Konten dari Pengguna

Musik Jedag-Jedug: Mengiringi Gaya Hidup Flexing di Media Sosial

Talitha Afifah
Magister Kajian Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga
2 Juni 2024 18:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Talitha Afifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Elviss Railijs Bitāns: https://www.pexels.com/photo/blue-vinyl-record-playing-on-turntable-1389429/
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Elviss Railijs Bitāns: https://www.pexels.com/photo/blue-vinyl-record-playing-on-turntable-1389429/
ADVERTISEMENT
Musik Jedag-Jedug (JJ) adalah jenis musik remix yang memiliki beat yang kuat dan ritmis dengan tempo yang cepat. Musik JJ ditandai dengan keberadaan beat yang dominan, memberikan kesan energik dan dinamis. Musik ini berasal dari remix lagu-lagu populer, yang diperkaya dengan penambahan elemen elektronik, perubahan tempo, dan peningkatan beat. Selain itu, musik ini juga dilengkapi dengan efek audio tambahan seperti bass yang dalam, suara kilat, dan berbagai efek suara lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik musik. Musik ini sering dijumpai sebagai latar belakang untuk mengiringi berbagai konten.
ADVERTISEMENT
Dalam era digital saat ini, penggunaan aplikasi pengeditan video semakin populer. Video Jedag-Jedug berasal dari template aplikasi CapCut, yang memanfaatkan beberapa foto dan disesuaikan dengan beat musik jedag-jedug. Banyak yang memilih menggunakan musik Jedag-Jedug sebagai pengiring konten-konten mereka karena musik ini telah menjadi viral. Banyak editor yang antusias dalam mengedit lagu-lagu populer dan melakukan remixnya. Viralnya musik jedag-jedug disebabkan oleh beat yang energik, menarik minat penonton untuk menonton konten yang menggunakannya hingga selesai.
Melihat musik Jedag-Jedug sebagai trend yang menarik di berbagai media sosial terutama TikTok, karena memiliki beat yang kuat dan sangat energik. Musik ini sering digunakan untuk mengiringi berbagai jenis konten. Mulai dari konten pencapaian hidup, gaya hidup, hingga unboxing barang baru atau konten yang memamerkan sesuatu tentang diri mereka. Pengguna merasa musik ini sangat pas dipakai untuk mengiringi konten yang menampilkan sesuatu agar terlihat keren dan kekinian. Tapi di sisi lain, musik JJ menjadi terlalu sering dipakai untuk konten-konten memamerkan sesuatu secara mencolok, sampai-sampai terkesan flexing yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
Musik Jedag-Jedug telah berkembang menjadi simbolisme dari fenomena flexing dalam budaya media sosial saat ini. Fenomena ini awalnya terkait dengan menampilkan kekayaan atau prestasi secara terbuka di media sosial, tetapi seiring waktu, konsep ini telah berubah menjadi lebih tentang mengekspresikan gaya hidup yang keren, aktif, dan dinamis. Beat yang kuat dan energik dari musik ini menciptakan suasana yang membangkitkan semangat untuk menampilkan aktivitas atau barang-barang yang menarik perhatian dalam konten flexing.
Penggunaan musik Jedag-Jedug dalam konten flexing mencerminkan adaptasi budaya yang terus berubah di media sosial, di mana konsep flexing telah berkembang menjadi lebih inklusif dan lebih berfokus pada pengalaman bersenang-senang daripada sekadar menunjukkan kekayaan. Oleh karena itu, musik Jedag-Jedug tidak hanya menjadi latar belakang audio, tetapi juga simbol dari gaya hidup yang aktif, dinamis, dan terbuka terhadap tren dan kegiatan sosial saat ini dalam konteks budaya flexing di media sosial.
ADVERTISEMENT