Konten dari Pengguna

Memupuk Keluarga Sejahtera dalam Pemikiran Islam di Era 5.0

Nurasyikin
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
6 Oktober 2024 9:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurasyikin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.istockphoto.com/id/foto/keluarga-gm849320962-139379245
zoom-in-whitePerbesar
https://www.istockphoto.com/id/foto/keluarga-gm849320962-139379245
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu kelompok Masyarakat yang didalamnya terdiri dari suami, istri dan anak-anaknya, seperti kata pepatah “darah lebih kental daripada air” yang memang benar adanya bahwa ikatan darah tidak dapat dipisahkan dengan cara apapun. Akan tetapi keluarga bukan hanya status yang dimiliki oleh setiap individu atau rumah tempat berpulang bahkan seseorang yang paling dekat dengan kita melainkan keluarga adalah keterikatan emosional antar individu sehingga terciptalah ketentraman dan kedamaian dalam suatu ikatan yang bisa kita sebut dengan ”keluarga”. Maka dari itu semakin kita menghargai kehadiran keluarga maka semakin dalam pula makna keluarga yang dirasakan.
ADVERTISEMENT
Di era sekarang ini yang kita kenal dengan era 5.0 banyak sekali aspek-aspek yang terjadi dalam rumah tangga, contohnya dapat kita liat pada rapuhnya ketahanan keluarga yang berakhir pada kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Tidak jarang, anak-anak kerap menjadi korban kekerasan, kerusakan mental, hingga pembunuhan akibat problem orang tua yang tidak berkesudahan. Kerapuhan itu akan terus menjadi memori negatif dalam perkembangan anak di masa depan. Hal tersebut tentu didorong oleh sejumlah faktor, mulai dari rendahnya kesejahteraan dalam rumah tangga, kebutuhan ekonomi yang kurang terpenuhi, ketidaksiapan mentalitas dalam menghadapi sejumlah tantangan berkeluarga, hingga trend hidup hedonis dan cenderung berlebih-lebihan.
Hal-hal tersebut telah diatur oleh agama islam agar terciptanya keluarga yang Sejahtera. Keluarga sejahtera menurut pemikiran islam adalah rumah tangga seorang muslim yang mencakup kesejahteraan lahir dan batin untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Keluarga Sejahtera juga berarti keluarga yang dapat memenuhi segala kebutuhan jasmani dengan baik seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, keselamatan dan sebagainya, serta dapat memenuhi segala kebutuhan rohani seperti pendidikan, kebutuhan sosial, kedamaian, ketenangan, cinta dan kasih sayang dengan berpedoman pada dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadits yang diturunkan Allah SWT sebagai petunjuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui penerapan nilai-nilai kebaikan Islam.
ADVERTISEMENT
Aspek-aspek dalam memilih pasangan juga sangat penting untuk mewujudkan keluarga Sejahtera menurut Islam, sebagaimana Rasulullah SAW telah menyampaikan empat kriteria dalam memilih pasangan hidup yang termaktub dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Perempuan itu dinikahi karena empat hal yaitu (1) karena hartanya, (2) keturunannya, (3) kecantikannya dan (4) agamanya. Maka pilihlah yang baik agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasai, dan Ibnu Majah).
Adapun kriteria calon suami yang harus diketahui para calon istri antara lain:
a. Laki-laki taat beribadah, agar suami dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai pemimpin dalam keluarga. Suami yang taat beribadah akan mempermudah tercapainya kebahagiaan dan ketenrsmsn secara lahir dan batin.
ADVERTISEMENT
b. Laki-laki paras yang tampan, gagah dan sehat secara fisiknya. Ketampanan dari laki-laki yang menjadi pilihan menjadikan semangat dan kegairahan dari perempuan untuk kebahagiaan dalam rumah tangga serta untuk memperbaiki keturunan.
c. Laki-laki yang terhormat, yang asal usul keluarganya jelas dan baik. Kehormatan yang dimiliki diharapkan agar menurunkan pada anak dan istrinya. Selain itu diharapkan pula laki-laki dapat bertindak terhormat dan menjauhi segala perbuatan buruk.
ADVERTISEMENT
d. Laki-laki kaya, guna menunjang kehidupan rumah tangganya secara materi. Urusan dalam rumah tangga misalnya penyediaan fasilitas pendukung dapat terpenuhi, sehingga mendorong terciptanya kehidupan yang bahagia.
Peran seorang suami untuk mencapai keluarga Bahagia dunia dan akhirat juga sangat erat, sebagaimana dalam QS. At-Tahrim ayat 6 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At-Tahrim ayat 6).
ADVERTISEMENT
Dapat kita fahami bahwa kriteria memilih pasangan baik suami atau istri terdiri dari 4 hal utama seperti yang telah dijelaskan pada hadis-hadis diatas. Dari uraian diatas dijelaskan bahwa keluarga terdiri dari kepala keluarga dan anggota keluarga atau terdiri dari hubungan emosional seseorang. Adapun makna dari keluarga yang selamat adalah sekelompok orang yang membina ikatan atas dasar syariat hukum Allah Swt agar selamat di dunia dan di akhirat. Dalam memilih pasangan hidup kita tidak boleh asal-asalan. Asal cinta, asal sayang, tanpa melihat faktor lainnya. Karena pasangan hidup kitalah yang nantinya menjadi partner ibadah seumur hidup kepada Allah SWT. Keluarga yang senantiasa beriman kepada Allah Swt akan dipertemukan kembali di dalam surga tanpa pengurangan pahala sedikitpun, karena setiap orang hanya akan terikat dengan apa yang dikerjakannya. Adanya teknologi di era 5.0 sudah seharusnya mempermudah sebuah keluarga untuk membangun keharmonisan, sejauh apapun jarak memisahkan kita dengan anggota keluarga lain, kita tetap dapat bertatap muka. Kita harus siap untuk beradaptasi secara cerdas agar dapat menjadi keluarga yang sejahtera yaitu dengan memiliki kesadaran dalam berkomunikasi dengan memanfaatkan sebagian fasilitas yang ada di era 5.0 kedepannya.
ADVERTISEMENT