Sosialisasi Pembuatan Produk Olahan Ikan Gabus Menjadi Nugget Ikan

Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang berfoto bersama Warga Parungnala.

Letak geografis Desa Tegallega yang dekat dengan aliran Sungai Citarum membuat beberapa masyarakat setempat menjadikan profesi nelayan sebagai salah satu mata pencaharian. Hasil tangkapan dari memancing tersebut didominasi oleh ikan gabus yang kemudian diolah menjadi olahan pada umumnya seperti gabus pucung atau ikan bumbu kuning.

Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang yang sedang melaksanakan KKN atau Kuliah Kerja Nyata Tahun 2022 dari Kelompok 40 dengan Dosen Pembimbing Lapangan, Eka Andriani, S.KM., M.Si. berinisiatif mengadakan sosialisasi pengolahan ikan gabus menjadi nugget, makanan yang sehat dan bergizi. Sosialisasi diselenggarakan pada tanggal 18 Agustus 2022 yang bertempat di salah satu rumah warga di Jalan Nangka, RT/RW 012/005, Dusun Parungnala, Desa Tegallega, Kecamatan Ciampel, Karawang, Jawa Barat.

Antusiasme masyarakat Dusun Parungnala terlihat dari Ketua RT 12 yang menghadiri sosialisasi dan ibu-ibu yang datang bersama anak-anaknya. Beberapa mahasiswa kemudian melakukan demo masak secara langsung dengan bahan-bahan yang sudah disiapkan sebelumnya. Mahasiswa menjelaskan secara rinci step by step pengolahan ikan gabus menjadi nugget, mulai dari merebus dan menghaluskan daging ikan gabus, mencampur seluruh bahan hingga menjadi adonan, melumuri adonan nugget dengan tepung panir kemudian digoreng hingga matang dan berwarna kuning kecoklatan.

Nugget ikan gabus yang sudah jadi dan siap dimakan kemudian dibagikan dan dicicipi oleh audiens yang datang mulai dari anak-anak hingga ibu-ibu. Olahan ikan gabus yang dibuat menjadi nugget tersebut baik dikonsumsi untuk semua kalangan karena kandungan yang dimiliki oleh ikan gabus, diantaranya yaitu albumin yang berguna untuk mempercepat kesembuhan luka pada tubuh. Selain bermanfaat untuk kesehatan, nugget ikan gabus juga bisa dijadikan sebagai peluang usaha karena olahan nugget yang masih jarang ditemui di Desa Tegallega.

Sesi tanya jawab pun dibuka untuk mengakhiri sosialisasi. Banyak pertanyaan yang dilontarkan dari audiens, pertanyaan yang sering muncul yaitu berkaitan dengan langkanya penjualan tepung maizena di Desa Tegallega, maka dari itu kelompok kami membuat alternatif pengganti tepung maizena dengan menggunakan tepung tapioka.

Setelah sesi tanya jawab ditutup, Ibu RW setempat menyampaikan ucapan terima kasih. “Terima kasih banyak untuk Kelompok 40 karena telah mengadakan sosialisasi disini sehingga warga Parungnala mendapatkan ilmu dan wawasan baru tentang pengolahan ikan gabus serta menambah variasi resep masakan rumahan.” ucapnya.