Sekilas Sejarah Kampung Batik Jetis, Sidoarjo

Sylvia Hapsari
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Jember
Konten dari Pengguna
24 April 2022 15:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sylvia Hapsari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengrajin batik tulis di Dusun Jetis (Foto: instagram @banggasidoarjo)
zoom-in-whitePerbesar
Pengrajin batik tulis di Dusun Jetis (Foto: instagram @banggasidoarjo)
ADVERTISEMENT
Batik Tulis Jetis merupakan karya budaya yang terus dikembangkan di Dusun Jetis dan Pekauman, Kelurahan Lemahputro, Kecamatan Sidoarjo.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari sejarahnya, industri batik Jetis sudah ada sejak tahun 1675. Batik tulis awalnya dibawa ke daerah Jetis oleh Mbah Mulyadi yang merupakan keturunan Raja Kediri yang lari ke Sidoarjo karena dikejar oleh Belanda. Mbah Mulyadi disebut telah memotivasi penduduk Jetis untuk mengembangkan budaya membatik menjadi salah satu kegiatan ekonomi di wilayah Jetis.
Pengusaha batik pada tahun 1900-an didominasi oleh keturunan Cina. Masyarakat setempat yang bekerja sebagai buruh, perlahan-lahan dapat membuka usaha batik rumahan sendiri.
Batik Jetis merupakan komoditas dagang yang ditujukan untuk masyarakat Madura dan pesisir utara Jawa. Pada perkembangannya, pangsa pasar batik Jetis dominan pada masyarakat Madura. Hingga sekitar tahun 1942, mulai muncul Batik Storjoan atau Batik Maduran. Salah satu perusahaan Batik Storjoan yang terkenal yaitu perusahaan batik Nyonya Widiarsih.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2008, Desa Jetis diresmikan menjadi sektor pariwisata Kampung Batik Jetis oleh Bupati Win hendrarso. Batik yang masih eksis hingga sekarang yaitu Batik Kamsatun, Batik Amri, Batik Daun, Batik Adam, Batik Namiroh, Batik Yassaroh, Batik Maduratna, dan masih banyak lagi lainnya.
Warna merah-coklat kehitaman merupakan ciri khas Batik Jetis. Dalam motif batik Jetis tersusun ornamen yang berbentuk flora dan fauna. Adapun motif batik Jetis Sidoarjo sebagai berikut :
1. Motif Burung Merak yang melambangkan pandangan hidup tentang kemana jiwa manusia sesudah mati.
2. Motif Beras Wutah yang melambangkan melimpahnya beras di Kabupaten Sidoarjo yang merupakan salah satu penghasil beras terbesar
3. Motif Kembang Tebu melambangkan Kabupaten Sidoarjo yang dulunya memiliki ratusan hektar perkebunan tebu sebagai bahan baku pembuatan gula
ADVERTISEMENT
4. Motif Kembang Bayem menggambarkan banyaknya tumbuhan bayam di Sidoarjo
5. Motif Sekardangan atau Sekar Jagad yang mempunyai makna kecantikan dan keindahan sehingga ketika orang lain yang melihat akan terpesona. Motif batik ini memiliki corak dan ornamen bunga atau tanaman yang melambangkan keragaman isi dunia.
Dampak dari adanya industri batik Jetis ini yaitu seperti semakin eratnya hubungan dan komunikasi antar warga, meningkatnya kesejahteraan pengrajin batik Jetis, dan masyarakat Jetis mulai sadar akan wawasan kebudayaan di lingkungan sekitar untuk ditumbuh kembangkan.
Referensi :
Ahmad, Asy S. E. 2021. Kritik Sejarah Batik Sidoarjo. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(1). Surabaya: UNESA
Solikha, Rokhimatus . 2019. Sejarah Perkembangan dan Pengaruh Batik Jetis Dalam Perekonomian Masyarakat Desa Jetis Sidoarjo Tahun 2010-2018. Skripsi. Surabaya: UINSA
ADVERTISEMENT
Satrya, R., Trilaksana, A. 2015. Sejarah Industrialisasi Batik Kampung Jetis Sidoarjo Tahun 1970-2013. AVATARA: e-Journal Pendidikan Sejarah, 3 (3). Surabaya: UNESA.