Konten dari Pengguna

Awal, Mira, dan Labirin Kehidupan

Syifa Syauqiyah Annur
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8 Juni 2024 12:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syifa Syauqiyah Annur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
memotret sendiri
zoom-in-whitePerbesar
memotret sendiri
ADVERTISEMENT
Penulis: Utuy Tatang Sontoni
Tahun terbit: 2011
Nama Penerbit: PT Balai Pustaka (PERSERO)
ADVERTISEMENT
Jumlah Halaman: 58 Halaman
Harga Buku: RP. 63.000
Nomor ISBN: 978-979-666-663-8
Profil Penulis: Utuy Tatang Sontoni merupakan seorang sastrawan, cerpenis, novelis, dan penulis serta drama. Setelah lulus Taman Dewasa di Bandung kemudian ia bekerja di RRI Tasikmalaya, Balai Pustaka, Jawatan Pendidikan Masyarakat (Bagian Naskah dan Majalah), Jawatan Kementrian PP& K, dan Lembaga Bahasa dan Kesusastraan Indonesia, serta masih panjang perjalanan kehidupan nya yang hebat lainnya. Utuy lahir di Cianjur, Jawa Barat, 13 Mei 1920, Ia awalnya menulis dalam bahasa sunda, namun pada saat itu keadaan di bawah kekuasaan Jepang pada peperangan ke-2 ia mulai menulis dalam bahasa Indonesia. Utuy lebih suka menulis drama dan cerita pendek (cerpen). Karya yang dibuatnya memiliki ciri khas tersendiri yaitu dengan selalu menceritakan orang-orang miskin. Semua karya yang telah dibuatnya tidak lagi diragukan keindahan dan kehebatannya. Cerita yang pertama dituliskan olehnya yaitu suling pada tahun 1948, tak hanya itu saja masih banyak karya-karya yang indah dan menarik lainnya.
ADVERTISEMENT
Karya yang berjudul Awal dan Mira ini merupakan buku ke-5 yang dibuat oleh nya. Buku ini diterbitkan oleh PT Balai Pustaka (persero) dengan jumlah halaman 58 yang di cetak untuk pertama kalinya pada tahun 1951, karya ini mendapatkan hadiah sastra BMKN pada tahun 1953. Novel ini di sajikan dengan ringan dan menarik agar mudah dipahami oleh pembaca.
Sinopsis Novel: "Awal dan Mira" adalah sebuah novel karya Utuy Tatang Sontani yang mengisahkan perjalanan hidup dan cinta dua tokoh utamanya, Awal dan Mira, dalam konteks kehidupan sosial dan politik Indonesia pada masa itu. Novel ini menggambarkan dinamika hubungan personal mereka yang dipengaruhi oleh keadaan sekitar dan pergolakan yang terjadi di masyarakat, hal ini terjadi dikarenakan perbedaan latar belakang ekonomi keduannya, yaitu Awal yang berasal dari keluarga yang mampu dan hidup di kota, sedangkan berbanding terbalik dengan Mira, seorang gadis desa yang hidup serba kekurangan, dan hanya berpenghasilan dengan membuka kedai kopi saja . Tema yang di angkat dalam novel ini berupa tradisional, dan dapat dikatakan cerpen ini bertemakan kisah perjuangan cinta antara Awal dan Mira dengan banyaknya perbedaan dan tantangan luar lainnya. Awal memiliki sifat yang tak kenal putus asa dalam hidupnya ia akan memperjuangkan apa yang ia inginkan, tanpa memandang perbedaan antara dia dan sang pujaan hati, Mira yang memiliki paras yang cantik nan menawan ia hanyalah seorang penjaga kedai kopi, namun cinta nya yang besar kepada Awal dapat meruntuhkan pandangan orang-orang yang berpendapat bahwa perbedaan ekonomi menjadi penghalang yang besar untuk mencapai akhir cerita yang bahagia, tak hanya itu Ibu Mira pun ikut turut serta dalam hubungan percintaan Mira namun Ibu Mira mengetahui batasan yang harus dimilikinya dan selebihnya diserahkan kepada keputusan sang putri. Cerita yang disampaikan oleh Utuy dalam karya nya ini, bertempat di serambi muka rumah Mira yang terbuat dari bambu, yang dijadikan oleh sang Ibu sebagai sumber penghasilan untuk kehidupan sehari-hari nya, tempat ini pun menjadi saksi bisu akan kepedihan kehidupan serta percintaan yang dialami oleh Mira dan Awal. Kisah ini diceritakan pada tahun 1951 sama seperti Utuy menerbitkan cetakan pertama novel ini. Banyak ketegangan, romantis dan isu ekonomi serta politik yang terjadi dalam novel ini seolah-oleh membawa kita untuk merasakan bagaimana beratnya perjuangan yang membumbui cinta mereka yang telah lama tidak ada ujungnya. Awal kisah ini bermula dari beratnya Mira untuk bertemu dengan Awal mungkin ia merasakan bahwa ketidaksetaraan ekonomi yang dimiliki nya dan Awal sangat berbanding terbalik, namun awal terus berusaha meminta Mira untuk membicarakan kesalahpahaman ini, hingga ia pun mengirimi Mira sepucuk surat yang dititipkannya kepada seorang anak kecil. Akhirnya Mira pun luluh dan membicarakannya namun perdebatan tidak berhenti sampai di situ saja, Mira diminta untuk meninggalkan kedai namun ia menolaknya, hingga Awal pun mengetahui jawaban akan alasan Mira menolak untuk meninggalkan kedai dan memulai kehidupan bersamanya. isah cinta "Awal dan Mira" dikatakan tidak berjalan mulus, banyak lika-liku yang harus mereka lewati, karena banyak nya perbedaan yang mereka miliki, namun hal ini juga yang dapat dipetik dari kisah ini yaitu jika kita memiliki suatu keinginan, maka seharusnya kita mengejar dan memperjuangkannya agar apa yang kita inginkan dapat tergapai. Novel ini saya rekomendasikan untuk dibaca. Namun, alur cerita yang disampaikan cukup lambat atau bertele-tele sehingga membuat tutunya ketertarikan minat pembacanya selain itu akhir cerita yang disampaikan kurang memuaskan, karena banyak menimbulkan pertanyaan bagi pembaca akan kelanjutan tokoh utama cerita nya.
ADVERTISEMENT