Konten dari Pengguna

Meme untuk Menyindir Kinerja Pemerintah

TALITHA VANIA
mahasiswa universitas islam Indonesia
21 Desember 2020 13:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari TALITHA VANIA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada abad ke 21 dekade pertama, terdapat gaya komunkasi baru yaitu new media, gaya ini disebut juga dengan meme. Meme ini dipopulerkan oleh Richard Dawkins yang mengangkat mutasi suatu gen dalam menyalin dan memperbanyak diri. Richard Dawkins menjelaskan meme adalah sesuatu penerusan budaya melewati salinan ide, hasil pemikiran yang menjorok ke pada kognisi manusia (Allifiansyah, 2016). Meme sendiri memiliki pengertian yang dipopulerkan oleh tokoh ahli biologi Richard Dawkins. Pada tahun 1976 didalam buku berjudul The Selfish Gene. dalam buku tersebut dijelaskan bahwa perkataaan pertama yang disampaikan oleh Dawkins tentang kata Mimeme yang ini berawal dari Bahasa Yunani yang berbunyi seperti gen. Dawkins berkeinginan orang-orang tidak keberatan dengan ia menyingkatnya menjadi meme (Hidayah & Putri). Meme memiliki bentuk visual, audial, teks, hyperlink atau kombinasi. Para creator meme, membuat meme dengan mililki suatu makna yang menggambarkan tentang kejedian keadaan sekarang, atau perasaan sangcreator.
ADVERTISEMENT
Kemunculan meme di indonesia sendiri tidak diketahui kapan pastinya, meme sendiri popular awal pada situs Yeahmahasiswa.com pada tahun 2009an yang membagikan meme tentang prodi dan sindiran kehidupan keseharian mahasisa seperti skripsi, tugas akhir, dan IPK. Hingga akhirnya meme lalu berkembang ke arah yang lebih luas. Akselerasi penyebarannya meme lewat jejering media social maupun situ-situs internet, serta kepintaran meme dalam mereplikasi diri, sejalan dengan konsep Herny Jenkis, dimana Herny menjelaskan tentang karateristik produk media baru. Produk media baru harus menyebar, dan bila tidak produk ini akan hilang Jenkis (dalam allifiansyah. 2016). Produk media baru disini adalah meme, meme meluas dengan cara imitasi, difusi, dan replikasi secara berlanjut melalui situasi keadaan kejadian sekarang. Pada penerapan meme sekarang bukan tentang hiburan jenaka ala anak-anak muda, tetapi meme sekarang seakan berkembang menjadi wadah untuk dijadikan sebuah komunikasi baru yang memiliki makna politik. Tidak dapat dipungkiri sekali lagi bahwa fenomena meme merupakan sebuah gender gaya komunikasi di era media baru dengan bentuk dari participatory digital culture wiggins & Bowers (dalam allifiansyah. 2016). Penggunaan meme untuk menyindir kinerja pemerintah kita dapat melihat akun media social Instagram Nurhadi-Aldo, dan @memecomic.id
ADVERTISEMENT
Nurhadi-aldo merupakan capres dan cawapres fiktif, dua sosok ini merupakan penyebab hadirnya isu-isu politik yang lebih fresh. Isu-isu politik ini dimuat dalam bentuk meme yang diisi dengan tulisan yang menghibur, dan kocak. Nurhadi-aldo juga menggunakan meme untuk membicarakan fenomena kejadian sekearang. Nurhadi-Aldo dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia, terbukti dengan akun Instagram mereka yang di-follow oleh 502.000 akun. Pada penelitian yang telah dilakukan kemunculan Nurhadi-Aldo bukan semata-mata tentang hiburan. Nurhadi-Aldo merupakan tempat saran untuk mengkriktik kinerja pemerintah. Kritikan ditunujukan ke pemerintah terkiat dengan masalah korupsi, Nurhadi-Aldo sendiri menggunakan Bahasa satire untuk menuliskan kata dalam meme mereka. Nurhadi-aldo sendiri menciptakan dialog yang ringan tentang politik sehingga, semua orang dapat dengan mudah memahami politik. Nurhadi-Aldo sendiri memberikan aura politik yang simple, kocak, dan sederhana. Selain itu hadirnya Nuharhadi-Aldo memposisikan diri mereka menjadi sebuah perendam polarisasi masyarakat, dengan menyenderhanakan masalah, penyatuan masyarakat dalam satu tema sentral, permunculan diri sebagai pihak alternatif penyelesaian masalah.
ADVERTISEMENT
Selain Nurhadi-Aldo kita dapat melihat bahwa @memecomic.id juga mengupload meme yang memiliki konteks atau tema yang sama dengan Nurhadi-Aldo, ketidak setujuannya dengan tindakan atau kejadian kinerja pemerintah yang di Indonesia pada saat ini. Para creator mengekspresikannya melalui meme bergambar yang disertakan dengan tulisan. Penggunaan meme ini sendiri dapat mengekpresikan ketidak setujuan mereka dengan kinerja pemerintah saat ini hal tersebut dapat lihat pada akun Instagram @memecomis.id. @memecomis.id mengupload meme yang bermuatkan tentang sindiran kejadian yang terjadi saat menjelang pemilihan presiden 2019 dengan menggunakan meme. @memecomis.id mengupload secara tidak frontal, sehingga penyebarannya dapat dengan mudah memberikan masukan mengenai ketidak setujuannya dan kemarahan masyarakat tentang isu isu sosial dan politik yang terjadi di Indonesia. Akun @memecomis.id sendiri merupakan salah satu kumpulan komunitas meme yang lahir pada tahun 2012.
ADVERTISEMENT
Pada penerepan meme sekarang dapat mengindikasikan bahwa masyarakat, telah menggunakan media baru, untuk menyampaikan pendapat mereka untuk mengkriktik pemerintah. Lahirnya meme membuat tidak ada batasan atau ketakutan bagi para creator untuk berpendapat sekaligus mengekspresikan isu politik dan isu social yang terjadi di Indonesia. Sehingga munculnya meme memungkinkan terjadinya demokrasi digital dimana individu berkreasi menggunakan meme dengan tema politik. Seperti yang dilakukan oleh Nurhadi-Aldo, dan @memecomic.id mereka membukakan mata tentang bahwasanya meme bukan hanya sekedar tentang hiburan jenaka, tetapi meme juga dapat digunakan dalam mengkritik atau menyinggung kejadian fenomena Indonesia saat ini. Meme dengan mudah diterima oleh masyarakat karna gambar atau teks yang dibuat mengadung sedikit humor, sehingga memudahkan masyarakat dapat menerimanya. Para pekerja pemerintahpun mengetahui permasalahan yang terjadi di Indonesia melalui meme yang diupload melalui media social atau situs internet lainnya.
ADVERTISEMENT