Konten dari Pengguna

Multitasking Generation: Ketika Mahasiswa GenZ Memadukan Kuliah dan Bisnis

Synthia Aileen F
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya
24 November 2024 13:04 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Synthia Aileen F tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Era digital telah menghadirkan fenomena baru di kalangan mahasiswa Generasi Z. Jika dulu fokus utama mahasiswa adalah mengejar nilai akademik, kini banyak dari mereka yang memilih untuk menjalani peran ganda - sebagai pelajar sekaligus pebisnis muda. Fenomena ini bukan sekadar tren sesaat, melainkan cerminan adaptasi generasi baru terhadap perubahan lanskap ekonomi dan teknologi.
ADVERTISEMENT
Kemampuan multitasking mahasiswa GenZ tidak lepas dari keakraban mereka dengan teknologi digital sejak dini. Mereka tumbuh di era di mana informasi dapat diakses secara instan dan berbagai platform digital menyediakan peluang bisnis yang nyaris tanpa batas. Melalui marketplace online, media sosial, hingga platform freelance, mahasiswa GenZ menemukan cara untuk menghasilkan pendapatan sambil tetap menjalani kewajiban akademik.
Namun, di balik kesuksesan para mahasiswa entrepreneur ini, terdapat tantangan yang tidak mudah. Membagi waktu antara tugas kuliah dan mengelola bisnis membutuhkan kedisiplinan tinggi. Belum lagi tekanan untuk mempertahankan performa di kedua bidang. Beberapa mahasiswa bahkan rela mengorbankan waktu istirahat demi mengejar deadline tugas sambil melayani pelanggan.
Di sisi lain, fenomena ini justru memberikan nilai tambah yang signifikan. Pengalaman mengelola bisnis sejak bangku kuliah membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis yang tidak didapatkan di ruang kelas. Kemampuan manajemen waktu, negosiasi, pengambilan keputusan, hingga pengelolaan keuangan terasah secara natural melalui praktik bisnis langsung.
ADVERTISEMENT
Dunia pendidikan tinggi pun mulai merespons fenomena ini. Beberapa universitas telah mengembangkan kurikulum yang lebih fleksibel dan program khusus untuk mendukung mahasiswa wirausaha. Ini menunjukkan bahwa institusi pendidikan mulai mengakui pentingnya memfasilitasi potensi entrepreneurship mahasiswa GenZ.
Yang menarik, mahasiswa GenZ cenderung memilih model bisnis yang sejalan dengan passion mereka. Dari bisnis fashion online, jasa desain grafis, hingga konten kreator, mereka membangun usaha yang tidak hanya menghasilkan profit, tetapi juga memberikan kepuasan personal. Ini mencerminkan karakteristik generasi yang mengedepankan meaningful work dibanding sekadar mencari penghasilan.
Kemampuan multitasking mahasiswa GenZ juga didukung oleh pola pikir yang lebih terbuka terhadap fleksibilitas. Mereka tidak terpaku pada konsep tradisional yang memisahkan secara tegas antara waktu belajar dan bekerja. Sebaliknya, mereka mampu mengintegrasikan keduanya dalam ritme kehidupan yang lebih dinamis.
ADVERTISEMENT
Tentunya, keberhasilan menjalani peran ganda ini tidak lepas dari peran teknologi. Aplikasi manajemen waktu, platform pembelajaran online, dan berbagai tools digital lainnya menjadi "asisten pribadi" yang membantu mahasiswa GenZ mengelola berbagai tanggung jawab mereka secara efektif.
Fenomena multitasking generation ini memberikan gambaran tentang bagaimana generasi muda saat ini mempersiapkan diri menghadapi masa depan. Mereka tidak lagi mengandalkan ijazah semata, tetapi juga membangun portfolio dan pengalaman nyata sejak dini. Ini adalah adaptasi cerdas terhadap tuntutan dunia kerja yang semakin kompetitif.
Meski demikian, penting bagi mahasiswa GenZ untuk tetap menjaga keseimbangan. Kesuksesan dalam bisnis memang menggiurkan, tetapi pendidikan tetap menjadi fondasi penting untuk pengembangan diri jangka panjang. Kunci keberhasilannya terletak pada kemampuan mengelola prioritas dan menjaga kesehatan mental di tengah berbagai tuntutan.
ADVERTISEMENT
Multitasking generation telah mengubah paradigma tentang apa yang mungkin dicapai selama masa kuliah. Mahasiswa GenZ membuktikan bahwa dengan pemanfaatan teknologi yang tepat, manajemen waktu yang baik, dan semangat entrepreneurship, mereka mampu menulis kisah sukses mereka sendiri sejak di bangku kuliah.
Tidak hanya itu, fenomena multitasking di kalangan mahasiswa GenZ juga mencerminkan pergeseran mindset tentang kesuksesan. Bagi mereka, menunggu lulus kuliah untuk memulai karir bukanlah satu-satunya jalan. Mereka memahami bahwa membangun fondasi bisnis sejak dini dapat memberikan keunggulan kompetitif di masa depan. Banyak dari mereka yang berhasil mengembangkan startup potensial bahkan sebelum menyelesaikan studi.
