Lansia juga Bisa Mengalami Depresi

Syifa Aura
Saat ini sedang menempuh pendidikan S1 Psikologi di Universitas Andalas.
Konten dari Pengguna
17 Juni 2024 17:14 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syifa Aura tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seorang lansia. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang lansia. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lanjut usia atau lansia adalah tahap terakhir perkembangan yang dialami manusia. Lansia akan mengalami penurunan fungsi kognitif, tubuh, dan psikososial. Penurunan ini akan membuka peluang terjadinya berbagai macam penyakit fisik ataupun gangguan mental lansia. Penurunan ini kemudian mengakibatkan lansia rawan terkena depresi.
ADVERTISEMENT
Pada seratus lansia yang mengikuti penelitian di Pekanbaru, terdapat 4 lansia mengalami depresi berat, 38 lansia mengalami depresi sedang, dan 40 lansia mengalami depresi ringan (Erwanto dkk, 2023). Pada 113 lansia di Kendal, terdapat 13 orang mengalami depresi berat, 47 orang mengalami depresi ringan, dan 53 lansia lainnya memiliki tingkat depresi normal (Livana dkk, 2018).

Pengertian depresi

Sebenarnya depresi pada lansia itu apa? Dalam DSM-V-TR dijelaskan jika depresi adalah perubahan suasana hati yang setidaknya berlangsung selama dua minggu dan terjadi berkali-kali. Perubahan suasana hati ini akan membuat lansia yang mengalami depresi merasakan rasa sedih dan duka. Lansia juga akan merasakan kehilangan minat atau napsu pada aktifitasnya.
Perempuan akan lebih rawan mengalami depresi setelah masa manapouse. Lansia perempuan akan berpeluang lebih tinggi dua kali lipat mengalami depresi daripada lansia laki-laki. Lansia perempuan akan menunjukan peningkatan napsu makan dan tidur berlebihan saat mengalami depresi lebih sering daripada lansia laki-laki.
ADVERTISEMENT

Penyebab

Munculnya depresi pada lansia disebabkan oleh beberapa stresor atau bisa disebut sebagai penyebab stres. Salah satu penyebabnya adalah riwayat penyakit yang pernah atau sedang dialami oleh lansia. Depresi ini terjadi karena berkurangnya harga diri pada lansia yang memiliki riwayat penyakit.
Depresi juga bisa disebabkan karena kurangnya interaksi sosial yang dilakukan lansia. Kurangnya interaksi dapat membuat lansia merasa terisolasi, kesepian, dan muncul perasaan tidak berguna. Penyebab lainnya adalah kurangnya dukungan dari keluarga . Lansia yang tidak memiliki pasangan atau tidak memiliki dukungan keluarga yang baik akan meningkatkan perluang mengalami depresi (Rachmawati dkk, 2023; Livana dkk, 2018).

Cara mengindari dan penanganan

Dukungan keluarga lansia adalah cara paling efektif untuk mencegah dan mengobati depresi pada lansia. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan emosional, (kepedulian, ungkapan empati), penghargaan (membuat lansia merasa berharga), dan informasi (menyebarkan informasi yang dapat menyelesaikan masalah lansia). Pada 39 lansia, terdapat 34 lansia yang berhasil mencegah depresi dengan dukungan keluarga yang baik dan 5 lansia lainnya kurang baik mendapatkan dukungan keluarga (Syahrir & Ahmad, 2022).
ADVERTISEMENT
Depresi pada lansia juga dapat dicegah dengan memberikan motivasi, tidak membiarkan lansia sendirian dan merasa terisolir, dan membiarkan lansia beraktifitas seperti biasanya (Afdaliza, 2020). Beraktifitas seperti biasa mencangkup membebaskan lansia melakukan pekerjaan selagi mereka sanggup. Selain itu, perlu bagi lansia tidak merasa tertekan karena keterbatasan yang dimilikinya.
Lansia yang menunjukkan gejala atau tanda-tanda mengalami depresi sebaiknya segera menghubungi bantuan professional, seperti psikolog atau psikiater. Hal ini bertujuan mengurangi gejala bertambah parah dan semakin menganggu keseharian lansia. Psikolog bisa memberikan terapi kognitif kepada lansia atau menggunakan obat-obatan yang diberikan oleh psikiater (Nathalia & Elvira, 2020).
Penanganan depresi dapat berupa terapi psikologis lainnya, yaitu reminiscence dan psikoedukasi kepada lansia. Depresi pada lansia juga bisa dikurangi dengan melakukan terapi fisik, seperti olah raga dan diet sehat. Terapi lainnya yang bisa dilakukan oleh lansia adalah terapi spiritual. Terapi spiritual dapat berupa mendengarkan Al-Quran bagi lansia muslim. Sayangnya, pemberian terapi pada lansia tidak cukup mengurangi depresi jika tidak dibarengi peran aktif dari keluarganya (Sinaga, 2020).
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Lansia sangat berpeluang mengalami depresi. Penyebab lansia mengalami depresi paling banyak karena mengalami penyakit fisik dan rasa kesepian. Depresi dapat dicegah dengan dukungan baik dari keluarga atau orang terdekat lansia. Jika lansia menunjukan gejala depresi, segera hubungi tenaga ahli untuk mendapatkan penanganan yang cocok dan mengurangi resiko gejala bertambah parah.