Keresahan Menghadapi Kewajiban Sesungguhnya

Syifa Humairo
Mahasiswa Penerbitan Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
17 Juni 2024 11:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syifa Humairo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Source by : Pexel.com)
zoom-in-whitePerbesar
(Source by : Pexel.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam kehidupan sehari-harinya tentunya kalian bagi kaum muslim akan dihadapkan dengan kegiatan dunia. Mulai dari bekerja, sekolah, berjualan, dan segala macam aktivitas lainnya.
ADVERTISEMENT
Selama 24 jam penuh tiada henti, mungkin dirimu sudah lelah karena pekerjaan tidak ada habisnya. Maka sebab itu, istirahatlah yang sangat kamu perlukan. Istirahat ini memiliki artian yang cukup luas, yaitu istirahat mengejar dunia dan kembali berserah diri kepada Allah Semesta Alam.
Menjalankan kewajiban solat 5 waktu salah satu istirahat paling menenangkan untuk dirimu. Ketika pada siang hari, pukul 12.00 dan sudah terdengar adzan. Maka segera bergegaslah menuju Masjid atau Musola terdekat.
Disaat kamu bersujud dan memohon ampunan pada Rabmu, tentu hatimu akan merasa tenang bukan? Kewajiban pertamamu sudah terlaksana. Maka disaat kamu akan mengerjakan kegiatan dunia lagi, Tuhanmu akan memperlancar segala urusanmu.
Kemudian saat menjelang sore, dan dirimu akan pulang dan menuju rumah. Dipertengahan jalan kamu mendengar adzan ashar, maka solatlah. Kamu tidak akan tahu kejadian apa yang akan menimpamu di depan jalan nanti, jika belum solat.
ADVERTISEMENT
Tuhanmu selalu memberikan segala kemudahan untukmu. Maka dengan cara solat, kamu memberikan rasa terimakasih atas apa yang telah diberikan untukmu, bukan?
(Source by : Pexel.com)
Hari menjelang malampun dirimu masih memikirkan pekerjaan dunia. Meskipun lelah dan kantuk dirasakan. Tuhanmu tetap menyuruhmu untuk beribadah kepada-Nya. Bukan hanya untuk berterimakasih, namun kamu diminta untuk menceritakan segala keresahanmu menghadapi dunia.
Doa-doa setelah ibadah maghrib itu kamu panjatkan, bahkan dengan ketulusan. Tuhanmu Maha Penyayang, maka teruslah bercerita kepada-Nya. Segala hal yang kamu inginkan akan diberikan oleh-Nya.
Bahkan ketika hendak menuju kasur, bayangan akan hiruk pikuk dunia masih tergambar jelas. Hal apa yang kini membuatmu resah sehingga tidak bisa tidur? Sampai hari lalu pun sudah terlewatkan, namun kamu masih menangis. Dengan segudang permasalahan dalam diri. Yang terus merutuki hati tiada henti demi kesenangan duniawi.
ADVERTISEMENT
Kamu tidak diminta untuk sukses di atas rata-rata seluruh manusia. Setiap yang bernyawa akan selalu dihadapkan dengan banyak masalah. Setiap yang bernyawa tidak selamanya banyak harta. Apakah kamu selalu memikirkan itu saja?
Hidupmu di dunia dan segala kegiatanmu itu hanya dapat dihitung sejentik jari saja. Sibukmu pada dasarnya, hanya untuk menunggu waktu yang sudah ditentukan. Yaitu menunggu solat.
Jika saja dirimu merasa hampa, padahal sudah mengerjakan banyak hal. Mungkin saja ada yang terlewatkan. Coba lihat lagi, apakah kewajibanmu sudah kamu lakukan semua? Bukan kewajiban akan pekerjaanmu. Tapi kewajiban yang akan menuju akhiratmu.
Tidur dengan bergelimang pikiran. Pukul 3 malam menunggu waktu adzan fajar matamu tetap tidak mampu tertutup rapat. Melangkah dan basuhlah wajah, selipkanlah wudhu di dalamnya. Segeralah menunaikan qiyamul laill. Nestapa itulah yang menyerumu untuk sujud kepada ilahi
ADVERTISEMENT
Kerisauan apapun yang kamu rasakan, jika menyerahkan semua urusan kepada-Nya insyallah akan dipermudah. Mungkin kamu berusaha keras mendapatkan apa yang ingin kamu tuju.
Namun, jika bukan Rabmu yang mengaturnya, apakah kamu masih mau meninggalkan kewajibannya? Karena pada hakikatnya, Tuhanmu lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.