Konten dari Pengguna

Kreasi Ecobrick: Solusi Penumpukan Sampah Plastik bersama Tim II KKN Undip

Syifa Mahirah
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
17 Agustus 2024 22:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syifa Mahirah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Permasalahan tentang sampah plastik yang merupakan sumber utama sampah yang menumpuk tidak pernah ada habisnya di Indonesia. Sampah plastik adalah sampah anorganik yang sulit terurai dalam kurun waktu 100 tahun. Di Indonesia, penumpukan sampah plastik kerap kali diatasi dengan cara yang berdampak buruk bagi lingkungan seperti dibakar, ditimbun, dibuang ke air mengalir, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Desa Purwosari memiliki fasilitas pengelolaan sampah berupa Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R). Namun sangat disayangkan, fasilitas TPS3R tidak aktif beroperasi sehingga permasalahan sampah terutama sampah plastik di Desa Purwosari tak kunjung mendapat penyelesaian yang tuntas. Pembakaran sampah menjadi solusi penanggulangan sampah yang setiap harinya terus menumpuk di Desa Purwosari akibat tidak adanya TPA yang dapat menampung sampah secara keseluruhan di Kabupaten Pemalang.
Pembakaran Sampah di Desa Purwosari, Kec. Comal, Kab. Pemalang
zoom-in-whitePerbesar
Pembakaran Sampah di Desa Purwosari, Kec. Comal, Kab. Pemalang
Pembakaran sampah khususnya sampah plastik akan berdampak sangat buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan apabila dilakukan secara terus menerus. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya solusi berupa pemanfaatan sampah plastik yang didaur ulang kembali. Salah satu solusinya adalah sampah plastik dapat diolah kembali menjadi ecobrick.
Ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah anorganik seperti sampah plastik yang berfungsi untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Ecobrick merupakan salah satu inovasi penanggulangan sampah plastik yang sudah cukup lumrah dan sering dijumpai karena tidak memerlukan banyak biaya tambahan, mudah dibuat oleh siapa saja, dan efektif dalam mengatasi sampah plastik yang menumpuk.
ADVERTISEMENT
Ecobrick dibuat dengan cara memasukkan sampah plastik yang sudah dibersihkan dan dicacah menjadi potongan-potongan kecil ke dalam sampah botol-botol plastik seukuran yang sudah dibersihkan juga. Sembari dimasukkan, potongan-potongan kecil sampah plastik dipadatkan dengan stik kayu ataupun barang lainnya yang tumpul dan panjang. Setelah diisi sampai padat dan ditutup kembali, pembuatan ecobrick dapat diulang kembali sampai menghasilkan banyak ecobrick yang dapat dibentuk menjadi kerajinan baru seperti kursi, meja, bahan dekorasi, bahkan bahan bangunan.
Ecobrick karya mahasiswa KKN Tim II Undip 2024 Desa Purwosari
Syifa Mahirah A. I. selaku mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro 2024 memiliki program kerja berupa pembuatan prototipe kursi dari ecobrick dan edukasi kepada masyarakat dengan tema "Ecobrick: Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Barang Multifungsi yang Bermanfaat".
Senin (5/8), dokumentasi Edukasi Tentang Inovasi Ecobrick dan Potensinya
Senin (5/8) dilakukan edukasi kepada warga RT 2 RW 12 Dusun 2 Desa Purwosari tentang pemanfaatan sampah plastik untuk inovasi ecobrick dan peluang-peluangnya dari segi sosial dan ekonomi. Edukasi ini disertai dengan sesi tanya jawab dan diskusi dengan warga terkait masalah sampah di Desa Purwosari dan cara menanggulanginya. Harapannya, warga Desa Purwosari dapat lebih teredukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengelola sampah serta membangun semangat berkreasi dan berwirausaha dengan memanfaatkan sampah plastik.
Prototipe Kerajinan Kursi dari Ecobrick hasil kreasi mahasiswa KKN Tim II Undip 2024 Desa Purwosari
Penulis: Syifa Mahirah Athaillah Ikhsan
ADVERTISEMENT
DPL: M. Indra Hadi Wijaya, S.T, M.PWK.
Lokasi: Desa Purwosari, Kec. Comal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah