Bersama IDI, Dompet Dhuafa Bangun Layanan Kesehatan dan Pojok Nutrisi Keluarga di Papua

TajukTimurNews
Berita dari Maluku Utara, Papua, Maluku dan Papua Barat seputar Politik, Sosial, Ekonomi, Bisnis, Hukum, Wisata, Tekno, Olahraga dan Internasional
Konten dari Pengguna
20 Januari 2018 5:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari TajukTimurNews tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
WAMENA (TAJUKTIMUR.COM) – Dompet Dhuafa bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendirikan Layanan Kesehatan dan Pojok Nutrisi Keluarga di Distrik Agat, Kabupaten Asmat, Papua. Kerjasama ini dilakukan dalam rangka membantu penanganan kasus gizi buruk dan campak di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
General Manager Program Kesehatan Dompet Dhuafa, Dr. Rosita Rivai, menuturkan bahwa rencana awal tim adalah menginisiasi Pos Layanan Kesehatan dan Pojok Nutrisi Keluarga.
“Kerjasama antara Dompet Dhuafa dan IDI untuk penanganan kasus gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat akan mendirikan Layanan Kesehatan dan Pojok Nutrisi Keluarga yang didalamnya akan ada pelayanan yang lebih holistik untuk Penanganan dan Pencegahan gizi buruk dan campak,” jelasnya.
Sementara, Sekretaris Jenderal PB IDI dr. Moh Adib Khumaidi, Sp.OT, menegaskan bahwa program yang akan dijalankan harus bersifat berkelanjutan.
“Dalam kasus Asmat ini, program yang dijalankan nantinya program yang sekedar hadir dan selesai, tapi juga program yang berkelanjutan, dimana Program pemberdayaan dan program edukasi untuk masyarakat setempat sehingga dapat membangun kesadaran masyarakat lokal dalam menangani kasus yang dihadapi saat ini,” katanya.
ADVERTISEMENT
Tim pertama yang terdiri dari 2 orang Dokter yaitu Dr Safitri Rahmadani dan Dr. Rahmadani serta satu orang petugas kesehatan Bapak Tumijan dari Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Papua melakukan Rapid Health Assessment atau mengumpulkan data-data terkait dampak wabah Campak dan Gizi Buruk. Mereka menempuh perjalanan yang panjang dan rumit demi menghasilkan rekomendasi untuk penentuan program prioritas kolaborasi ini.
Ketua Tim yang dipimpin Dr. Fitri mengatakan, pihaknya melakukan koordinasi ke posko Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak dan Gizi Buruk. Posko tersebut merupakan tempat berkumpulnya tim kemanusiaan untuk kasus ini.
“Posko ini bertempat di distrik Agat, Kantor Dinas Kesehatan, dan Gedung Pendidikan Wawasan Kebangsaan Worou Cem. Tim juga akan berkoordinasi dengan dr. Steven Langi, Kabid Kesmas Dinkes Kab. Asmat yang juga menjadi Penanggung jawab Satgas Penanggulangan KLB,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Adapun rata-rata jarak tempuh dari Agat menuju beberapa distrik harus dilalui dengan speed boat dengan waktu 1,5-7 jam itupun terjauh yaitu Distrik Suru-suru dengan waktu tempuh 7 jam melalui rawa.
Di kutip dari rilis berita resmi yang diterima tajuktimur.com, Jumat (19/1/2018) data anak meninggal dunia dari beberapa distrik dan RSUD yang diperoleh dari lokasi hingga saat ini yaitu Distrik Pulau Tiga terdapat 37 jiwa, Distrik Fayit dengan 14 jiwa, Distrik Aswi 8 Jiwa, Distrik Akat 4 Jiwa dan di RSUD Asmat 4 Jiwa.
Ke depannya, Dompet Dhuafa dan IDI akan kembali mengirimkan tim secara periodic untuk menjalankan program yang direncanakan bersama.
(dwisan/ttcom)