Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Indahnya Belajar dari Rumah (BDR)
14 Juni 2021 12:28 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Syuraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Oleh: Dr. Syur’aini, M. Pd.
(Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UNP Padang)
ADVERTISEMENT
Rumah adalah tempat yang indah bagi semua orang baik suka maupun duka lebih-lebih saat terjadinya musibah yang membuat seisi rumah mengalami duka lara. Saat terjadinya kisah sedih baik dalam bentuk kecil maupun besar semua anggota keluarga berkumpul di rumah dan ikut merasakan apa yang dialami anggota keluarga.
Karib dan kerabat datang ke rumah memberikan dukungan moral kepada keluarga yang ditimpa musibah. Air mata kesedihan dapat terhapus sedikit demi sedikit karena kehadiran keluarga, kerabat dan teman-teman.
Demikian juga saat tumbuh dan kembangnya seorang anak, rumah menjadi sangat penting dan besar peranannya. Di rumahlah terjadinya penanaman nilai-nilai kebaikan, pembentukan karakter dan akhlak mulia serta tempat penyemai benih kebahagiaan. Rumah menjadi tempat berlangsungnya pembelajaran dimulai semenjak lahir hingga dewasa, bahkan sampai meninggal dunia. Pembelajaran jenis ini menjadi suatu hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Saat pandemi melanda dunia semua kegiatan di luar rumah ditiadakan dan dipindahkan ke rumah masing-masing. Semua orang berada di rumah melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti bekerja, bermain, bersenda gurau dan melakukan kegiatan yang biasanya dilakukan di luar rumah termasuk belajar yang biasanya dilakukan di sekolah saat ini harus dilakukan di rumah.
Bagi sebagian orang belajar dari rumah menjadi momok yang menghantuinya. Belajar tidak dapat dilakukan karena tidak ada yang mengawasi dan membimbingnya. Orang tua menjadi kesal karena terbebani oleh kegiatan pembimbingan belajar anak. Mirisnya lagi orang tua menjadi panik yang akhirnya berujung pada penyengsaraan anak.
Orang tua tega mengambil tindakan kekerasan pada anaknya sehingga membuat anaknya cidera. Begitu juga anak menjadi tidak bisa belajar karena tidak ada bimbingan dari guru yang biasanya dilakukan di sekolah. Anak-anak juga menjadi bingung bahkan stress karena jauh dari teman-teman sekolah. Akhirnya kondisi rumah menjadi tidak kondusif dan bahkan tidak terkendali.
ADVERTISEMENT
Kondisi di atas mestinya tidak harus terjadi bila masing-masing anggota keluarga menyadari akan tugas dan perannya. Dalam hal ini orang tua menjadi pengendali utama untuk membuat suasana belajar di rumah menjadi indah. Orang tua adalah pendidik pertama dan utama dari masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
Betapapun majunya suatu keluarga baik dalam pengetahuan maupun teknologi, peran orang tua tidak dapat tergantikan oleh orang lain terutama dalam pendidikan. Agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan di rumah ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua:
Pertama, orang tua harus memahami dan menunaikan kewajibannya sebagai pendidik, pembimbing, pengasuh dan perawat dalam keluarga. Inilah langkah awal menciptakan pembelajaran menyenangkan dalam keluarga.
Kedua, orang tua harus menyadari akan kebutuhan dan hak anak dalam keluarga. Seringkali orang tua tidak memenuhi kebutuhan anak dan tidak memberikan hak-hak anak pada hal orang tua mampu untuk memenuhinya. Kebutuhan anak meliputi jasmani, rohani dan sosial. Kebutuhan jasmani meliputi pertumbuhan dan kesehatan anak. Dalam hal ini orang tua harus memberikan anak makanan bergizi agar pertumbuhan jasmani dan otak anak perkembangan sempurna. Makanan bergizi bukan berarti makanan mahal akan tetapi meliputi menu seimbang yang mengandung unsur-unsur gizi.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan rohani anak meliputi pengembangan moral dan agama. Anak perlu diberikan pendidikan moral mulai dari lahir bahkan dari dalam kandungan. Begitu juga pendidikan agama harus ditanamkan sedini mungkin. Jika terpenuhinya kebutuhan rohani ini, maka insya Allah anak akan memiliki keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan karakter yang baik dan terpuji.
Selanjutnya adalah kebutuhan sosial anak. Dalam hal ini pemenuhannya melibatkan orang lain dan tidak dapat dilakukan sendiri oleh orang tua karena sosial anak akan berkembang membentuk spiral. Diawali dari anak mengenal orang tuanya, anggota keluarga, tetangga, teman sebaya, sekolah, masyarakat setempat, masyarakat pada umumnya hingga seantero dunia.
Gambar ini menunjukkan adanya perkembangan sosial anak yang pada awalnya masih sedikit (ruang lingkup kecil) yang dikenalinya seperti anggota keluarga kemudian anak mengenal tetangga atau teman sebaya, lama kelamaan menjadi banyak (memiliki ruang lingkup besar).
ADVERTISEMENT
Ketiga adalah melaksanakan pembimbingan belajar terhadap anak setiap saat, lebih-lebih lagi disaat pandemi yang memaksa semua orang tunduk pada aturan yang dikeluarkan pemerintah. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh dari rumah masing-masing.
Guru memberikan pembelajaran melalui e-learning dan anak harus mengikuti instruksi gurunya. Di sinilah perlunya bimbingan dari orang tua agar anak tidak stress dan malas belajar. Orang tua harus memberikan bimbingan dengan sabar, memberikan dorongan agar anaknya bisa belajar dengan baik.
Kondisi rumah harus diciptakan oleh orang tua senyaman mungkin. Orang tua harus mengikuti alur berpikir anak dan jangan pernah mencoba memaksakan kehendak atau memaksa anak untuk belajar. Biarkan anak menyelesaikan kewajiban sesuai kemampuan. Jika anak mengalami kesulitan orang tua segera memberikan bantuan dan bimbingan.
ADVERTISEMENT
Orang tua harus mengapresiasi kerja anak meskipun belum maksimal. Beri kesempatan pada anak untuk mengatur cara dan waktu belajarnya sepanjang tidak menyalahi ketentuan yang sudah disepakati.
Situasi yang paling indah adalah belajar bersama dengan menggunakan kegiatan, bahan dan alat-alat yang ada di rumah dan lingkungan seperti membersihkan rumah bersama, berkebun bersama, memasak bersama dan santai bersama sambil belajar dan bersenda gurau.