh, sehingga kami sampai di rumah hari sudah gelap. Saat melewati jembatan sebenarnya perasaanku mulai kurang nyaman. Pukul segitu suasana jalan memang tampak sepi. Kami pun harus melewati area sebuah kampus yang banyak dikelilingi hutan, udara dingin membuat tubuhku bergidik. Aku meminta suami untuk mempercepat laju motor agar bisa lekas sampai di rumah.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di rumah dan menunaikan salat, tubuhku makin merasa tidak nyaman. Tubuh serasa meriang. Suamiku pikir aku terlalu lelah, sehingga ia pun menyarankan aku untuk lekas istirahat di tempat tidur.
Menjelang tengah malam, aku makin gelisah, badan tak enak, dan beberapa kali aku terbangun. Tak tahu sekitar jam berapa, antara sadar dan tidak, aku mendengar orang berbisik, keras sekali di sekitarku. Aku kemudian membuka mata untuk mencari sumber suara, dan di situlah aku melihat mereka, makhluk yang seharusnya tidak ada di rumahku.
. Rambutnya tergerai, ia duduk tepat di sampingku, di pinggir Kasur. Seolah ia tengah memperhatikanku, menunggu aku terbangun dan menyadari kehadirannya.
Ia sedang mengelus-elus perutku. Aku terkesiap, kengeriang menjalar hingga ke punggungku. Aku berusaha bangun, mencoba berteriak, tapi suaraku seolah tak keluar. Menyadari aku yang bangun, makhluk itu seperti orang yang ketahuan mencuri sesuatu. Ia pun berusaha menarik paksa perutku, seolah ingin merebutnya. Aku semakin berusaha menarik perutku saat ia menyentaknya sekuatnya. Aku berteriak sekuat yang aku bisa. Di saat itu, untunglah suamiku akhirnya terbangun. Ia terkejut dan berusaha menggoyangkan tubuhku.
ADVERTISEMENT
"Yang, kenapa?" tanyanya panik.
Makhluk itu kemudian menghilang saat suamiku berusaha mengembalikan kesadaranku. Aku berusaha mengerjap-ngerjapkan mata karena tak percaya dengan hal yang barusan kualami. Berulang kali aku berusaha meyakinkan diri kalau yang tadi itu bukan mimpi. Tubuhku dingin, tapi keringat sudah membasahi daster yang aku pakai. Tanganku masih berusaha memeluk perutku yang membuncit. Tangisku pecah, aku panic sekaligus takut setengah mati.
Suamiku yang melihat istrinya histeris seperti itu menjadi panik. Ia kemudian berusaha menenangkanku. Memeluk dan berusaha menenangkanku. Lama aku terisak, mungkin lebih tepatnya aku masih syok dengan kejadian yang baru kualami.
“Istighfar, Yang,” ujar suamiki berulang kali.
Suamiku kemudian memberikan air yang sudah dibacakannya Al-Fatihah untuk kuminum. Barulah setelah itu aku merasa lebih tenang. Setelah rasanya cukup, barulah aku mulai bicara, menceritakan kejadian yang kualami pada suamiku.
ADVERTISEMENT
"Ta-tadi ... Ada makhluk yang mau mengambil janinku," ceritaku sambil terisak.
"Ha? Di mana?" Gantian kini suamiku tampak panik dan ketakutan.
"Sudah hilang." Suamiku tampak bingung.
Perlahan aku mulai menceritakan peristiwa itu secara menyeluruh. Suamiku antara percaya dan tak percaya pada awalnya. Namun, ia tak bisa menutupi rasa takut dan ia berkata kalau ia sampai merinding mendengarnya. Malam itu ia pun memutuskan untuk membaca ayat-ayat Al-quran sampai akhirnya aku bisa tertidur kembali. Saat itu sejujurnya aku masih merasa khawatir. Bagaimana jika makhluk itu dating lagi? Bagaimana jika benar ia ingin mencuri janinku? Samiku berusaha meyakinkan kalau ia akan menjagaku sepanjang malam. Barulah akhirnya aku bisa tertidur kembali.
Beberapa hari kemudian aku memang mengalami sedikit perdarahan. Dokter mengatakan kalau rahimku tipis, dan kemungkinan aku terlalu lelah sehingga aku disarankan untuk bedrest total. Namun, untunglah janinku sehat dan kuat. Sempat terlintas mengaitkan peristiwa itu dengan kejadian mistis yang kualami saat itu. Lagi-lagi teori yang masuk akal berusaha aku percayai. Karena aku terlalu takut jika saja hal itu memang berhubungan. Aku terlalu takut untuk mengingat sosok itu. Rambut panjangnya, wajahnya yang gelap dan menyeringai padaku, tentu saja hal itu menjadi mimpi buruk yang mengerikan.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini kemudian kami ceritakan pula pada mertua dan ibuku. Menurut mereka dan kepercayaan para orang tua, memang ada makhluk yang suka mencuri janin. Para jin itu biasanya suruhan orang lain yang bersekutu dengannya untuk keperluan sihir gelap atau entah untuk perbuatan jahat macam apa lagi. Yang jelas, hal itu bukan mustahil. Dalam kepercayaanku juga dikenal makhluk yang bernama ‘Ain’ yaitu sejenis jin yang muncul akibat pandangan orang lain. Meski aku sendiri tidak begitu paham kenapa hal itu terjadi padaku.
Banyak yang kemudian menyarankan aku mencari sejenis bawang putih tunggal, atau membawa barang-barang yang katanya sebagai penangkal makhluk halus. Karena ketakutan akan peristiwa itu, sempat aku mendengarnya. Namun, setelah mempelajari, ternyata hal itu dilarang oleh agama yang kuanut, karena termasuk perbuatan syirik. Jadi aku dan suami pun lekas membuangnya. Kunci utama tentulah ibadah dengan selalu membaca dan mendengarkan ayat-ayat agar janin pun ikut tenang di dalam kandungan. Untunglah kejadian serupa tidak pernah kutemui lagi. Terutama saat kehamilan anak ke dua.
ADVERTISEMENT