Literasi Digital: Menjadi Pendidik Cakap Digital agar Pendidikan kian Maju

Buhairi Rifqa Moustafid
Research Assistant at the Veterinary Research Center, National Research and Innovation Agency (BRIN). Pursuing a Master's in Biotechnology at UGM. Former teacher dedicated to science. Constantly learning and eager to share knowledge.
Konten dari Pengguna
29 Maret 2024 9:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Buhairi Rifqa Moustafid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menjadi Pendidik cakap digital agar Pendidikan semakin maju dan tak ketinggalan zaman (Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Menjadi Pendidik cakap digital agar Pendidikan semakin maju dan tak ketinggalan zaman (Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cakap digital bagi Pendidik penting dilakukan agar pendidikan yang merupakan fondasi utama bagi kemajuan suatu bangsa dapat terfasilitasi kebutuhannya.
ADVERTISEMENT
Namun, perubahan zaman dan pesatnya perkembangan teknologi memunculkan tantangan baru bagi para pendidik dan juga pendidikan itu sendiri.
Saat ini, menjadi seorang pendidik tak hanya mengharuskan penguasaan terhadap kompetensi tradisional dalam mengajar, tetapi juga kecakapan dalam dunia digital.
Pemaparan ini menjadi fokus utama dalam sebuah seminar yang diadakan baru-baru ini.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia telah mengadakan seminar daring bertajuk Literasi Digital: "Menjadi Pendidik yang Cakap Digital".
Seminar ini berlangsung pada hari Rabu, 27 Maret 2024 melalui platform Zoom Meeting.
Dalam seminar ini, terdapat empat narasumber yang ahli di bidangnya, yaitu Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari, Wakil Ketua Komisi I DPR RI; Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI; Agus Dwianto, S.Pd., M.Pd., Kepala SMP Negeri 2 Girimarto Kabupaten Wonogiri; serta Muhammad Ihsan Fauzi, S.Si., M.M., C.H., C.Ht., Kepala Sekolah SMAIT Nur Hidayah.
ADVERTISEMENT
Seminar ini menjadi bagian dari upaya Kemenkominfo dalam mendukung Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Seminar ini memiliki beberapa tujuan, di antaranya:
-untuk mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi
-memberdayakan masyarakat dalam memilah dan memilih informasi yang bermanfaat
-memberikan informasi yang lengkap tentang pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh APTIKA
-mendorong peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran di masa pandemi
-memfasilitasi jaringan informasi dan komunikasi dua arah antara masyarakat dengan pihak lainnya.
Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.
Acara dimulai pada pukul 13.00 WIB dengan hiburan dari sebuah band sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Para peserta juga disuguhkan dengan video-video yang relevan dengan topik literasi digital.
Acara dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) yang menyapa para narasumber dan peserta.
Ketika memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan pengaturan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan diskusi.
Seminar ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pendidik, terutama dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara efektif dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, pendidik dapat menjadi agen perubahan yang mampu meningkatkan literasi digital di kalangan siswa dan masyarakat secara luas.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, DPR, pendidik, dan berbagai pihak terkait, diharapkan literasi digital dapat menjadi bagian integral dari pendidikan di Indonesia, mendukung kemajuan bangsa dalam era digital ini.
ADVERTISEMENT
Sesi pemaparan dimulai dengan pengantar dari Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari, yang menekankan pentingnya kemahiran digital bagi para pendidik.
Beliau menyampaikan bahwa dalam era digital seperti sekarang, sumber daya pendidikan, mulai dari bahan ajar hingga sarana dan prasarana, telah tersedia secara luas di dunia maya.
Dulu, untuk mencari referensi, seseorang harus mengunjungi perpustakaan dan membuka buku satu per satu.
Namun, kini, dengan hadirnya jurnal, artikel, dan buku dalam format digital, akses terhadap informasi menjadi jauh lebih mudah.
Oleh karena itu, seorang pendidik harus mampu menguasai teknologi digital agar tidak tertinggal dan dapat memberikan kinerja terbaik.
Seminar dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., melalui video.
ADVERTISEMENT
Beliau menjelaskan bahwa Indonesia bertekad untuk menjadi bangsa yang digital melalui program Indonesia Digital Nation.
Kementerian Kominfo RI, melalui Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA), terus berkomitmen dalam meningkatkan literasi digital melalui berbagai program, baik untuk masyarakat umum, pemerintahan, maupun dunia pendidikan.
Transformasi digital dianggap penting untuk menggerakkan ekonomi bangsa dan memberikan peluang baru bagi masyarakat.
Pemaparan materi dilanjutkan oleh Bapak Agus Dwianto, S.Pd., M.Pd., yang membahas tentang digitalisasi pendidikan.
Beliau menjelaskan bahwa pembelajaran saat ini telah bertransformasi menjadi pembelajaran digital, terutama setelah pandemi Covid-19.
Semua sumber belajar kini dapat diakses dengan mudah melalui teknologi.
Pembelajaran digital memberikan berbagai manfaat, seperti pembelajaran jarak jauh, personalisasi pembelajaran, dan interaktivitas yang meningkatkan keterampilan teknologi bagi siswa dan guru.
ADVERTISEMENT
Berbagai bentuk pembelajaran digital, seperti blended learning, e-learning, dan adaptive learning, semakin menguatkan pendidikan di era digital ini.
Muhammad Ihsan Fauzi, S.Si., M.M., C.H., C.Ht., menjadi pemateri terakhir yang membahas tantangan dan peluang di era digital.
Beliau menguraikan konsep 6 D pertumbuhan eksponensial, yang mencakup digitalisasi, keterlenaan, disrupsi, dematerialisasi, dan demokratisasi.
“Democratization inilah yang menjadi puncaknya, karena semua serba berkelimpahan dan berbiaya minimal sekali, maka terjadilah era ‘abundance’ atau ‘free economy’ atau ‘sharing economy’.”, sebut Pak Ihsan.
Beliau menegaskan bahwa penting untuk mempersiapkan diri dengan grit dan growth mindset.
Grit, sebagai kualitas ketahanan dan ketekunan dalam mencapai tujuan, serta growth mindset, sebagai cara berpikir bahwa segala sesuatu dapat dicapai melalui kerja keras dan pembelajaran terus-menerus.
ADVERTISEMENT
Selain itu, beliau juga memperkenalkan berbagai aplikasi kecerdasan buatan yang dapat digunakan oleh guru untuk mendukung pembelajaran, seperti Canva, lumen5, Sway, Crello, Powtoon, Quizlet, MindMeister, Google Classroom, Edpuzzle, dan Scribesense.