Konten dari Pengguna

Pesta Tahunan Suku Karo

Syifa Lestari br Perangin-angin
Mahasiswa Institut Teknologi Telkom Purwokerto
7 Juli 2022 18:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syifa Lestari br Perangin-angin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pesta Tahunan Kutabuluh Gugung. Sumber : Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Pesta Tahunan Kutabuluh Gugung. Sumber : Pribadi
ADVERTISEMENT
Suku Karo adalah sukuĀ  asli yang mendiami Tanah Karo, Sumatera Utara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama Kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami yaitu Kabupaten Karo. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut bahasa Karo dan memiliki salam khas, yaitu Mejuah-juah. Sementara, pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas. Adapun keberadaan rumah adat suku Karo atau yang dikenal dengan nama rumah Waluh Jabu yang berarti rumah untuk delapan keluarga. Setiap keluarga yang menghuni rumah adat ini, memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda. Sejarah suku Karo menurut Sempa Sitepu, dalam buku Sejarah Pijer Podi, "adat Suku Karo Indonesia menuliskan secara tegas etnis Karo bukan berasal dari Raja Batak." Akan tetapi, sejarah etnis Karo yang diperoleh dari cerita lisan secara turun temurun yang didengar sendiri dari kakeknya yang lahir sekitar tahun 1838.
ADVERTISEMENT
Suku Karo memiliki banyak tradisi, salah satunya Pesta tahunan. Pesta tahunan merupakan suatu tradisi yang dilakukan masyarakat Karo setiap tahun. Pesta tahunan ini adalah bentuk rasa syukur setelah acara penanaman padi.
Pesta tahunan di anggap sebagai waktu untuk bersilaturahmi dan mendekatkan ikatan kekeluargaan dan penghormatan terhadap orang tua atau nenek moyang yang masih hidup. Tetapi, pada era sekarang tradisi pesta tahunan hanya dianggap sebagai serimonial, banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa makna dan tujuan dari pesta tahunan tersebut, terkhususnya pada kaum muda suku Karo. Acara pesta tahunan sangat bagus karena bisa jadi momen untuk bertemu keluarga yang tinggal di perantauan ataupun keluarga yang tinggal di luar kampung. Tetapi, sebagian warga mengeluh karena untuk pelaksaannya membutuhkan biaya yang cukup banyak.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, pesta tahunan diadakan selama 2 hari 2 malam. Rangkaian acaranya terdiri dari tarian tradisional, bernyanyi dan lain-lain.
Cimpa. Sumber : Pribadi
Bagi masyarakat Karo, pesta tahunan tidak lengkap tanpa makanan khas Karo yaitu cimpa. Cimpa merupakan makanan yang sangat populer di kalangan masyarakat Karo. Cimpa terbuat dari olahan tepung beras ketan, gula aren, santan. Cimpa wajib dibuat setiap tahun karena sudah turun temurun dari leluhur. Uniknya, cimpa dibungkus dengan daun singkut.
Selain itu, masyarakat Karo juga memiliki makanan khas lainnya yaitu pagit-pagit. Jenis makanan ini mungkin terasa aneh karena pagit-pagit mengandalkan perasan rumput yang ada di lambung sapi. Tetapi, perasan tersebut juga akan diolah menjadi kaldu yang sangat lezat dan memiliki tambahan pelengkap seperti tulang dan daging sapi.
ADVERTISEMENT
Pagit-pagit sangat disukai oleh masyarakat Karo. Pagit-pagit merupakan makanan pertama yang disarankan bagi masyarakat umum.
Pesta tahunan harus tetap diperkenalkan kepada anak anak kita kelak agar mereka tahu adat dan tradisi yang sudah ada dari jaman nenek moyang kita.
Sumber :
https://www.kompasiana.com/billwong/552bd1e16ea834b5268b45ce/sejarah-suku-karo.