Konten dari Pengguna

Pasukan Pembela Tanah Air (PETA) yang Terlupakan

Syilvia Nurwasilah Widyatul Maryam
Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
28 Oktober 2022 15:22 WIB
clock
Diperbarui 6 November 2022 16:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syilvia Nurwasilah Widyatul Maryam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masa prakemerdekaan Indonesia diwarnai oleh banyaknya pendirian organisasi dari berbagai kalangan, salah satunya adalah organisasi pemuda yang paling berarti, yakni PETA (Pembela Tanah Air). Organisasi ini lebih dikenal dengan nama Jepangnya Giyugun (Pasukan Pasukan Sukarela). Dalam tulisan ini akan dijelaskan bagaimana sejarah, tujuan, serta peran PETA dalam kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
PETA/Giyugun dibentuk oleh Jepang pada tanggal 3 Oktober 1943 Masehi. Pembentukan Tentara PETA berawal dari surat Gatot Mangkupraja kepada pemimpin tertinggi Tentara Jepang yaitu Gunseikan. Surat tersebut berisi tentang permohonan pembentukan Tentara sukarela yang beranggotakan barisan pemuda Indonesia, untuk menjaga tanah air dari ancaman sekutu dalam perang Asia Timur Raya. Surat tersebut kemudian disetujui oleh Jepang hingga akhirnya Jepang mengeluarkan Osamu Sirei No.44 terkait Pembentukan PETA.
Terdapat perbedaan tujuan bagi Jepang dan Indonesia dalam Pembentukan PETA, yakni :
Tujuan Jepang atas pembentukan PETA adalah karena Jepang ingin mendapat tambahan militer untuk melawan kekuatan sekutu nanti yang akan kembali ke tanah air, namun bagi pemuda Indonesia, berdirinya Tentara PETA adalah sebagai bagian Indonesia dalam mempersiapkan kemerdekaannya.
ADVERTISEMENT
Panji/ Bendera PETA berwarna hijau dengan gambar bulan bintang berwarna putih dan matahari di tengah dengan bersinar merah kearah segala penjuru. Tentara PETA memiliki 5 kepangkatan tertentu, yakni Daidanco, Cudanco, Shodanco, Budancho, dan Giyuhey. Beberapa latihan yang rutin dilaksanakan setiap hari antara lain :
1. Apel
2. Megibarkan Bendera dan Menghormati
3. Senam Pagi
Tentara PETA juga diperkenalkan senjata menembak seperti senjata laras pendek, laras panjang, Mortar, dan lain lain. Bung karno bahkan pernah mengikuti latihan satuan Tentara PETA dalam satu hari satu malam di pusat pelatihan Tentara PETA di Bogor. Uniknya, pusat pendidikan dan pelatihan Tentara diberi nama Jawa Bo-ei Giyugun Resentai (Korps Pelatihan Pemimpin Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa).
ADVERTISEMENT
Salah satu bagian dari 14 Relief Perunggu yang berbentuk melingkar di Museum PETA yang menggambarkan sejarah pembentukan PETA sampai pemilihan Panglima Besar TKR Jendral Soedirman. Sumber: Youtube Gani Eka. gambar dan isi museum ditayangkan untuk umum, gambar ini sudah melalui izin.
Tahukah kamu? Tentara PETA ternyata pernah melakukan pemberontakan terhadap Jepang di Blitar. Arifin (1996) menyatakan bahwa awal terjadinya pemberontakan adalah karena adanya romusha. Pemberontakan di Blitar munculnya dari Shodanco Supriyadi, Muradi, dan Cudanco Dr. Ismagil sebagai penasihat. Pemberontakan tersebut sudah direncanakan pada Daidan-daidan di Jawa Timur seperti, Tulung Agung, Kediri, Malang, Madiun, Surabaya, dan sebagainya. Shodanco Supriyadi memimpin langsung pemberontakan hingga ia dan pasukan PETA berhasil membombardir pos-pos markas dan Daidan-daidan yang dikuasai oleh jepang.
Di tengah pemberontakan yang terjadi, Jepang dengan segala caranya dapat melemahkan pemberontakan. Muradi dirayu oleh Jepang untuk menyerah, Ia setuju dengan syarat, namun pada akhirnya Jepang melanggar perjanjian dan membawa Muradi serta kelompoknya ke Jakarta untuk diadili. Anggota PETA yang diadili oleh jepang berjumlah 55 orang, terdiri dari 2 Cudanco, 8 Shodanco, 33 Budancho, dan 12 Giyuhey, 6 diantaranya mendapatkan hukuman mati.
ADVERTISEMENT
Pasukan PETA dibubarkan pada tanggal 18 Agustus 1945 karena Indonesia telah meraih kemerdekaannya di tanggal 17 Agustus 1945, dan pada tanggal 19 Agustus 1945 Panglima Tentara ke-16 Jepang Letnan Jendral Nagano Juchiro menyampaikan pidato perpisahan kepada anggota PETA yang telah dibubarkan. Menurut M.C. Ricklefs dalam buku Sejarah Indonesia Modern(2007:18) Anggota PETA pada akhir perang Timur Raya berjumlah 37.000 orang di Jawa, 1.600 orang di Bali, dan sekitar 20.000 orang di Sumatera. Dibubarkannya Tentara PETA merupakan cikal bakal dari pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Indonesia.
KESIMPULAN
Pembentukan Pasukan PETA tidak lepas dari surat yang dikirimkan oleh Gatot Mangkupraja kepada Gunseikan, persetujuan dari Gunseikan membuat pemerintah Jepang menyetujui dan mengeluarkan Osamu Sirei No.44 terkait pembentukan PETA pada tanggal 3 Oktober 1943. Pendidikan, pengenalan hingga pelatihan senjata di dapatkan oleh anggota yang tergabung dalam PETA, bahkan, Ir. Soekarno juga pernah mengikuti pelatihan di pusat pelatihan Tentara PETA di Bogor, dalam bahasa Jepang dikenal dengan Jawa Bo-ei Giyugun Kanbu Resentai. Pernah terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Pasukan PETA akibat adanya romusha, akibat dari pemberontakan tersebut, 66 anggota PETA dihukum dan diadili, 6 diantaranya dihukum mati. Pasukan PETA kemudian diubarkan pada 18 Agustus dikarenakan Indonesia telah mendapat kemerdekaannya. Dibubarkannya pasukan PETA kemudian menjadi cikal bakal dari pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sumber : M.C. Ricklefs ”Sejarah Indonesia Modern 1200-2004” Cetakan III, September 2007
Albar, Deni (2019) Perancangan Informasi Sejarah Tentara Pembela Tanah Air Melalui Media Buku Cerita Bergambar.