Perkembangan ini juga mendorong munculnya komunitas-komunitas mahasiswa entrepreneur yang saling mendukung. Melalui forum online maupun offline, mereka berbagi pengalaman, pengetahuan, dan resources yang bermanfaat. Kolaborasi antar mahasiswa pebisnis ini tidak jarang melahirkan inovasi-inovasi baru yang menjawab kebutuhan pasar.
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 bahkan semakin memperkuat tren ini. Ketika pembelajaran beralih ke mode daring, banyak mahasiswa GenZ memanfaatkan waktu fleksibel mereka untuk mengeksplorasi peluang bisnis digital. Mereka membuktikan bahwa keterbatasan justru dapat menjadi katalis untuk kreativitas dan inovasi dalam berbisnis.
Yang tak kalah penting, kemampuan multitasking mahasiswa GenZ ini juga membentuk karakter yang tangguh dan adaptif. Pengalaman mengelola berbagai tanggung jawab secara bersamaan mengasah resiliensi mereka dalam menghadapi tantangan. Skill ini tentunya akan sangat berharga ketika mereka memasuki dunia profesional yang semakin kompleks.
Melihat fenomena ini, sudah saatnya institusi pendidikan dan masyarakat memberikan dukungan yang lebih besar terhadap mahasiswa wirausaha. Menciptakan ekosistem yang kondusif bagi perkembangan entrepreneurship mahasiswa bukan hanya akan menguntungkan generasi muda, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional di era digital.
ADVERTISEMENT
Generasi Z atau yang kini sering disebut 'Generation Sandwich' menjadi fenomena menarik dalam dunia pendidikan tinggi. Istilah 'sandwich' muncul karena kemampuan mereka dalam menyelipkan berbagai aktivitas dan tanggung jawab di antara kewajiban utama sebagai mahasiswa. Mereka adalah generasi yang terbiasa "menyendok" banyak hal sekaligus – kuliah, bisnis, organisasi, hingga kehidupan sosial.
Berbeda dengan generasi sebelumnya, GenZ tumbuh bersama teknologi digital yang memungkinkan mereka mengerjakan berbagai hal secara simultan. Smartphone menjadi perpanjangan tangan mereka, memungkinkan switching antara tugas kuliah, mengelola bisnis online, hingga bersosialisasi dalam hitungan detik. Kemampuan multitasking ini seolah sudah tertanam dalam DNA mereka.
Fenomena mahasiswa GenZ yang menjalankan bisnis sambil kuliah bukan sekadar tren. Mereka melihat ini sebagai kebutuhan dan investasi masa depan. Dari berjualan online, menjadi content creator, hingga freelancer, mereka piawai memanfaatkan celah waktu di antara jadwal kuliah. Seperti sandwich yang berlapis-lapis, mereka menumpuk berbagai aktivitas dalam jadwal hariannya.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan dari opini ini Mahasiswa Generasi Z merupakan bukti nyata evolusi cara belajar dan berkarir di era digital. Kemampuan mereka memadukan peran sebagai mahasiswa dan pebisnis tidak hanya mencerminkan adaptabilitas terhadap perkembangan teknologi, tetapi juga menunjukkan pergeseran paradigma tentang kesuksesan di kalangan generasi muda.
Meskipun mereka akan menghadapi berbagai tantangan dalam mengelola waktu dan energi, mahasiswa GenZ telah membuktikan bahwa dengan pemanfaatan teknologi yang tepat, kedisiplinan tinggi, dan pola pikir yang adaptif, mereka mampu mencapai keseimbangan antara prestasi akademik dan pengembangan bisnis. Pengalaman ini tidak hanya menghasilkan keuntungan finansial, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan praktis dan karakter yang esensial untuk kesuksesan di masa depan.
Dukungan dari institusi pendidikan, komunitas, dan ekosistem digital yang semakin matang menjadi katalis penting dalam keberhasilan mahasiswa GenZ menjalani peran ganda mereka. Fenomena ini bukan sekadar tren temporer, melainkan representasi dari transformasi fundamental dalam cara generasi muda mempersiapkan diri menghadapi masa depan yang semakin kompetitif dan dinamis.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun, keputusan untuk berbisnis sambil kuliah kembali pada individu masing-masing. Yang terpenting adalah memastikan bahwa keputusan tersebut tidak mengorbankan aspek penting dalam hidup, terutama kesehatan dan masa depan akademik.
Pada akhirnya, kemampuan multitasking mahasiswa GenZ tidak hanya memberikan manfaat personal, tetapi juga berkontribusi positif terhadap perkembangan ekonomi digital dan inovasi di Indonesia. Mereka adalah pionir yang mendobrak batasan konvensional antara pendidikan dan kewirausahaan, membuka jalan bagi generasi berikutnya untuk mengeksplorasi potensi tanpa batas di era digital.
https://images.pexels.com/photos/3182773/pexels-photo-3182773.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&w=1260&h=750&dpr=2